SAW VII (2010)

Tidak ada komentar

Akhirnya franchise film Saw memasuki bagian yang ketujuh. Franchise yang terkenal dengan perangkap sadisnya ini akhirnya direncanakan memasuki tahap yang terakhir. Dan untuk menandai berakhirnya franchise horror tersukses ini, Saw VII dirilis dalam format 3D. Bukan 3D hasil konversi tapi di-shoot dengan kamera 3D. Tapi karena saya menonton bukan pada format 3D jadi posting ini tetap berjudul "SAW VII" bukan "SAW 3D". Saya sendiri tidak mengikuti secara runtut franchise ini dari awal sampai akhir. Dari 6 film yang udah rilis, yang saya tonton cuma film pertama dan keempat, plus film pendek yang rilis sebelum film panjang pertamanya. Khusus untuk film pendek dan film pertamanya saya acungi jempol karena berhasil ngasih kombinasi gore dan teka-teki yang cukup cerdas. Tapi film keempatnya buat saya terlalu umbar kekerasan tanpa kecerdasan. Dari review yang saya baca, seri yang lain (II-VI) juga kurang lebih sama. Jadi apakah film penutup franchise ini akan berhasil mengembalikan kebesaran Jigsaw dengan embel-embel 3D atau malah makin menegaskan keruntuhannya?

Seorang survivor dari Jigsaw bernama Bobby mulai sering tampil ke media sebagai guru bagi para survivor Jigsaw yang lain. Selain menulis buku tentang pengalamannya bertahan hidup dari perangkap Jigsaw, Bobby juga mengajak para survivor lain untuk menceritakan pengalaman mereka supaya bisa membuat hidup mereka menjadi lebih baik seperti sebelum mereka masuk ke perangkap Jigsaw. Disisi lain teror perangkap Jigsaw mulai "go public" alias ditampilkan dimuka umum. Hal ini menyebabkan sang serial killers namanya makin tersebar luas dan makin dikenal sekaligus dicari.
Sementara itu Hoffman sang suksesor Jigsaw berusaha mencari dan membunuh Jill Tuck, istri dari John sang Jigsaw asli yang di film sebelumnya berusaha membunuh Hoffman tapi gagal. Hoffman juga tetap tidak lupa menyiapkan perangkap-perangkap sadis baru bagi orang lain yang dia anggap harus menghargai hidup layaknya korban Jigsaw sebelumnya. Seperti yang saya bilang, saya gak nonton lewat versi 3D jadi kualitas film ini dimata saya gak akan terkatrol lewat kualitas 3D-nya. Kalo dari jalinan cerita emang saya sempat sedikit bingung lantaran gak ngikutin franchise ini secara lengkap, tapi untungnya ceritanya cukup sederhana jadi kebingungan gak berlangsung lama.

Kekuatan utama film ini jelas ada pada kesadisan dan teka-teki yang ada di perangkapnya. Kalo buat saya teka-teki yang ada jelas berasa dangkal tapi dipaksain cerdas. Untung adegan gore yang ada cukup sukses menghibur. Gimana darah dan hamburan bagian tubuh yang ada sanggup memberikan kesan sadis yang menghibur buat para penggila film sejenis. Saya pribadi cukup terhibur dengan kesadisan yang ada.

Dari cerita, film ini sebenernya punya potensi buat jadi penutup yang bagus dari franchise Saw. Dimana banyak teka-teki yang terbongkar, lalu beberapa tokoh dari film terdahulu yang ditampilkan kembali, lalu bagaimana pesan moral untuk memaknai hidup ditampilkan pada sesi yang lebih tinggi. Tapi itu semua sayangnya tersia-sia. Ketidakberhasilan merangkum hal-hal diatas dengan baik membuat SAW VII ini kurang tampil maksimal sebagai penutup franchise bahkan bisa dibilang sangat kurang. Padahal kalo hal-hal diatas bisa lebih dimaksimalkan saya berani menyatakan bahwa film ini berpotensi jadi yang terbaik dari rangkaian franchise SAW. Oya, disini vokalis Linkin Park, Chester Bennington ikut tampil sebagai salah satu korban. Dan kalo saya liat dia gak perlu berakting maksimal, kenapa? Karena perannya disini hanya dituntut menjerit sekerasnya dimana itu udah jadi teknik andalannya.

OVERALL: Sebuah penutup yang kurang maksimal dan berujung kekecewaan buat saya. Tapi kesadisan yang ada cukup menghibur.

RATING:

Tidak ada komentar :

Comment Page: