THE SMURFS (2011)

Tidak ada komentar
Mendengar "The Smurfs" memori saya teringat kembali akan kenangan masa kecil sekitar lebih dari 10 tahun yang lalu. Saat itu entah hanya disekitar rumah saya atau memang disemua tempat sedang ngetren sebuah stiker yang bergambar karakter-karakter Smurfs. Saat itu semua anak dikampung saya berusaha mengoleksi sebanyak mungkin baik dari membeli ataupun mengadakan permainan yang mempertaruhkan stiker-stiker tersebut. Tapi kondisi yang saat itu kami sebut sebagai "musim smurf" itu tidak bertahan sampai setahun karena setelah itu stiker-stiker tersebut sudah "tidak ngetren" lagi. Karenanya disaat film mengenai tokoh-tokoh komik buatan Peyo ini dibuat film layar lebarnya lebih dari 10 tahun kemudian, saya tidak terlalu antusias, hanya sedikit bernostalgia saja. Apalagi track record film-film yang mencampurkan animasi CG dengan live action kualitasnya jarang yang istimewa.

Disebuah desa tersembunyi, hidup makhluk-makhluk biru kecil yang disebut Smurf. Smurf-smurf tersebut dipimpin oleh Papa Smurf yang merupakan tetua desa dan menjadi ayah bagi para smurf yang berjumlah 99 pria dan 1 wanita yang bernama Smurfette. Tiap-tiap smurf mempunyai nama yang unik sesuai dengan kepribadian masing-masing, mulai dari Brainy yang pintar sampai Clumsy yang ceroboh. Walaupun hidup mereka terlihat damai, tapi sebenarnya mereka selalu dikejar-kejar oleh seorang penyihir jahat bernama Gargamel dan kucingnya, Azrael.

Sampai suatu hari akibat kecerobohan Clumsy yang membuat Gargamel berhasil memasuki kampung mereka, beberapa Smurf menjadi tersedot kedalam sebuah lubang yang membawa mereka kedunia manusia dan membawa mereka bertemu dengan pasangan suami istri, Patrick dan Grace. Kini para smurf harus berusaha mencari jalan kembali kedunia mereka sembari menghindari kejaran Gargamel yang juga ikut masuk kedunia manusia.

"The Smurfs" tidak jauh beda dengan "Hop" dari semua sisinya. Karakter-karakter yang dibuat dengan CG, plot yang sederhana dan sangat biasa, sampai lelucon yang kekanak-kanakan karena memang pangsa pasarnya adalah anak-anak. Tapi apa yang disajikan oleh "The Smurfs" sayangnya masih sedikit dibawah "Hop". Lelucon dari kedua film tersebut memang sama-sama kekanak-kanakan, tapi untuk "The Smurfs" terasa jauh lebih standar dan lebih garing. Penokohan karakter yang ada juga standar, yaitu ada pria yang waktunya tersita demi pekerjaan dan istrinya yang lebih bijak. Untungnya karakter Gargamel meskipun juga agak standar tapi tidak ditampilkan terlalu konyol sehingga masih bisa menghibur saya dengan kepolosan dan ketidaktahuannya terhadap dunia manusia.

Dari segi cerita seharusnya film ini bisa jauh jauh lebih bagus dan kreatif lagi mengingat komiknya juga bukan berisi cerita super standar dan terlalu kekanakan seperti filmnya. Nilai lebih untuk film ini yang paling terasa ada pada penggmabaran karakter Smurf yang dengan CGI yang bagus terlihat mereka menjadi karakter yang cukup lucu dan menggemaskan. Kredit lebih saya berikan pada karakter Smurfette. Isian suara dari Katy Perry yang nyaman didengar dan sedikit centil benar-benar menghidupkan karakter smurf wanita ini menjadi imut dan menggemaskan sehingga menjadi scene stealer buat saya. Sebenarnya Smurfette punya bacground masa lalu yang bisa digali namun sayang hal itu tidak dilakukan dan hanya muncul secara lisan lewat certia dari Smurfette sendiri.

Keseluruhan film ini agak mengecewakan mengingat banyaknya kekurangan disana sini. Mungkin andaikan film ini dibuat murni animasi hasilnya akan jauh lebih baik. Ide membuat film ini menjadi trilogi sementara ini adalah ide yang buruk andaikan sekuelnya akan tetap dibuat dengan pendekatan yang sama layaknya sekuel-sekuel "Alvin and the Chipmunks" yang makin membosankan saja.

RATING:

Tidak ada komentar :

Comment Page: