CONFESSIONS (KOKUHAKU)

4 komentar

Saya tidak bisa tidak membandingkan film ini dengan pemenang "Best Foreign Language Film" di Oscar 2011 lalau, yakni "In A Better World". Keduanya sama-sama berpusat pada tema balas dendam yang dilakukan tokoh utamanya. Tapi film ini "hanya" berhasil sampai 9 besar alias January Shortlist. Padahal buat saya "Confessions" masih lebih baik daripada "In A Better World" Hal yang membuktikan juri Oscar lebih suka film yang positif dan cerah. Bahkan film tearjerker-pun harus ditampilkan dengan positif dan cerah untuk memenangkan hati juri Oscar (ingat Departure?) Sedangkan film ini lebih terasa gelap dan depresif yang sepertinya sulit mendapat hati para juri Oscar. Film yang memiliki judul asli "Kokuhaku" ini mengetengahkan kisah balas dendam seorang guru wanita yang "menghukum" 2 orang muridnya yang telah menyebabkan kematian putri tunggal sang guru.

Yuko Moriguchi (Takako Matsu) sedang berbicara di depan kelasnya dimana sebagian besar muridnya tidak mendengarkan dan hanya bermain dan ribut sendiri sambil meminum susu kotak yang dibagikan oleh gurunya. Tapi seketika mereka terdiam saat mendengar pengakuan Yuko. Dia bercerita mengenai putrinya yang ditemukan tewas di kolam sekolah. Polisi mengatakan sang putri meninggal karena kecelakaan dan tenggelam. Tapi Yuko berkata dia mengetahui bahwa putrinya sesungguhnya mati karena dibunuh oleh 2 orang murid dalam kelas tersebut. Yuko memilih tidak menyebutkan secara gamblang siapa nama mereka tapi mulai sedikit demi sedikit membeberkan fakta yang perlahan membuat murid yang lain mengetahui siapa pelakunya. Dan diakhir pengakuannya Yuko memberikan satu fakta yang sangat mengejutkan khususnya bagi 2 orang pelaku itu. Ternyata Yuko bermaksud menghukum mereka berdua dengan caranya sendiri supaya kedua muridnya tersebut lebih menghargai makna hidup.

4 komentar :

Comment Page:

NEKROMANTIK (1987)

Tidak ada komentar

Saya bisa begitu santai dan tenang dalam menonton film slasher yang notabene mengandalkan berbagai adegan sadis, darah dan potongan tubuhyang berhamburan dimana-mana. Tapi ternyata lewat film inilah saya merasakan mual dan begitu miris dalam pengalaman menonton film. Film yang disutradarai oleh sutradara asal Jerman, Jorg Buttgereit ini menghadirkan kisah sepasang kekasih yang merupakan necrophilia alias terobsesi dengan kematian dan mayat. Film ini menghadirkan berbagai macam adegan yang sebenarnya begitu minim darah, namun penggambaran necrophilia yang begitu nyatalah yang menjadi "kekuatan" utama film ini.

Rob (Daktari Lorenz) bekerja di sebuah perusahaan yang mengharuskannya melakukan pekerjaan yang menjijikkan buat saya. Perusahaan bernama "Joe’s Streetcleaning Agency" tersebut adalah perusahaan yang bekerja dalam hal bersih-bersih di jalan. Tapi bukan sampah yang dibersihkan melainkan mayat dari korban kecelakaan ataupun pembunuhan yang biasanya dalam kondisi sudah membusuk ataupun sangat parah. Tapi Rob justru sangat menikmati pekerjaannya. Hal itu dikarenakan dia bisa membawa pulang "oleh-oleh" kerumah untuk dinikmati olehnya dan Betty (Beatrice Manowski) sang kekasih. Oleh-oleh tersebut berupa potongan tubuh manusia baik mata, usus, sampai jantung yang dia taruh didalam toples berisi cairan formalin. Yak, Rob dan Betty adalah sepasang kekasih necrophilia. Sampai suatu hari Rob membawa pulang "oleh-oleh spesial" yaitu mayat manusia yang lengkap dan sudah membusuk. Mayat tersebut tentunya disambut gembira oleh Betty dan akhirnya mereka berdua mengajak "teman baru" mereka itu untuk melakukan adegan threesome paling unik yang pernah saya lihat dalam film.

Tidak ada komentar :

Comment Page:

I AM NUMBER FOUR (2011)

Tidak ada komentar

Menilik dari review kurang baik yang diberikan oleh kritikus terhadap film ini, ternyata saya masih mampu cukup menikmati "I Am Number Four" sebagai film ringan yang cukup menghibur. Diangkat dari novel berjudul sama, film yang diproduseri oleh Michael Bay dan Steven Spielberg ini nyatanya mampu memberikan hiburan yang cukup menyenangkan. Dengan adanya Michael Bay dan Steven Spielberg sebagai produser sudah bisa ditebak film ini akan mempunyai keunggulan dari segi spesial efek. Dari sutradara ada nama D.J. Caruso yang ditilik dari filmography miliknya tidaklah terlalu mengesankan tapi tidak terlalu buruk juga. Sedangkan dari daftar pemainnya tidaklah mengandalkan nama-nama besar layaknya film - film Caruso yang terdahulu. Alex Pettyfer baru mulai mendapat peran di film besar di tahun 2011 ini (Beastly). Ada juga Teresa Palmer, tapi yang paling menyita perhatian tentunya Dianna Agron yang melambung lewat perannya sebagai Quinn Fabray di serial "Glee".

Diceritakan ada 9 anak dari Planet Lorien yang dievakuasi ke Bumi untuk menghindari serangan para Mogadorians yang menghancurkan planet mereka. Kesembilan anak itu tinggal terpisah-pisah di Bumi bersama penjaga mereka masing-masing. Dengan kekuatan yang terpendam dalam diri mereka, apabila dewasa nanti mereka bersatu maka mereka akan sanggup menghancurkan bangsa Mogandorians. Tapi ternyata Mogadorians mampu melacak keberadaan mereka di Bumi. Secara berurutan anak-anak tersebut dibunuh mulai dari Number One sampai yang terakhir Number Three. Hal itu membuat Number Four menjadi buruan selanjutnya untuk dibunuh. Number Four sendiri hidup dengan nama John Smith (Alex Pettyfer) dan tinggal di Ohio bersama Henri (Timothy Olyphant) yang merupakan penjaganya.

Tidak ada komentar :

Comment Page:

WALTZ WITH BASHIR (2008)

Tidak ada komentar

Film biography dan semi dokumenter yang dikemas dalam bentuk animasi adalah konsep yang unik dan belum pernah saya lihat sebelumnya. Yang makin unik, film tersebut bukanlah produksi Hollywood melainkan buatan Israel. Sebelumnya saya baru sekali menonton film Israel yaitu "Lebanon". "Waltz With Bashir" juga garis besar ceritanya hampir sama yaitu mengenai perang Lebanon. Tapi kali ini ceritanya diangkat dari pengalaman sang sutradara sendiri yaitu Ari Folman yang dahulu sempat ikut dalam perang di Lebanon dan terlibat dalam peristiwa pembantaian yang terjadi disana.

Ari Folman suatu malam bertemu dengan rekannya yang sama - sama ikut dalam perang Lebanon, Boaz. Boaz bercerita mengenai mimpi buruk yang selalu dia dapat mengenai pengalamannya selama di Lebanon. Yang membuat Folman bingung adalah ternyata dia sama sekali tidak bisa mengingat apa yang terjadi dan apa yang dia lakukan disaat pembantaian di Sabra dan Shatila terjadi. Karena rasa penasarannya, Folman berusaha mencari tahu mengenai ingatannya yang hilang itu. Yang dia ingat hanyalah sebuah mimpi yang tidak jelas maknanya. Untuk mencari tahu mengenai ingatannya tersebut Folman mendatangi teman-temannya yang juga turut mengalami perang Lebanon bersama dirinya. Termasuk Carmi, salah seorang rekannya yang muncul didalam mimpi Folman dimana sekarang Carmi berada di Belanda. Apakah fakta sebenarnya yang terdapat pada malam pembantaian tersebut?

Tidak ada komentar :

Comment Page:

NO STRINGS ATTACHED (2011)

2 komentar

Saya bosan dengan pemilihan film Ashton Kutcher sebagaimana saya bosan dengan Jennifer Aniston. Keduanya sama-sama terjebak di karakter yang itu-itu saja dan berputar di genre komedi romantis. Saya sudah melewatkan film-film Aniston, dan saya juga sepertinya akan melakukan hal yang sama pada film Kutcher. Tapi untuk film ini saya putuskan menonton tidak lain karena faktor Natalie Portman. Totalitasnya dalam berakting dan tentunya dukungan wajah cantiknya (yang buat saya bukan cantik menipu tapi cantik alami) adalah modal yang sangat penting baginya dan hal yang membuat saya menjadi fans seorang Natalie Portman. Disutradarai juga oleh Ivan Reitman yang sudah berpengalaman menyutradarai film komedi romantis, dan ditambah tema seks didalamnya, film ini sebenarnya cukup berpotensi menjadi komedi romantis yang beda dan lebih baik dari film kebanyakan.

Adam (Ashton Kutcher) dan Emma (Natalie Portman) sebenarnya bukan termasuk teman dekat walaupun sudah saling mengenal sejak kecil. Tapi keduanya terus menerus bertemu secara tidak sengaja dalam beberapa tahun terakhir. Adam sendiri adalah seorang asisten di sebuah acara serial televisi (macam HSM) sedangkan Emma adalah seorang dokter. Suatu hari Adam yang berkunjung kerumah ayahnya yang merupakan bintang serial TV terkenal, Alvin (Kevin Kline) dikagetkan dengan fakta ayahnya sekarang berpacaran dan tentunya berhubungan seks dengan mantan pacar Adam dulu, Vanessa (Ophelia Lovibond).

2 komentar :

Comment Page:

? (TANDA TANYA)

Tidak ada komentar

Dari sebelum perilisannya film ini sudah memberikan daya tarik tersendiri. Selain nama besar Hanung Bramantyo, lihat saja dari judulnya yang cuma "?" Seolah menggambarkan isi pikiran calon penonton yang bertanya-tanya apa isi film ini nantinya. Belum lagi ditambah munculnya character poster untuk film ini. Jarang sekali bahkan sepengetahuan saya belum ada film Indonesia yang memunculkan charachter poster macam film ini. Bahkan setelah perilisannya film ini masih menuai cerita. Banyak yang mengatakan film ini melecehkan Islam dan sebagainya. Sebuah tudingan yang sepertinya sudah sering diterima Hanung sebelumnya (Perempuan Berkalung Sorban, Sang Pencerah). Tapi dibalik itu mayoritas orang memuji film ini sebagai karya bagus lain dari seorang Hanung.

Film ini berputar dalam kehidupan pemeluk 3 Agama yang berbeda, yaitu Islam, Katholik dan Buddha. Tan Kat Sun (Henky Solaiman) adalah pemilik restoran Cina yang juga pemeluk Buddha yang taat. Tapi dia adalah orang yang menghormati pemeluk Agama lain. Terbukti dari caranya memisahkan tempat dan alat-alat masak antara untuk daging babi dan daging lain yang halal. Tan Kat Sun juga mempunyai seorang putra bernama Hendra / Ping Hen (Rio Dewanto).Berbeda dengan ayahnya yang baik dan menghargai perbedaan, Hendra adalah broken home dan sering ributdan berkelahi karena masalah perbedaan. Di restoran milik Tan Kat Sun bekerja juga wanita muslimah berjilbab bernama Menuk (Revalina S. Temat) Dia hidup sederhana bersama sang suami, Soleh (Reza Rahardian) yang merupakan pengangguran. Karena masalah itu pula mereka seling bertengkar.

Tidak ada komentar :

Comment Page:

PAUL (2011)

4 komentar
Kolaborasi duo Simon Pegg & Nick Frost dengan sutradara Edgar Wright lewat "Shaun of the Dead" dan "Hot Fuzz" memang terbukti mampu meraih sukses. Saya sendiri sangat terhibur dan menyukai kelucuan Frost & Pegg ditambah gaya penyuteradaraan Edgar Wright di "Shaun of the Dead" (belum nonton "Hot Fuzz). Tapi bagaimana kalau duo itu bermain bersama di film yang disutradarai orang lain? Kali ini mereka bermain di sebuah film comedy+sceince fiction yang disutradarai oleh Greg Mottola (Superbad, Adventureland). Disini Pegg dan Frost juga menjadi penulis naskah dimana mereka berdua melakukan "road trip" supaya bisa menghasilkan naskah bagus sesuai inspirasi yang mereka dapat sepanjang perjalanan.

Graeme (Pegg) dan Clive (Frost) adalah sahabat bahkan bisa disebut "bromance" yang sedang menghadiri acara comic con. Keduanya memang penggila komik sehingga mau jauh-jauh datang dari Inggris. Selain menghadiri comic con, mereka berdua juga melakukan perjalanan melintasi Amerika menggunakan RV untuk mengunjungi lokasi-lokasi yang dipercaya pernah disinggahi alien. Dalam perjalanan mereka menjumpai kecelakaan dimana mereka melihat mobil yang menyalip mereka tiba-tiba terguling. Saat itulah mereka menjumpai pengemudi mobil tersebut yang ternyata adalah seorang (atau seekor) alien yang bernama Paul (Seth Rogen). Disitulah Paul meminta bantuan mereka berdua untuk menolongnya kabur dari agen rahasia pemerintah yang sedang memburu dirinya guna mengambil otak Paul untuk diteliti.

4 komentar :

Comment Page:

UNFORGIVEN (1992)

1 komentar
Sepanjang sejarah Oscar hanya ada 3 film ber-genre western yang berhasil memenangkan "Best Picture". Dan film yang disutradarai, diproduseri dan dibintangi oleh Clint Eastwood ini adalah salah satunya dan merupakan film western terakhir yang berhasil menang hingga sekarang. Selain menang di "Best Picture", film ini juga menang di 3 kategori lain termasuk "Best Director" untuk Eastwood dan "Best Supporting Actor" untuk Gene Hackman. Clint Eastwood sebenarnya juga mendapat nominasi "Best Actor" melalui film ini tapi dikalahkan Al Pacino.

Di sebuah kota bernama Big Whiskey terjadi sebuah insiden antara 2 orang koboi dan sekumpulan PSK dimana koboi tersebut melakukan kekerasan dengan menyerang salah seorang PSK dengan pisau dan menyayat wajahnya. Tentu saja wanita-wanita tersebut ingin si koboi dihukum seberat-beratnya. Tapi sheriff kota tersebut, Little Bill (Gene Hackman) yang tidak memperbolehkan adanya senjatar dan pembunuhan di kota tersebut berkehendak lain dan hanya menyuruh 2 koboi tersebut membayar denda berupa beberapa ekor kuda. Merasa tidak mendapatkan keadilan, wanita-wanita itu membuat pengumuman akan memberi $1,000 bagi siapa saja yang berhasil membunuh 2 koboi tersebut.

Seorang pemuda, The Scofield Kid (Jaimz Woolvett) tertarik akan hadiah tersebut. Dia lalu menuju Kansas untuk mengunjungi peternakan babi milik William Munny (Clint Eastwood) untuk merekrutnya dalam pekerjaan ini. Munny sendiri disaat muda dulu adalah bandit yang sadis dan seorang pembunuh berdarah dingin sebelum akhirnya sekarang dia hanya menjadi peternak biasa yang menghidupi 2 anaknya yang sudah ditinggal mati sang ibu. Awalnya Munny menolak tawaran tersebut. Tapi setelah merasa dirinya membutuhkan uang bagi kedua anaknya, akhirnya dia menerima tawaran itu. Di tengah perjalanan ikut bergabung juga partner dan kawan lama Munny, Ned Logan (Morgan Freeman). Tapi apakah kedua orang tua yang sudah lama tidak membunuh dan memegang senjata ini mampu untuk menuntaskan pekerjaan tersebut?
Diawal film saya masih tidak terlalu terkesan dengan film ini kecuali dengan beberapa shoot yang memang bagus khususnya adegan-adegan siluet yang muncul diawal dan nantinya muncul lagi di akhir film. Memang cinematography film ini cukup spesial. Dengan pengambilan gambar yang cukup menarik di beberapa bagian. Akting Clint Eastwood dan Morgan Freeman diawal juga tidaklah spesial meskipun bagus. Tapi intensitas cerita dan pandangan saya mulai berubah saat terjadi insiden anatara English Bob dan Little Bill. Cerita menjadi makin menarik, dan ditambah akting yang memang memukau dari Gene Hackman sebagai sheriff yang menurut saya abu-abu. Diawal dia terliaht sebagai sheriff yang berwibawa dan baik, tapi seiring berjalannya film malah dia terlihat sebagai orang yang tidak pandang bulu dalam menjalankan aturan yang dia terapkan dan mengarah kepada sewenang-wenang. Hal ini seakan menjadi sindiran terhadap aturan yang berlaku dimanapun yang mana aturan tersebut terasa "buta" dan tidak fleksibel dalam pelaksanaannya.

Akting Eastwood dan Freeman juga terasa mulai "panas" mulai pertengahan film, khususnya untuk Clint Eastwood. Sebagai peternak yang tua dan lemah (yang untuk naik kuda saja sulit) dia berhasil berakting dengan baik. Lalu disaat karakter William Munny yang dia perankan mulai mengeluarkan sisi pembunuhnya dia juga menunjukkan kharisma dan wibawa yang mampu membuat lawannya takut tanpa dia perlu menghamburkan peluru. Yang jelas film ini memang merupakan kesuksesan besar bagi seorang Clint Eastwood karena peran yang dia mainkan baik didepan kamera sebagai aktor maupun di belakang kamera sebagai sutradara dan produser berhasil dia jalankan dengan sangat baik. Hal itu juga dibuktikan dengan kesuksesan film ini meraup pendapatan diatas $150 juta.

Satu hal lain yang cukup menarik di film ini adalah ambiguitas moral yang coba ditampilkan. Karakter Little Bill yang menjadi sheriff dimana dia adalah orang baik yang coba melindungi kota dari kekerasan akan terasa sebagai sosok yang jahat. Padahal jika ditinjau lebih jauh yang dia lakukan tidaklah keliru dengan melarang penggunaan senjata api dan menghajar orang asing yang berbohong dengan mengatakan dia tidak membawa senjata api. Bukan hal yang baik tapi juga bukanlah hal yang jahat. Sebaliknya karakter William Munny yang di kehidupan nyata akan dikategorikan sebagai orang jahat dan pembunuh berdarah dingin akan terasa sebagai orang tua baik, pria sejati yang mau menolong orang lain dan setia terhadap sahabat dan rela berkorban untuk anak-anaknya. Sebuah ambiguitas moral yang sudah sepatutnya direnungkan penonton dimana dalam melakukan sesuatu tidaklah harus berpatokan pada hukum dan aturan tapi juga harus mempertimbangkan norma dan hati nurani. Bukan film yang sempurna, tapi "Unforgiven" termasuk film western terbaik yang pernah saya tonton dan juga salah satu karya terbaik seorang Clint Eastwood.

1 komentar :

Comment Page:

MOON (2009)

2 komentar

Film ini bagaikan angin segar bagi genre science fiction. Bukan bermasuk mengatakan film genre ini sekarang buruk, tapi yang sayalihat mayoritas film-film sci-fi lebih mengutamakan pameran CGI untuk menggambarkan setting canggih nan futuristik dan terkadang melupakan sisi cerita dan sisi science yang harusnya terkandung dalam film ber-genre tersebut. Film ini lebih mengetengahkan sisi science dan psikologis manusia yang ada didalamnya ketimbang memamerkan efek tercanggih dalam parade benda futuristik. Film yang menjadi debut penyuteradaraan bagi Duncan Jones ini sayangnya kurang terdengar gaungnya. Tapi memang sulit mengharapkan film indie macam ini akan dilirik Oscar karena kita tentu tahu bahwa Oscar selain merupakan kompetisi film terbaik juga kompetisi strategi produser dalam mengkampanyekan film mereka. Tapi di ajang "British Independent Film Awards" film ini berjaya dengan meraih 2 kemenangan dari 7 nominasi yang mereka dapat termasuk di kategori "Best British Independent Film".

Di masa depan, sebuah perusahaan bernama Lunar Industries sanggup memaksimalkan sumber energi baru untuk Bumi. Dan sumber energi tersebut berasal dari Bulan. Untuk itulah dibangun sebuah pangkalan disana. Di pangkalan itu ditugaskan satu orang untuk menjaga dan mengoperasikan semuanya dalam jangka waktu 3 tahun kontrak. Orang itu adalah Sam Bell (Sam Rockwell) yang sudah hampir 3 tahun sendirian disana dan hanya ditemani oleh robot bernama GERTY (Disuarakan oleh Kevin Spacey). Tentunya kesepian yang luar biasa dirasakan oleh Sam. Dia hanya bisa berhubungan tidak langsung melalui pesan video dengan sang istri dan anaknya di Bumi. Sam terkadang seperti melihat sesosok wanita yang hanyalah halusinasinya. Sampai halusinasi tersebut membuat Sam mengalami kecelakaan dan tidak sadarkan diri. Saat sadar dia menyadari bahwa dia tidak sendiri disana.

2 komentar :

Comment Page:

CLOSER (2004)

Tidak ada komentar

Satu lagi sebuah film romance yang memiliki cerita dan plot yang tidak sederhana. Sebuah film romance memang tidaklah harus menghadirkan adegan-adegan romantis yang sanggup membuat penonton melting. Buat saya sebuah film romance yang bagus adalah apabila film itu mampu menggambarkan kisah cinta dengan realistis dan dekat dengan kehidupan sehari-hari alias down to earth. Film ini mampu membawa Clive Owen dan Natalie Portman mendapat nominasi Oscar pertama mereka. Melalui film ini juga mereka berdua menang di Golden Globe untuk "Best Supporting Actor" dan "Best Supporting Actress".

Film ini mengetengahkan kisah percintaan 4 orang, yaitu Dan (Jude Law), Anna (Julia Roberts), Alice (Natalie Portman) dan Larry (Clive Owen). Yang pertama diceritakan adalah pertemuan antara Dan dan Alice yang terjadi secara tidak sengaja. Saat itu Dan menolong Alice yang mengalami kecelakaan lalu membawanya ke rumah sakit. Akhirnya mereka jatuh cinta dan hidup bersama. Setahun berlalu, kini Dan sedang akan merilis buku yang dia tulis dimana buku tersebut terinspirasi dari kehidupan Alice. Saat itu Dan sedang berada di studio foto dari Anna. Ternyata perasaan yang mereka miliki lebih dari sekedar hubungan kerja. Walaupun begitu Anna tidak ingin menyakiti perasaan Alice dengan merebut Dan.

Ketidaksengajaan kembali berlanjut. Dan dan Larry berkenalan di chat room. Dimana saat itu Dan mengaku sebagai Anna. Setelah tergoda akan kata-kata yang dilontarkan "Anna" dalam chat itu, Larry memutuskan mengajak "Anna" bertemu. Ditempat yang dijanjikan ternyata Larry malah bertemu dengan Anna yang sebenarnya. Pertemuan itu akhirnya malah berlanjut pada hubungan romansa keduanya. Walaupun sudah sama-sama memiliki kekasih Dan dan Anna masih saling mencintai. Hingga akhirnya mereka berdua tetap berhubungan walaupun Anna dan Larry sudah menikah. Kegiatan "main api" ini akhirnya malah berujung pada konflik cinta yang makin rumit dan rasa sakit hati yang dialami masing-masing pihak.
Film ini mempunyai banyak isu percintaan yang berbeda dan sering terjadi di kehidupan nyata. Salh satunya menegnai kesetiaan terhadap pasangan. Andaikan Dan tetap setia pada Alice dan melupakan perasaannya pada Anna mungkin segala sakit hati dan konflik tidak akan terjadi. Alice memang benar-benar mencintai Dan. Sedangkan Dan lebih memilih mengikuti ego pria yang dia miliki dengan memilih mengejar wanita yang dia yakini akan membuatnya bahagia dan meninggalkan wanita yang sudah jelas-jelas mencintainya.Mungkin penonton akan men-judge Dan dan Anna sebagai orang yang lebih mementingkan ego, tapi adalah hal wajar dimana perasaaan kepada seseorang yang kita cintai menjadi begitu misterius.

Sosok Larry digambarkan sebagai pria yang merasa harus memiliki wanita yang dia cintai. Bisa dibilang cinta yang dia miliki sebenarnya adalah rasa obsesi terhadap Anna sehingga bagaimanapun dia harus mendapatkan Anna. Tapi sekali lagi perasaan ingin memiliki orang yang kita cinta entah cinta tersebut tulus ataupun obsesi adalah hal yang wajar. Dan saya pribadi menyukai tokoh Larry yang mempunyai caranya sendiri untuk terus mengejar dan mendapatkan Anna. Penyesalan dalam bercinta selalu menyergap di belakang, karena itu tiap langkah harus diambil dengan pemikiran otak dan perasaan.


Penceritaan film ini yang unik dalam pemotongan momennya membuat kejutan menjadi hal yang sering terjadi. Tiap selesai satu momen dan melompat ke momen berikutnya kita akan disuguhi fakta baru yang cukup mengejutkan walau terkadang tetap ada juga yang tertebak. Adalah hal menarik dalam film romantis mempunyai twist yang cukup mengejutkan baik di tengah hingga di ending. Tapi sayang ada beberapa hal yang saya rasa menjadi agak dipaksakan. Salah satunya adalah pada fakta sebenarnya mengenai Alice yang diungkap di akhir film. Apabila selama 4 tahun ini dia sungguh-sungguh mencintai Dan sungguh aneh dia menyembunyikan hal tersebut bukan? Kenapa juga dia malah mengatakan yang sebenarnya pada Larry?

Selain plot yang unik, akting keempat pemain utama dalam "Closer" terasa sangat maksimal baik secara perorangan maupun dalam membangun chemistry satu sama lain. Walaupun tidak mendapat nominasi Oscar maupun Golden Globe, saya paling menyukai penampilan dari Jude Law yang membuat saya antara sebal dan iba pada dia. Julia Roberts juga tampil pada taraf yang bagus walaupun dia yang terlemah buat saya diantara yang lain. Clive Owen menunjukkan karisma dan segala emosi yang dia miliki. Sungguh aneh aktor dengan akting bagus dan rupawan seperti dia hanya berlabel "kelas dua" di Hollywood hingga sekarang. Natalie Portman? Sekali lagi dia tampil total dan menjadi penyedap mata kaum pria. Empat pemeran utama yang tampil sangat baik, cerita yang down to earth dan banyak menyimpan kejutan menjadi kekuatan utama "Clsoer" sebagai sebuah drama yang berbeda dari yang lain.


Tidak ada komentar :

Comment Page:

DETECTIVE DEE AND THE MYSTERY OF THE PHANTOM FLAME (2010)

Tidak ada komentar
Susah rasanya bagi saya untuk tidak membandingkan film ini dengan "Sherlock Holmes" yang rilis setahun sebelumnya. Bedanya film ini juga menawarkan balutan kung-fu selain pengungkapan misteri yang jadi sajian utama. Keduanya sama-sama ber-setting di jaman dahulu (London 1890 & China 690). Kedua tokoh detektif ini juga diperankan oleh aktor-aktor ternama. Jika Sherlock memakai jasa Robert Downey Jr. maka Detective Dee diperankan oleh Andy Lau. Dari kursi sutradara, keduanya sama-sama memakai nama sutradara handal. Guy Ritchie di Sherlock, dan Tsui Hark di film ini. Dan hasilnya film ini menuai sukses dengan berhasil meraih 12 nominasi untuk "Hongkong Film Awards" tahun 2011 ini dan dijagokan memenangkan Best Film.

Wu Zetian (Carina Lau) adalah permaisuri yang akan menggantikan kaisar Cina sebelumnya yang meninggal dunia. Selama 8 tahun akhirnya waktu koronasi bagi Wu Zetian segera tiba. Untuk menyambut hari besar itu, Wu Zetian memerintahkan membangun patung buda raksasa. Tapi tidak semua orang mendukung dia berkuasa. Detektif Dee (Andy Lau) adalah salah satu orang yang memimpin pengkhiantan padanya 8 tahun lalu dan berujung pada dijebloskannya Dee kedalam penjara.
Menjelang hari penobatan tiba, terjadilah sebuah kasus kematian misterius. 2 orang abdi kerajaan terbunuh dalam kondisi yang mengenaskan yaitu terbakar hingga gosong. Anehnya, hal itu terjadi setelah keduanya sama-sama melepas segel yang ditempel didalam patung Buddha. Banyak yang meyakini kasus yang disebut sebagai "Phantom Flame Case" ini adalah kutukan. Tapi penyelidikan ilmiah tetap dilakukan. Kerumitan kasus ini akhirnya membuat Wu Zetian membebaskan Dee dan mengutusnya memecahkan kasus ini. Dee juga dibantu oleh Jing'er (Li Bingbing) yang merupakan orang kepercayaan Wu Zetian dan perwira bernama Pei Donglei (Deng Chao).

Bagaimana sebuah film misteri atau detektif khususnya bisa menarik adalah bagaimana misteri yang dibangun bisa menarik perhatian penonton untuk menebak-nebak dan dibuat penasaran hingga fakta sebenarnya terungkap. Makin bagus kalau penonton makin sulit menebaknya. Untuk aspek yang satu ini "Detective Dee" sudah memenuhi. Setidaknya untuk separuh awal lebih, film ini sangat menarik untuk diikuti. Tapi sayangnya misteri yang ada terlalu cepat diungkap. Saat film masih jauh dari akhir penonton sudah diberi tahu bagaimana cara pembunuhan dilakukan. Hal itu jelas cukup banyak mengurangi keasyikan dan rasa penasaran yang harusnya jadi sajian utama film ini. Untungnya dari awal hingga melewati sedikit paruh awal film ini sangatlah menghibur. Bahkan andai bisa mempertahankan tensi tersebut hingga akhir saya tidak segan memberi nilai 9.0

Layaknya "Sherlock Holmes" film ini juga menyajikan hal mistis yang akhirnya mampu diungkap secara ilmiah. Tapi buat saya fakta yang ada di film ini begitu juga triknya terlalu tidak logis. Adegan aksi berupa kung-fu yang cukup mendominasi juga makin mengurangi sisi logika film ini. Ada satu adegan yang buat saya sangat konyol yaitu pertarungan Detektif Dee dengan rusa-rusa "ajaib". Yang masih bisa membuat film ini cukup menarik adalah tokoh yang ada selain Detektif Dee tidaklah hanya sebagai tempelan namun dihadirkan dengan menarik juga. Baik Donglei, Wu Zetai dan Jimg'er. Hal itu juga didukung oleh akting yang bagus dari mereka. (3 pemain mendapat nominasi keaktoran di "Hong Kong Film Awards") Bagi Andy Lau film ini juga memperbaiki filmography-nya di tahun 2010 setelah sebelumnya tampil di filmhancur berjudul "Future X-Cops". Sangat disayangkan film ini kurang berhasil "menjaga rahasia" misterinya. Tapi dalam kompetisi HKFA 2011, saya lebih menjagokan film ini dibanding "Ip Man 2" yang juga dinominasikan "Best Picture"

Tidak ada komentar :

Comment Page:

GNOMEO & JULIET (2011)

Tidak ada komentar

Kisah tragedi ciptaan William Shakespeare, "Romeo & Juliet" memang tidak pernah habis dan sudah berulang kali diadaptasi dalam berbagai media termasuk film layar lebar. Tapi baru kali ini kisah tersebut diadaptasi dalam bentuk animasi bertokoh utama Gnome alias patung-patung kecil/kurcaci yang biasa ditempatkan di halaman belakang rumah. Dalam pandangan saya film ini mencoba menarik penonton dengan menggabungkan kisah cinta "Romeo+Juliet" dengan ramuan petualangan mainan hidup ala "Toy Story". Tahun lalu saya berhasil dibuat terhanyut dengan kisah romansa animasi dalam "Rapunzel". Apakah film ini mampu memberikan kesan yang sama?

Mr. Capulet (Richard Wilson) dan Mrs. Montague (Julie Walters) adalah tetangga yang tinggal berdampingan. Tetapi keduanya saling bermusuhan. Tiap ebrtemu mereka selalu mencela satu sama lain. Dan ternyata permusuhan itu ikut menjalar pada patung Gnome yang mereka miliki. Gnome merah milik Mr. Capulet dan Gnome biru milik Mrs. Montague saling bermusuhan sejak lama. Setiap Gnome membenci lawan mereka tanpa terkecuali. Termasuk Gnomeo (James McAvoy) yang merupakan puera dari Lady Blueberry (Maggie Smith) pimpinan dari Gnome biru. Sedangkan di pihak Gnome bertopi merah, Juliet Capulet (Emily Blunt) berusaha membuktikan pada sang ayah yang merupakan pimpinan bahwa dirinya bukanlah wanita yang rapuh. Melalui sebuah pertemuan tidak disengaja, Gnomeo dan Juliet bertemu dan jatuh cinta. Tapi mereka sadar kisah cinta mereka tidak akan berhasil karena keluarga mereka saling bermusuhan seperti nasib Romeo dan Juliet.

Tidak ada komentar :

Comment Page:

SANCTUM (2011)

1 komentar

Sangat jelas terlihat bahwa film ini lebih mengandalkan nama James Cameron selaku eksekutif produser. Dengan memajang namanya, diharapkan penonton akan antusias menonton film ini yang tentunya akan "meminjam" teknologi 3D dari Cameron. Hal itu sangat terasa apabila kita melihat poster filmnuya yang hanya memajang nama Cameron selaku eksekutif produser. Bahkan, saking menggantungkan promosi dengan nama James Cameron dan teknologi 3D-nya, film ini nyaris tidak memajang nama tenar baik di kursi sutradara maupun jajaran pemainnya. Sutradara Aliester Grierson adalah sutradara yang sebelum film ini baru membuat satu buah film di tahun 2006 berjudul "Kokoda". Sedangkan dari deretan pemain, hanya Richard Roxburgh (Mission: Impossible II, Moulin Rouge) dan Ioan Gruffudd (Pemeran Reed Richards di Fantastic Four).

"Sanctum" bercerita tentang sebuah eksplorasi gua bawah laut yang dilakukan di Esa'ala Cave yang terletak di Papua Nugini oleh tim yang dipimpin oleh Frank (Richard Roxburgh). Saat ini tim tersebut sudah cukup dalam mengeksplorasi gua tersebut. Disis lain, Josh (Rhys Wakefield), anak dari Frank yang tidak akrab dengan sang ayah dan sering melawan perintahnya datang ke tempat itu bersama Carl (Ioan Gruffudd) yang merupakan penyandang dana kegiatan ini. Carl juga mengajak kekasihnya Victoria (Alice Parkinson).

1 komentar :

Comment Page:

RED RIDING HOOD (2011)

5 komentar
Diawal 2011 ini ada 2 film yang merupakan adaptasi lepas dari dongeng ternama. Yang pertama adalah "Beastly" yang premisnya mengambil dari "Beauty and the Beast" dan yang kedua adalah "Red Riding Hood" ini yangdari judulnya sudah kelihatan kalau film ini mengadaptasi kisah dongeng gadis berkerudung merah. Dan film-film tersebut mempunyai kesamaan, yaitu berusaha mendompleng kesuksesan "Twilight Saga" dengan memasang bintang muda untuk bermain didalamnya dan berusaha membuat ceritanya lebih kearah romansa ala Twilight. Beda dengan "Beastly" yang sangat saya ragukan kualitasnya, "Red Riding Hood" cukup menjanjikan. Adanya nama Amanda Seyfired sebagai pemeran si gadis berkerudung merah seperti menjadi jaminan. Kemudian ada nama Leonardo di Caprio di kursi produser yang kabarnya dia terlibat cukup jauh dalam casting pemain. Dan yang terakhir, untuk mendapatkan tipikal dan nafas "Twilight" cara terbaik tentunya adalah menggaet sutradara yang membuat film itu. Ya, Catherine Hardwicke sutradara "Twilight" menjadi pembesut film ini. Jujur saya cukup menikmati film pertama besutan Catherine dibanding 2 sekuelnya.
Valerie (Amanda Seyfried) tinggal di sebuah desa bernama Daggerhorn dimana sudah selama 2 generasi desa ini mendapat teror dari werewolf. Teror tersebut berhenti sampai suatu hari werewolf kembali memakan korban yang ternyata itu adalah Lucy, kakak dari Valerie. Lucy ternyata melanggar perjanjian yang sudah diadakan penduduk desa dengan werewolf dimana dia memasuki hutan tempat werewolf tinggal. Hal itu dia lakukan setelah mengetahui bahwa adiknya akan dinikahkan dengan Henry (Max Irons) pria yang dia cintai selama ini. Valerie sendiri tidak mencintai Henry. Dia lebih mencintai Peter (Shiloh Fernandez) yang merupakan temannya sejak kecil.

Saat itu penduduk desa yang murka karena kematian Lucy berusaha memburu serigala. Mereka berhasil membunuh dan membawa pulang kepala serigala dimana perburuan itu meamakankorban yakni ayah Henry. Merasa sudah berhasil melenyapkan sang werewolf, warga desa mengadakan pesta untuk merayakannya. Tapi menurut seorang pemburu serigala bernama Solomon (Gary Oldman) serigala yang mereka bunuh hanya serigala biasa sedangkan werewolf yang asli belum mati. Benar saja, saat malam perayaan berlangsung werewolf yang asli muncul dan membantai warga desa. Saat itulah Valerie bertatapan dengan werewolf itu dan mengetahui fakta bahwa sesungguhnya werewolf itu adalah salah satu dari orang terdekatnya.
Dari adegan opening saja sudah terlihat jelas Cathrine mencoba membuat film ini semirip mungkin dengan "Twilight". Mulai dari adegan pengambilan pemandangan sampai narasi oleh tokoh Valerie semuanya mengingatkan saya akan "Twilight". Tidak hanya sampai situ, Catherine juga mengumbar adegan percintaan yang cheesy antara Valerie dan Peter walaupun tidak sebanyak adegan cheesy Bella dan Edward. Bukan itu saja usaha membuat film ini menjadi "Twilight. Tokoh Peter menurut saya benar-benar coba dibuat semirip mungkin dengan Edward Cullen hanya minus kulit pucat dan berkilau. Tapi jelas sekali usaha tersebut bagi saya sangatlah mengganggu. Mana ada sih jaman tahun 1300an model rambut macam yang dimiliki Peter. Apa jaman itu sudah ada gel dan sebagainya? Bahkan untuk urusan busana yang dipakai walaupun coba dibuat ke jaman medieval tetap saja mengingatkan saya pada baju yang dipakai Robert Pattinson saat menjadi Edward.

Cukup membahas usaha film ini menjadi "Twilight". Bagaimana dengan alur cerita? Seperti yang sudah saya bilang, film "Twilight" besutan Catherine adalah yang terbaik bagi saya dibanding 2 sekuelnya. Saya bisa merasa terhibur dan kalau boleh jujur cukup terikat dengan kisah cinta Edward dan Bella saat itu dan membuat saya penasaran akan sekuelnya walaupun akhirnya mendapat kekecewaan berat. "Red Riding Hood" tidak, sebanyak itu memberikan adegan romansa nan cheesy. Tapi untuk urusan adegan klise dan membosankan film ini justru jauh lebih banyak. Hubungan Valerie dan Peter jauh lebih membosankan dibanding Edward dan Bella. Tokoh Henry yang dibuat untuk mengisahkan cinta segitiga seakan tidak memberikan perlawanan yang akhirnya akan memberi efek dramatis lebay ala kisah cinta segitiga manusia-vampir-werewolf. Singkat kata romance di film ini sangat membosankan. Apa ini efek dari ketidaksukaan Amanda Seyfried kepada Shiloh Fernandez secara pribadi yang sempat membuat Seyfried berargumen dengan sang sutaradara sebelum memulai syuting film?

Janji menampilkan film ini sebagai versi gothic dan horror dari dongen aslinya juga tidak sepenuhnya dipenuhi. Memang terasa lebih dark tapi unsur horor benar-benar tidak terasa. Bisa saya katakan inilah salah satu efek dari membuat film semirip mungkin dengan "Twilight" yang "sukses" menghilangkan efek horor dari vampir. Merubah serigala menjadi werewolf tentunya menjadi indikasi kesekian film ini berusaha menjadi "Twilight". Layaknya "Twilight", "Red Riding Hood" juga "sukses" menghilangkan efek horor dari werewolf yang bahkan porsi kemunculannya sangat pelit dan tidak seram ataupun mengintimidasi. Kalaupun ada penolong dan sisi positif dari film ini adalah misteri siapakah werewolf yang sebenarnya cukup membuat penasaran. Dan akhirnya saya cukup dibuat terkejut dengan fakta yang muncul di akhir film. Sayangnya setelah kejutan itu, film ini diakhiri dengan begitu biasa,klise, dan membosankan. menurunkan tensi yang sudah sedikit terbangun.

OVERALL: Usaha membuat "Twilight" versi gadis kerudung merah berujung kegagalan. Sebuah film yang menyia-nyiakan segala potensi yang ada dan nyaris mengancurkan semuanya.

5 komentar :

Comment Page:

PSYCHO (1960)

3 komentar

Setelah sekian lama akhirnya saya berkesempatan menonton film klasik arahan Alfred Hitchcock ini. Dan saya sangat menyesal. Menyesal karena sebelum menonton film ini saya sudah sempat mengetahui baik secara sengaja maupun tidak sengaja beberapa fakta yang akhirnya menjadi spoiler dalam saya menonton film ini. Saya sudah menonton "Shower Scene" yang terkenal itu sebelumnya. Bahkan satu lagi adegan pembunuhan yang terjadi di film ini sudah saya tonton di YouTube. Dan yang paling membuat saya menyesal adalah ketidaksengajaan saya membaca sebuah artikel yang kurang lebih membeberkan konklusi dan ending film ini.

Marion Crane (Janet Leigh) membawa lari uang sejumlah $40,000 yang dia dapat dari salah satu klien perusahaan tempat dia bekerja. Marion sebenarnya diminta membawa uang itu ke bank. Tapi akhirnya dia malah membawa kabur uang tersebut yang rencananya akan dia gunakan untuk menikahi kekasihnya, Sam Loomis (John Gavin). Marion lalu melakukan perjalanan menuju California untuk menemui Sam. Hingga seminggu lamanya Marion tidak terdengar kabarnya.

3 komentar :

Comment Page:

MISERY (1990)

Tidak ada komentar

Hampir semua orang pasti pernah merasakan obsesi. Entah terobsesi pada sesuatu atau pada seseorang. Rasa obsesi itu akan menyebabkan seseorang tidak bisa menghilangkan apa yang dia obsesikan dari pikirannya. Bahkan jika obsesi itu sudah mencapai tingkatan berlebih orang itu bisa melakukan apa saja untuk mendapatkan hal yang dia obsesikan dan membuat hal tersebut selama mungkin dia miliki. Kurang lebih hal itulah yang mendasari cerita film yang diangkat dari novel berjudul sama karya novelis terkemuka, Stephen King.

Paul Sheldon (James Caan) adalah novelis yang meraih sukses berkat seri novelnya yang bertemakan romansa dan memiliki karakter utama seorang wanita bernama Misery Chastain. Tapi kini dia sudah merasa cukup menulis tentang Misery dan mencoba menulis novel lain. Setelah menyelesaikan novel barunya, Paul yang sedang dalam perjalanan menuju New York dari Silver Creek (tempat dimana dia menulis novel) terjebak dalam badai salju yang membuat mobilnya terperosok ke jurang. Dalam kondisi sekarat dan terperangkap dalam mobil dan badai, Paul diselamatkan oleh seorang suster bernama Annie Wikes (Kathy Bates) yang mengatakan pada Paul bahwa dia adalah fans nomer satunya.

Tidak ada komentar :

Comment Page:

GIGI (1958)

1 komentar

Pada penganugerahan Oscar tahun 1959 film ini menorehkan rekor dengan memenangkan 9 penghargaan Oscar termasuk "Best Picture". Jumlah itu adalah yang terbanyak saat itu sebelum dipatahkan oleh Ben-Hur setahun kemudian dengan 11 piala. Film ini adalah adaptasi dari novel berjudul sama karangan Colette yang terbit tahun 1944. Cerita film ini ber-setting di Paris dan menyoroti kehidupan Gaston (Louis Jordan) yang merupakan pemujda kaya dan terpandang. Kehidupan pribadinya selalu mendapat sorotan media. Tapi ketenaran dan kemewahan itu malah membuatnya merasa bosan dan tidak bahagia.

Gaston justru mendapat kenyamanan dan kebahagiaan saat berkumpul bersama Gigi (Leslei Caron) dan neneknya, Madame Alvarez (Hermione Gingold) dimana dirumah yang sederhana mereka bertiga bercengkerama, bermain kartu dan menikmati champagne. Gigi sendiri adalah gadis kecilyang ceria dan bukanlah tipikal gadis elegan dan mengharapkan cinta dan kemewahan seperti yang diinginkan gadis Paris lainnya. Tapi neneknya rutin mengirim Gigi tiap Selasa kerumah bibinya, Alicia (Isabel Jeans) untuk diberi pelajaran tata krama dan bagaimana menjadi wanita elegan. Ternyata dibalik itu tersimpan rencana untuk menjodohkan Gigi dan Gaston.

1 komentar :

Comment Page: