J.EDGAR (2011)

1 komentar
Nama John Edgar Hoover jelas tidak bisa dipisahkan dari sejarah Amerika Serikat. Dikenal sebagai pimpinan FBI pertama sekaligus yang paling lama, J.Edgar Hoover berperan penting dalam kemajuan dunia penyelidikan kriminal di Amerika bahkan mungkin di seluruh duniaa. Dia adalah orang yang pertama kali mempelopori penggunaan sistem sentralisasi sidik jari. Sebuah sistem yang hingga sekarang sangat berguna dalam investigasi dan penyelidikan kasus-kasus dan segala macam kriminalitas. Aroma Oscar sangat kental dalam film ini. Sebuah biopic yang disutradarai oleh Clint Eastwood yang telah meraih dua piala dari total empat nominasi Oscar yang ia terima sebagai Best Director ditambah keberadaan Leonardo DiCaprio yang selalu menampilkan performa luar biasa dalam tiap filmnya meski belum pernah sekalipun menang Oscar (tiga kali nominasi). Tapi saat filmnya rilis, tanggapan dari kritikus ternyata tidak terlalu memuaskan. Benarkah filmnya sebegitu mengecewakan?

Film ini akan menyoroti berbagai sisi kehidupan J.Edgar (Leo DiCaprio)  mulai dari masa muda hingga kematiannya di tahun 1972 pada usia 77 tahun. Sejak muda Edgar sudah menjadi sosok yang ambisius, khususnya dalam pekerjaan. Kondisi Amerika yang penuh dengan pergolakan dimana para penjahat berkeliaran dengan bebas membuat Edgar muda tidak bisa tinggal diam. Tapi meskipun dia punya berbagai macam visi, hal itu tidak mudah diwujudkan karena visinya yang out of the box masih sulit diterima pada saat itu. Tapi kemudian jalannya terbuka saat Edgar menjabat sebagai kepala biro investigasi yang nantinya akan menjadi cikal bakal FBI. Dari situ dia mulai menerapkan metode-metodenya yang sering dianggap kontroversial, seperti penggunaan sentralisasi sidik jari, pemasangan alat penyadap, dan pengumpulan data dan rahasia para petinggi Amerika.  

Tapi tidak hanya sisi kepemimpinan Edgar saja yang dikulik  film ini. Meski terkenal sebagai sosok yang tidak pandang bulu dan tegas, Edgar ternyata juga merupakan sosok yang rapuh dimana dia sangat membutuhkan kehadiran sang ibu (Judi Drench) untuk membantunya saat sedang resah. Kehidupan romansa Edgar juga dibahas disini dimana saat muda dia sempat menjalin hubungan walaupun hanya sebentar dan tidak pernah menjadi hubungan romansa yang serius dengan Helen Gandy (Naomi Watts) yang nantinya akan menjadi sekretaris pribadi Edgar yang sangat setia. Selain itu, Edgar juga dirumorkan merupakan seorang homoseksual. Kabar itu berhembus merujuk pada hubungannya yang amat dekat dengan Clyde Tolson (Armie Hammer) yang merupakan tangan kanan Edgar.
Tiga hal yang paling banyak dikritisi dari film ini adalah make-up, lighting dan teknik penceritaannya. Saya akan coba membahasnya satu persatu dari sudut pandang saya tentu saja. Make-up yang dipakai khsusunya kepada tiga pemeran utamanya (DiCaprio, Watts & Hammer) jujur terkadang memang mengganggu. Untuk DiCaprio bagi saya diantara ketiganya adalah yang mendapat riasan paling bagus.Melihat DiCaprio sebagai Edgar Hoover tua masih lebih baik dibandingkan Helen Gandy tua apalagi Tolson. Tampilan wajah DiCaprio sebagai versi tua Hoover malah terbilang cukup baik karena hampir tidak terlihat sisa ketampanan DiCaprio disana. Yah, meski terkadang tetap ada perasaan aneh yang muncul melihat mukanya. Riasan untuk Naomi Watts malah bukan nampak seperti wanita tua alami tapi terlihat seprti wanita 30 tahunan yang rambutnya asal diberi warna putih sebagai efek uban dan mukanya diberi riasan pucat yang tanpa memperhatikan pembuatan kerutan namun asal tua dan asal pucat. Melihat sosok Tolson tua saya seperti melihat pria tua yang sekarat. Terlalu tebal, terlalu pucat. Make-up bagi Armie Hammer tersebut mengingatkan saya pada make-up yang dipakai Downey Jr. saat menjadi Charlie Chaplin. Padahal Chaplin adalah film yang usianya 19 tahun lebih tua dari film ini dan make-up di film ini tidak jauh lebih baik dari yang ada di Chaplin.
Sedangkan untuk departemen lighting yang banyak dikritik terlalu gelap, saya memang mengakui itu. Di hampir semua bagian seolah tidak ada tambahan penerangan dan hanya mengandalkan lampu yang ada disekitar. Wajah pemain yang tidak terlihat adalah hal biasa dalam film ini. Apakah ini strategi supaya make-up yang kurang baik itu jarang terlihat? Tapi saya sendiri tidak terlalu terganggu masalah penerangan ini karena yang terasa justru nuansa kelam dalam kehidupan Edgar. Entah kenapa saya yakin ini bukan kelalaian melainkan kesengajaan dalam menampilkan lightingyang remang-remang. Saya cukup yakin ini adalah sebuah eksperimen seorang Clint Eastwood, karena apabila hanya satu-dua adegan yang gelap itu mungkin kesalahan, tapi jika mayoritas adegannya gelap seperti di film ini saya rasa adalah sebuah kesengajaan. Toh saya sendiri tidak terlalu terganggu.

Saya juga tidak terlalu mempermasalahkan teknik bercerita film ini yang mengandalkan flashback secara tiba-tiba. Memang terkesan tidak rapih dan terlalu melompat-lompat, tapi jika anda berkonsentrasi pada filmnya saya rasa tidak terlalu sulit menikmati jalan cerita film ini. Malah saya merasa J.Edgar adalah sebuah biopic yang jauh lebih baik dibandingkan The Iron Lady yang memenangkan dua Oscar (Best Actress & Best Make-Up). Lewat film ini kita akan lebih mengenal aspek-aspek lain dari seorang John Edgar Hoover. Edgar Hoover yang berpikiran out of the box, Edgar Hoover yang mencintai Amerika, Edgar Hoover yang haus kekuasaan, Edgar Hoover yang tidak punya banyak teman, Edgar Hoover yang rapuh dan membutuhkan kehadiran sang ibu, Edgar Hoover yang senang memakai pakaian ibunya, Edgar Hoover yang homoseksual, dan masih banyak lagi sisi lain darinya. Tidak kesemuanya muncul dengan gamblang, ada yang muncul sekilas atau simbolik seperti saat Edgar melihat arak-arakan Presiden dimana banyak rakyat yang mengelu-elukan sang Presiden lalu dari pinggir jendela kantornya Edgar melambai seolah puja puji tersebut ditujukan padanya. Tapi adegan Edgar memakai pakaian ibunya cukup mengganggu karena hal itu tidak pernah disinggung sepanjang film. Jika ingin menunjukkan rasa kehilangan Edgar, saya rasa cukup sampai dengan dia memakai kalung sang ibu saja tanpa perlu memakai gaunnya walau pada kenyataannya dia memang sering melakukan itu.

Untuk akting pemainnya, duo DiCaprio dan Hammer sukses membangun chemistry dengan baik. Baik sebagai karakter muda ataupun tua mereka berdua mampu tampil baik khususnya DiCaprio. Bagi saya akting DiCaprio disini lebih baik daripada Brad Pitt di Moneyball. Disini DiCaprio sukses memerankan seorang tokoh nyata dalam rentang umur yang jauh berbeda. Meskipun kembali memerankan karakter yang punya kepribadian kelam dan gloomy, tapi dia sanggup memberikan karakter Edgar Hoover beberapa ciri khas yang membedakan dengan karakter-karakternya yang lain. Cara bicara yang cepat misalnya adalah salah satu dari ciri khas tersebut. Belum lagi banyak karakterisasi lain yang sukses dibawakan oleh DiCaprio. DiCaprio sukses membawakan sosok salah seorang pria paling kuat dan paling berpengaruh dalam sebuah film biopic yang berhasil membeberkan berbagai macam sisi lain sang tokoh dengan baik. J.Edgar adalah salah satu karya yang memuaskan dari Clint Eastwood setelah Hereafter yang mengecewakan.

RATING:

1 komentar :

Comment Page:
Anonim mengatakan...

setuju sekali...