DARK SHADOWS (2012)

3 komentar
Kolaborasi kedelapan Tim Burton-Johnny Depp ini adalah sebuah adaptasi dari serial televisi berjudul sama yang tayang pada tahun 1966-1971. Namanya juga film yang disutradarai Tim Burton dan dibintangi Johnny Depp, Dark Shadows pastilah menawarkan suasana yang unik dan aneh juga disertai oleh karakter yang tidak kalah aneh juga yang diperankan oleh Depp. Tapi toh tidak semua film kolaborasi keduanya memuaskan. Edward Scissorhands, Ed Wood dan Sweeney Todd adalah kolaborasi mereka yang bagus dan sangat saya sukai dimana tidak hanya visualisasi unik dan gila dari Burton saja yang berhasil tapi juga akting Depp yang bagus dan fresh dalam film-film tersebut. Sayangnya kolaborasi terakhir mereka lewat Alice in Wonderland begitu buruk dan bagi saya film itu adalah salah satu film terburuk di 2010 lalu. Untuk Dark Shadows sendiri saya sempat berharap mendapat suguhan gothic dan horror yang kental, namun melihat trailer-nya yang begitu komedik saya menjadi pesimis apalagi melihat perolehan box office film ini yang kurang memuaskan dan tanggapan kritikus yang bahkan beberapa menganggapnya lebih buruk dari Alice in Wonderland. Tapi toh saya masih berharap kolaborasi unik Burton-Depp yang kali ini juga ditunjang banyak bintang lainnya akan mampu setidaknya menghibur saya.

Pada tahun 1760 pasangan suami istri Collins dan puteranya Barnabas berlayar dari Liverpool menuju ke Amerika. Disana mereka memulai usaha jual beli ikan yang akhirnya berujung kesuksesan luar biasa. Kesuksesan itu bahkan mampu membuat keluarga Collins membangun sebuah kastil untuk mereka tinggal yang dinamai Collinwood. Barnabas dewasa (Johnny Depp) tumbuh menjadi seorang playboy yang kerap memeprmainkan hati wanita dan salah satunya adalah Angelique (Eva Green) yang merupakan pelayannya sendiri. Angelique yang ternyata adalah seorang penyihir menyimpan sakit hati yang dalam pada Barnabas dan akhirnya memberikan kutukan pada keluarga Collins berupa kesialan demi kesialan yang bahkan merenggut nyawa orang tua Barnabas. Barnabas sendiri dikutuk menjadi seorang vampir dan semua wanita yang jatuh cinta padanya akan mati. Belum cukup sampai disitu, Angelique juga berhasil membuat warga kota menangkap Barnabas dan menguburnya hidup-hidup dalam sebuah peti mati. 

Hingga akhirnya 200 tahun berlalu Barnabas terbangun dan mendapati semua yang ada disekitarnya telah berubah. Tapi permasalahan Barnabas tidak berhenti hanya pada gegar budaya yang ia alami. Dia harus mendapati keluarga Collins yang tersisa kini sudah tidak berada dalam masa jayanya dan bisnisnya sedang mendekati kebangkrutan. Mereka yang tersisa dari Collins adalah Elizabeth Collins Stoddard (Michelle Pfeiffer), dan puterinya Carolyn Stoddard (Chloë Grace Moretz), saudara kali-laki Elizabeth, Roger Collins (Jonny Lee Miller) serta puteranya yang berusia 10 tahun, David Collins (Gulliver McGarth). Bersama mereka juga tinggal seorang psikiater yang merawat David, Dr. Julia Hoffman (Bonham Carter). Disamping itu ada juga seorang pengasuh untuk David yang baru tiba bernama Victoria Winters (Bella Heathcote) yang anehnya mempunyai wajah yang sangat mirip dengan kekasih Barnabas yang dulu tewas karena kutukan Angelique. Belum usai permasalahan yang timbul dari internal keluarga, Angelique yang ternyata masih hidup kembali datang dalam hidup Barnabas.
Visualnya bagus. Tata artistik macam kostum, make-up dan segala pernak pernik lainnya memuaskan seperti halnya dalam film-film Burton yang lain. Nuansa gothic berhasil dibangun dengan baik. Set lokasi yang mayoritas berada dalam kastil Collinwood juga dihadirkan dengan baik dan mampu memanjakan mata. Tapi untuk masalah penuturan kisahnya Dark Shadows tidak kalah buruk dengan Alice in Wonderland. Merangkum berbagai macam konflik dalam film berdurasi tidak sampai dua jam amatlah sulit. Lihat saja begitu banyak yang coba disuguhkan disini, mulai dari cinta segitiga hingga intrik internal dalam keluarga yang mana jumlah anggota yang disoroti untuk mempunyai konflik tidaklah sedikit. Naskahnya terlalu berusaha untuk menjadi komedi dan sayangnya karena terlalu banyak usaha untuk menjadi lucu makin banyak pula humor yang tidak kena sasaran dan jatuhnya garing. Bagian komedi mayoritas memang datang dari kebingungan Barnabas tentang jaman modern, ketidak mampuannya menahan diri dari godaan Angelique, hingga tingkah laku anggota keluarga Collins yang punya keanehan sendiri-sendiri. Tapi tidak semuanya dari humor itu berhasil dan seolah ingin membuat semua momen punya kelucuan dan sayangnya banyak yang gagal. Padahal kalau mau, film ini punya potensi menjadi sebuah horor yang cukup seram nan gelap dan sepatutnya momen komedi itu hanya sebagai selipan segar saja. Menjadikan Dark Shadows lebih kearah komedi bagi saya adalah kesalahan paling mendasar dalam ceritanya.
Terlalu banyak yang coba ditampilkan juga membuat porsi konflik dalam film ini sangat tidak berimbang. Yang paling terasa adalah porsi kisah cinta segitiga antara Angelique-Barnabas-Victoria benar-benar terasa hambar. Momen antara Barnabas dan Angelique memang cukup terekspos, tapi antara Barnabas dan Victoria benar-benar nol besar. Porsi karakter Vicotria benar-benar sedikit dan bagaikan karakter tidak penting yang tiba-tiba muncul tiba-tiba hilang. Rasa kisah cintanya keduanya sama sekali tidak terasa dan amat sangat dipaksakan. Bicara soal chemistry jelas nihil antara keduanya. Momen romantisnya juga kurang bahkan boleh dibilang konyol. Barnabas-Victoria punya momen romantis yang kosong, sedangkan Barnabas-Angelique punya sebuah adegan seks yang maunya lucu dan liar tapi jatuhnya malah benar-benar konyol. Padahal untuk bagian akhirnya sangat berpotensi menjadi cukup menyentuh, tapi sayang dari awal pembangunan kisahnya sudah buruk. 

Tapi untungnya film ini tidak jatuh kedalam golongan film jelek karena tertolong akting pemainnya. Silahkan saja banyak yang berkomentar akting Johnny Depp stagnan pada karakter-karakter aneh yang memakai riasan serta kostum yang tidak kalah aneh, tapi saya tidak memungkiri penampilannya selalu menghibur dengan berbagai keunikannya tersebut walau harus diakui tipikalnya begitu-begitu saja dan saya sedikit merasa pendekatan karakter yang dia lakukan di film ini agak kurang pas dan terlalu dipaksakan untuk menjadi karakter aneh. Michelle Pfeiffer sebagai anggota keluarga yang "normal" juga punya kharisma. helena Bonham Carter  seperti biasa selalu bisa maksimal dan mencuri perhatian walaupun porsinya tidak terlalu banyak. Chloe Moretz juga sekali lagi menjadi gadis cilik yang bertingkah liar dan selalu berhasil mencuri perhatian (I love her very much). Tapi jelaslah yang paling mencuri perhatian disini adalah Eva Green. Eva Green sukses menampilkan sosok Angelique yang jahat, penuh dendam, terkadang begitu creepy dan menyeramkan tapi tidak pernah kehilangan aura seksinya. Benar-benar sosok yang sempurna sebagai karakternya. Secara keseluruhan Dark Shadows sedikit mengecewakan saya. Keputusan membuat film ini sebagai film dengan porsi komedi yang besar adalah sebuah kesalahan karena terlalu dipaksakan dan malah seringkali jatuhnya garing. Punya potensi horor yang kuat tapi tidak dimanfaatkan. Ceritanya tidak pernah terfokuskan dengan baik dan porsinya tidak berimbang antara konfliknya. Untung ada visualisasi yang memuaskan dan jajaran cast yang begitu maksimal.

RATING:

3 komentar :

Comment Page:
FANBOY mengatakan...

Duuuh, ada Eva Green!!!!

Pingin nonton, cantik banget si doi!!!

:D

Rasyidharry mengatakan...

Eva Green sama Chloe Moretz menggoda banget! :D

cyberwen mengatakan...

chloe grace moretz bikin ngiler