A BETTER LIFE (2011)

Tidak ada komentar
Cukup mengejutkan melihat seorang Chris Weitz yang selama ini identik dengan film-film blockbuster macam The Golden Compass dan The Twilight Saga: New Moon memutuskan membuat sebuah drama kecil dengan bujet hanya $10 juta. Bandingkan dengan The Golden Compass yang bjetnya mencapai $180 Juta atau New Moon yang punya bujet $50 Juta. Bahkan dalam A Better Life, Chris tidak memakai seorangpun pemain bintang. Tapi yang lebih mengejutkan lagi adalah saat Demian Bichir yang merupakan pemain utama film ini mendapatkan nominasi Best Actor pada Oscar 2012 lalu. Bichir berhasil mengalahkan aktor yang lebih diunggulkan macam Leonardo DiCaprio (J.Edgar), Michael Fassbender (Shame) ataupun Ryan Gosling (Drive & The Ides of March) yang sempat jadi kuda hitam dalam bursa nominasi. Saya sendiri belum pernah mendengar filmnya sampai suatu saat iseng mencari info tentang Chris Weitz dan menemukan judul film ini. Tapi saya baru tertarik menontonnya jelas setelah Demian Bichir mendapatkan nominasi Oscar. A Better Life sendiri aslinya berjudul The Gardener dan naskahnya berasal dari cerita yang ditulis oleh Roger L. Simon.

Kisah dalam film ini sebenarnya sangat sederhana, predictable dan sudah sering kita temui dalam berbagai film drama. Berkisah tentang Carlos Galindo (Demian Bichir) yang merupakan seorang imigran gelap dari Meksiko yang selama ini hidup di Amerika tanpa surat-surat. Galindo hidup sangat sederhana dengan menjadi seorang tukang kebun bagi Blasco Martinez (Joaquin Cosio). Pekerjaannya tersebut jelas menghasilkan uang yang tidak banyak, apalagi Galindo harus menghidupi puteranya Luis (José Julián) yang sudah beranjak remaja. Hubungan Galindo dan Luis sendiri tidak pernah akrab karena Galindo selalu sibuk bekerja hingga malam hari bahkan di hari Minggu. Meski begitu dia amat menyayangi putera tunggalnya tersebut dan rela bekerja keras demi sang putera meskipun Luis terlihat tidak pernah menghargai kerja keras sang ayah. Sampai suatu hari Galindo mendapat kesempatan memperbaiki hidupnya saat dia membeli truk dan usaha perkebunan milik Blasco yang ingin memulai usaha baru di Meksiko. Setelah sempat menolak akhirnya Galindo tergiur juga pada bisnis tersebut. Tapi ternyata nasib baik masih belum menyertai Galindo dan bisnisnya. Tapi siapa sangka hal itu malah bisa menjadikan hubungan antara Galindo dengan Luis menjadi lebih baik.
Jika mencari sebuah inovasi dalam hal ceritanya, jelas A Better Life tidak mempunyai hal tersebut. Hal klise tentang seorang imigran gelap yang hidup dalam kondisi yang berat jelas sudah sering kita jumpai. Begitu juga dengan kisah seorang ayah yang berjuang seorang diri menghidupi sang anak. Semuanya sudah sangat familiar memang, tapi bukan itu yang terpenting dalam sebuah drama seperti ini. Cerita standar dan seklise apapun akan menjadi luar biasa saat mampu tampil dengan menyentuh dan bisa mengambil hati penontonnya. Sama seperti dalam film horror yang mau seburuk apapun akting pemainnya atau ceritanya kalau mampu tampil menyeramkan maka film itu dianggap bagus. Lalu apakah A Better Life mampu tampil menyentuh? Jika hanya diberi pilihan "ya" dan "tidak" saya akan menjawab "Ya". A Better Life memang mampu tampil menyentuh dan jauh dari kata gagal sebagai sebuah drama meskipun ceritanya sangat klise. Mungkin tidak sampai membuat penontonnya menangis, tapi melihat perjuangan seorang ayah yang rela begitu bekerja keras demi anaknya walaupun sang anak tidak terlalu menghargai keras tersebut memang cukup menyentuh. 
Karakterisasi terhadap karakter Galindo dan Luis juga bagus. Galindo jelas sosok yang akan membuat kita bersimpatik. Seorang ayah yang dengan segala kesederhanaan rela bekerja keras tanpa sekalipun mengeluh. Galindo memang sering mendapat nasib buruk tapi tidak pernah sekalipun terasa nasib buruk tersebut dibuat terlalu berlebihan. Galindo juga menanggapi kesialannya dengan wajar tanpa dibuat over. Tidak ada dramatisasi berlebihan untuk membuat penontonnya terharu. Semua berjalan sederhana namun mengena. Sedangkan sosok Luis memang adalah anak yang tidak terlalu menghargai usaha keras sang ayah, tapi dia tidak pernah terlihat sebagai bocah menyebalkan seperti yang sering kita jumpai dalam peran-peran semacam itu. Sosok Luis adalah sosok yang wajar terlihat dalam setiap remaja yang menginginkan hidup yang bahagia dan ingin terlihat baik dimata teman-temannya. Kemudian lanjut pada akting Demian Bichir, saya tidak bisa mengatakan bahwa masuknya Bichir dan tersingkirnya nama-nama yang sempat saya sebutkan diatas tadi sebagai sebuah kontroversi. Mereka semua termasuk Bichir layak dapat nominasi. Hal yang membuktikan bahwa persaingan Best Actor di Oscar yang lalu memang ketat. Mengejutkan tapi tidak kontroversial.

Selain kisahnya yang klise, pesan dan makna yang terkandung dalam film ini juga sudah sering kita jumpai. Bahkan hanya merujuk pada judulnya saja kita sudah bisa tahu kalau film ini akan membawa kita pada sebuah perenungan mengenai hidup yang lebih baik. Sebenarnya hidup seperti apakah yang bisa dikatakan baik? Terkadang kita selalu berusaha untuk mendapatkan sebuah kehidupan yang lebih baik, namun benarkah kehidupan yang kita inginkan itu memang yang lebih baik. Bahkan sedari awal sebelum timeline film ini yaitu pada saat Galindo dan para imigran lainnya meninggalkan Meksiko menuju Amerika pertanyaan itu sudah muncul. Apakah meninggalkan Meksiko sebagai imigran gelap memang akan menghasilkan hidup yang lebih baik? Terkadang memang membingungkan apakah hidup kita memang sudah lebih baik ataukah kehidupan yang lebih baik bisa datang jika kita terbiasa akan kehidupan yang sedang kita jalani dan mensyukurinya. Apapun itu, meski klise namun makna yang ada didalam A Better Life memang mudah untuk dicerna dan cukup mengena bagi penonton. Sebuah suguhan drama yang memuaskan.


Tidak ada komentar :

Comment Page: