A CLOCKWORK ORANGE (1971)

1 komentar
Nama Stanley Kubrick jelas identik dengan kejeniusan. Lihat saja jajaran filmnya yang tidak hanya sering diakui sebagai film-film terbaik sepanjang masa tapi juga mempunyai genre yang berbeda-beda. Lihat saja, Kubrick pernah membuat Killer's Kiss yang merupakan film noir diawal karirnya. Kemudian pernah juga ia membuat film epic Spartacus sampai film perang macam Full Metal Jacket. Genre komedi tidak dilewatkan pula oleh Kubrick saat ia membuat komedi satir Dr. Strangelove. Kubrick juga pernah membuat film horror adaptasi novel Stephen King, yaitu The Shinning, membuat film period drama di Barry Lyndon, hingga sebuah masterpiece film science-fiction yang ia hadirkan lewat 2001: A Space Odyssey. Bisa dibilang Kubrick adalah sutradara yang punya talenta lengkap dan mampu membuat film bagus apapun genre-nya. Namun kontroversi juga tidak jarang meliputi film-film buatan Kubrick termasuk dalam A Clockwork Orange yang merupakan adaptasi novel berjudul sama karangan Anthony Burgess. Kontroversi datang akibat konten dalam film ini yang banyak mengandung kekerasan dan adegan seksual yang kental.

Alex (Malcolm McDowell) adalah seorang antisosial yang merupakan pimpinan dari sebuah geng beranggotakan empat orang termasuk dirinya yang sering melakukan berbagai tindakan kejahatan. Kejahatan yang mereka lakukan biasanya berbau kekerasan hingga seksual mulai dari berkelahi dengan geng penjahat lain, memukuli gelandangan, sampai masuk kerumah orang kemudian melakukan pengrusakan, pencurian sampai pemerkosaan. Sampai suatu hari Alex tertangkap saat melakukan aksinya yang membuat nyawa seseorang melayang dan harus menjalani hukuman 14 tahun penjara. Disana Alex mulai merubah kepribadiannya dan akhirnya ia menjadi volunteer dalam sebuah eksperimen yang dilakukan pemerintah. Eksperimen tersebut dinamakan teknik ludovico yang bertujuan untuk membuat seseorang tidak lagi berhasrat melakukan tindakan-tindakan kejahatan. Namun ternyata pengobatan tersebut jauh lebih mengerikan dari yang Alex kira.

A Clockwork Orange jelas bukan sebuah film yang mudah dan menyenangkan untuk disaksikan. Dari awal saja kita sudah disuguhi pemandangan gila dan eksentrik dari sebuah pub yang menjual "susu plus" dan dari sudah terlihat film ini akan punya konten seksual yang tingi. Kemudian akan ada beberapa adegan dengan kekerasan yang disajikan dnegan gila sampai adegan pemerkosaan yang tidak kalah gila. Bahkan disaat Alex sudah bukan lagi seorang penjahat sociopath kita tetap akan mendapatkan beberapa adegan disturbing seperti saat Alex menjalani pengobatan yang akan menampilkan sebuah adegan yang cukup ikonik disaat mata Alex dipaksa untuk tetap terus terbuka. Selain adegan penuh kekerasan dan seksual, nuansa disutrbing tercipta juga akibat rasa muak yang kita rasakan atas kebobrokan yang terjadi di sekitar Alex baik itu yang ia lakukan sampai yang menimpa dirinya. Semuanya terasa memuakkan dan merupakan sebuah kritikan yang mengena, sebuah sindiran tajam yang begitu berani divisualisasikan oleh Kubrick dalam film ini. Tapi saya tidak bisa menyangkal bahwa segala rasa muak akibat kebobrokan dalam film ini terasa berimbang dengan rasa puas melihat bagaimana Kubrick mengemas semua itu. Tentu akan banyak sekali adegan memorable disini dimana favorit saya adalah saat Malcolm McDowell berimprovisasi dengan menyanyikan Singin' in the Rain saat adegan pemerkosaan diawal film. Ya, semenjak itu lagu Singin' in the Rain tidak lagi terdengar dan terasa sama bagi saya.
Film ini juga terasa begitu lengkap dalam menyajikan kritikannya. Berbagai aspek mulai dari moral, sosial hingga psikologi tidak luput disinggung disini. Sosok Alex adalah seorang Sociopath atau penderita ASPD (Anti Social Personality Disorder) dimana dia adalah seseorang yang tidak ragu melakukan berbagai tindakan melawan norma dan hukum, tidak segan melakukan penipuan dan pencurian, tidak mempedulikan keselamatan orang lain, dan senang melakukan hal-hal yang berbau kekerasan (agresif). Pemilihan soso Alex sebagai penderita ASPD adalah pilihan tepat untuk menciptakan karakter yang terlihat begitu kejam dan absolut dalam melakukan segala tindak kejahatannya. Hal tersebut membuat Alex diawal film terlihat sebagai sosok yang totally evil, murni jahat. Hal itu sangat berpengaruh dengan apa yang akan disinggung oleh film ini pada fase berikutnya. Berkaitan dengan morality, sosok Alex yang begitu kejam akhirnya mendapatkan hukuman dan akhirnya mendapatkan "pengobatan" yang membuatnya sembuh dari segala kejahatan. Masalahnya adalah, setelah menjalani hukuman tersebut Alex masih harus menerima punishment dari lingkungan dan balas dendam dari berbagai orang yang dulu pernah ia sakiti. Pertanyaannya bukankah Alex sudah menerima hukumannya? Bukankah dosanya sudah ia tebus? Bukankah dia sudah bertransformasi dari pelau menjadi korban? Ataukan semuanya tidak bisa diampuni karena kekejaman yang pernah ia lakukan atas dasar kesenangan? Disinilah kita akan disuguhi ambiguitas moral tentang penebusan atas kesalahan masa lalu. Jikalau balas dendam itu perlu lalu untuk apa hukum diciptakan untuk mengadili para penjahat?

A Clockwork Orange juga dengan begitu baik memasukkan satir sosial tentang individu yang hidup dalam kontrol pihak lain. Hal itu tergambar dari sosok Alex setelah mendapatkan treatment sehingga membuatnya tidak lagi suka melakukan hal buruk. Tapi Alex tidak diberi pilihan untuk menentukan jalan hidupnya, dia dipaksa supaya tidak lagi melakukan kejahatan. Bukan atas kesadaran sendiri tapi atas dasar paksaan dari pihak lain. Mungkin dari situlah asal muasal judul A Clockwork Orange dimana Alex yang dari luar terlihat alamiah, seperti manusia pada umumnya tapi didalam ia sebenarnya adalah sebuah mesin yang bergerak dibawah kontrol dan diatur oleh pihak lain. Dari situ juga tergambarkan tentang usaha menciptakan hal yang baik tapi tidak dengan cara yang baik. Mungkin bisa disamakan dengan perbuatan Robin Hood yang mencuri untuk menolong orang. Disini tindakan pengobatan pada Alex mungkin punya tujuan yang baik tapi tidak dilakukan dengan cara yang baik dan memanusiakan manusia. Pengobatan yang diberikan terhadap Alex juga sangat erat hubungannya dengan aspek psikologi. Alex diberikan stimulus yang akan membuatnya belajar terhadap suatu kondisi. Alex belajar bahwa setiap hal berbau kekerasan akan membuatnya mual dan sakit yang membuatnya merasa itu adalah hal buruk, sama seperti Classical Conditioning milik Pavlov.

Jikalau ada yang kurang dari film ini maka itu adalah saat transformasi Alex setelah ia masuk penjara. Saya merasa perubahan Alex dari seorang sociopath menjadi tahanan berkelakuan baik dan mengajukan diri sebagai pasien dalam treatment tersebut terlalu tiba-tiba dan berasa dipaksakan. Kita tidak diperlihatkan dalam dua tahun masa tahanan itu apakah ada momen yang merubah kepribadian Alex. Berbeda dengan di novelnya dimana Alex mengikuti treatment tersebut setelah membunuh sesama tahanan yang melakukan pelecehan seksual kepada dirinya. Sedangkan dalam film momen tersebut terasa dipaksana dan kurang beralasan. Tapi diluar itu A Clockwork Orange adalah sebuah sajian yang mampu mencakup berbagai macam isu mulai dari moral, sosial, hukum hingga psikologi dan meleburkannya menjadi satu kesatuan dengan amat baik meskipun banyak mengandung adegan yang cukup disturbing. Jangan lupakan juga ending film ini yang memadukan keindahan, kegilaan dan kata-kata sarkastik yang memancing tawa.


1 komentar :

Comment Page:
Unknown mengatakan...

Film "Sakit" tapi ruarr biasa mengesankan.
direkomendasikan untuk ditonton selama masih hidup!