NINJA KIDS!!! (2011)

2 komentar
Serial anime Ninja Kids atau Nintama Rantaro adalah salah satu tontonan favorit saya di masa kecil dulu. Bahkan sampai sekarang saya masih menyempatkan sesekali membaca komiknya. Daya tarik dari serial ini adalah pengemasan komedinya yang konyol dan penuh unsur slapstick yang kental dengan nuansa absurd. Hal yang sama berlaku juga pada karakter-karakter yang ada. Semuanya selalu punya kekonyolan masing-masing, tapi dibalik itu mereka punya ciri khas dan karakterisasi yang kuat, bahkan karakter minor sekalipun setidaknya punya sebuah ciri khas yang  membedakan mereka dengan karakter lainnya. Penuh kekonyolan dan keabusrdan yang menyenangkan adalah hal yang membuat saya menyukai kisah para ninja cilik ini. Tapi bagaimana jika ada film yang mengadaptasi anime ini dan disutradarai oleh Takashi Miike? Banyak orang yang mungkin akan kaget karena selama ini nama Miike lebih terkenal lewat film-film penuh darah yang mengumbar gore tingkat tinggi. Namun sebenarnya selama ini jangkauan genre yang dicakup oleh Miike jauh lebih luas dari sekedar film sadis, karena ia juga pernah menggarap film dengan tema kriminal (khususnya Yakuza), film musikal, komedi, adaptasi game, film samurai, dan tentunya film-film keluarga yang ringan, termasuk Ninja Kids!!! ini.

Film ini akan membawa kita pada awal pada saat Rantaro (Kato Seishiro) baru masuk ke akademi ninja.Rantaro sendiri berasal dari keluarga ninja yang miskin, dimana sang ayah dahulu adalah mantan ninja namun kini hanya bekerja sebagai petani biasa. Rantaro diharapkan oleh kedua orang tuanya bisa menjadi ninja kelas atas yang hebat. Di akademi ninja itu, Rantaro tergabung dalam kelas Ha, yang isinya adalah murid-murid yang bisa dibilang paling bodoh. Disana ia berteman dengan Kirimaru (Hayashi Roi) yang mata duitan dan Shinbei (Kimura Futa) yang jago makan dan tidur. Tahun awal kehidupan mereka di akademi ninja tersebut diisi dengan berbagai macam kekonyolan dan kebodohan dalam tiap pelajaran ilmu ninja yang diberikan. Pada paruh pertama kita masih belum akan disuguhi banyak konflik. Paruh pertama film masih diisi dengan perkenalan-perkenalan pada masing-masing karakter dalam film ini. Mulai dari Guru Doi yang dekat dengan anak-anak, Pak Guru Yamada yang senang berdandan sebagai perempuan, ibu kantin yang ketat soal makanan, kepala sekolah yang jago tapi sudah berumur, Yamamoto Shina sang wanita misterius, sampai Happosai si ninja jahat tapi konyol yang berkepala besar. Semua karakter mendapat kesempatan menampilkan ciri khasnya. Hebatnya lagi, tampilan mereka sama persis dengan yang selama ini kita kenal baik di anime ataupun manga-nya.

Sayangnya, disaat film memasuki paruh kedua dimana konflik utama sudah dimulai tidak semua karakter yang ada mendapat kesempatan untuk muncul. Bahkan kita justru akan makin banyak dijejali oleh karakter-karakter baru daripada memaksimalkan karakter yang sudah diperkenalkan di paruh pertama tadi. Tapi yang masih tetap bertahan di paruh kedua ini adalah nuansa absurd dalam filmnya. Berbagai momen yang tidak hanya penuh momen slapstick konyol tapi juga tingkat absurd yang tinggi seringkali muncul. Bayangkan saja ditengah-tengah film ada sosok ninja yang muncul dengan merobek background film hanya untuk menjelaskan sesuatu seperti jenis senjata dan hal-hal lainnya. Tapi justru itulah kelebihan lain dari Ninja Kids!!! Selain desain karakternya yang setia pada versi aslinya, semangat dan suasana yang ditampilkan juga punya rasa yang sama. Momen yang mungkin akan terasa tidak jelas dan aneh memang sering muncul baik di anime ataupun komiknya, dan itulah yang menjadi kekuatan utamanya. Untuk versi filmnya sendiri kekonyolan itu jujur mampu membuat saya terhibur. Tidak semua komedinya terasa lucu, tapi masih mampu membuat saya betah menonton, apalagi dengan segudang kebodohan dan keanehan yang ditawarkan.
Jika ditinjau dari rangkaian plot-nya, film ini mungkin akan terlihat kacau. Terjadinya hal-hal diluar nalar, fokus cerita yang kadang tidak jelas, sempilan-sempilan adegan komedi yang tidak kalah absurd baik eksekusi hingga penempatannya, mungkin akan terasa sangat mengganggu dan membuat beberapa penonton akan mengatakan bahwa ini adalah film jelek yang bodoh. Tapi sebenarnya semua hal itu adalah sebuah bentuk kesetiaan pada sumber aslinya. Takashi Miike selama ini lebih dikenal sebagai sutradara yang membuat film penuh gore dan kekerasan tingkat tinggi, tapi saya lebih suka menyebut Miike sebagai seorang sutradara yang mampu memahami dengan baik bagaimana sebuah film harus digarap secara total. Untuk urusan menangkap jiwa dalam sebuah naskah yang ia garap, Miike memang jagonya. Saat harus membuat film tentang seorang pembunuh berantai ia akan menyajikannya tanpa tanggung-tanggung. Begitu pula saat ia mengadaptasi anime seperti film ini, tidak tanggung-tanggung ia sangat setia pada sumbernya bahkan mampu menangkap suasana yang muncul dan jadi andalan serial Rantaro.

Saya sendiri secara keseluruhan cukup bisa menikmati film ini, meski di beberapa bagian humornya terasa garing dan keanehannya sudah agak terasa berlebihan untuk sebuah live action. Film ini juga terasa kurang halus dalam momen demi momen yang terasa seperti bukan sebuah satu kesatuan yang utuh dan lebih seperti satu film dengan banyak segmen yang berbeda-beda. Namun hingga akhir, film ini tidak pernah terasa membosankan. Diluar dugaan saya, Ninja Kids!!! dibalut dengan efek CGI yang cukup bagus dan pengemasannya juga pas makin membuat momen komikal dalam film ini efektif. Bukan termasuk dala jajaran film terbaik Miike memang, namun film ini adalah sebuah hiburan menyenangkan serta adaptasi yang sangat setia pada sumber aslinya, meskipun sosok Rantaro dalam film ini terasa kurang menonjol (dalam anime ataupun komik, meski tidak seaneh tokoh lainnya, sosok Rantaro tetap masih lebih menyenangkan untuk ditonton dibandingkan versi filmnya. Namun yang jelas, jika sedang butuh hiburan saya tidak akan keberatan untuk kembali menonton film ini. 


2 komentar :

Comment Page: