THE HUNGER GAMES (2012)

10 komentar
Saya yang bukan seorang penggemar novel belum mendengar apalagi membaca tirlogi novel The Hunger Games karya Suzanne Collins sebelum kabar mengenai adaptasi filmnya berhembus kencang. Saya sendiri pada akhirnya tidak membaca novelnya dan hanya mengetahui garis besar ceritanya. Reaksi pertama saya setelah mendengar premisnya adalah "Ah, sangat mirip dengan Battle Royale". Saya memang sangat menyukai Battle Royale yang tidak hanya pamer kekerasan dan sadisme tapi juga menyinggung berbagai isu-isu moral dan sosial. Selain itu Battle Royale juga berhasil membuat penontonnya terikat dan peduli akan tiap karakter yang ada walaupun hanya karakter minor sekalipun. Jujur saya tidak terlalu optimistis terhadap The Hunger Games meskipun disana ada Jennifer Lawrence. Saya sempat mengira adaptasi film ini hanya akan menjadi franchise film remaja biasa saja. Apalagi setelah melihat trailer-nya yang jelas menghindari munculnya adegan-adegan kekerasan guna memperoleh rating PG-13.

Di masa depan ada sebuah negara bernama Panem yang dipimpin oleh orang-orang kaya yang tinggal di pusat negara bernama Capitol. Panem dibagi menjadi 13 distrik yang masing-masing mewakili tingkat kesejahteraan penduduknya. Sampai ketiga belas distrik tersebut suatu hari melakukan perlawanan untuk menggulingkan kekuasaan otoriter Capitol yang menyebabkan kehancuran dimana-mana dan berujung pada hancurnya distrik 13. Sebagai bentuk "peringatan" terhadap kejadian tersebut, 12 distrik yang tersisa tiap tahunnya harus mengirimkan sepasang laki-laki dan perempuan berusia 12-18 tahun untuk ikut serta dalam acara tahunan The Hunger Games dimana 24 wakil dari masing-masing distrik harus bertarung dan saling bunuh hingga akhirnya menyisakan satu orang pemenang saja yang bisa bertahan hidup.

10 komentar :

Comment Page:

THE MUPPETS (2011)

Tidak ada komentar
Jujur saja masa kecil saya bukanlah pecinta The Muppet Show. Saat itu saya lebih sering menonton Sesame Street dengan Elmo dan kawan-kawan. Bukan saya tidak suka tapi seingat saya di kampung saya dulu tidak ada televisi yang menyiarkan pertunjukkan Kermit dan para Muppet tersebut. Jadi bagi saya sama sekali tidak ada perasaan nostalgia saat akan menonton The Muppets ini. Yang menarik perhatian tentu saja adalah marketing yang dilakukan untuk promosi film ini. Tidak hanya gencar tapi juga unik dimana kita tentu ingat beberapa fake trailer yang dibuat. Tanggapan dari para kritikus juga memuaskan dimana website Rotten Tomatoes memberi nilai 96% yang jelas tergolong sangat tinggi untuk film anak-anak. Film ini sendiri dibintangi oleh Jason Segel dan Amy Adams beserta banyak cameo selebirits lainnya macam Jack Black hingga Neil Patrick harris. Bagi Segel sendiri ini adalah proyek impian baginya yang merupakan pecinta para Muppet sedari kecil dulu. 

Film ini berkisah tentang dua bersaudara (yang anehnya) beda "jenis", yaitu Gary (Jason Segel) yang jelas seorang manusia dan Walter (Peter Linz) yang adalah muppet. Keduanya adalah pecinta The Muppet Show khususnya Walter yang sangat memuja Kermit dan kawan-kawan. Sampai tiba suatu hari yang ditunggu Walter disaat Gary dan kekasihnya, Mary (Amy Adams) akan pergi ke Los Angeles untuk merayakan 10 tahun berjalannya hubungan mereka berdua. Gary turut mengajak Walter ke L.A. dimana disana mereka akan mengunjungi Muppet Theater yang merupakan rumah para muppet. Tapi sesampainya disana tempat tersebut sudah tak ubahnya gedung tua yang tak terurus karena ternyata sudah sejak lama para muppet tidak lagi mengadakan pertunjukkan dan sudah tidak bersama lagi. Yang mengejutkan lagi Walter secara tidak sengaja mendengar bahwa Tex Richman (Chris Cooper) yang seorang juragan minyak akan merobohkan bangunan tersebut untuk mencari sumber minyak yang ada dibawahnya. Kini adalah tugas bagi Walter, Gary dan Mary untuk bisa mengumpulkan para muppet supaya mereka mengadakan pertunjukan lagi untuk menggalang dana agar bangunan bersejarah itu tidak jadi diruntuhkan.

Tidak ada komentar :

Comment Page:

JANE EYRE (2011)

Tidak ada komentar
Terbit pada tahun 1847, novel Jane Eyre karangan Charlotte Bronte telah menjadi salah satu novel paling dikenal oleh para penikmat sastra. Tentu saja novel yang meraih kesuksesan tidak luput untuk diadaptasi menjadi sebuah film. Untuk Jane Eyre sendiri total sudah hampir 20 film yang berbasis dari novel tersebut termasuk yang paling baru adalah film ini yang disutradarai Cary Joji Fukunaga serta dibintangi oleh Mia Wasikowska dan Michael Fassbender. Kedua aktor dan aktris tersebut saat ini adalah termasuk yang karirnya sedang naik daun. Tentunya pertemuan keduanya dalam satu film akan sangat menarik. Saya sendiri baru pertama kali ini menonton film yang dasarnya mengadaptasi kisah Jane Eyre. Bahkan novelnya belum saya baca dan saya tidak begitu tahu jalan cerita film ini. Yang saya tahu film ini adalah mengenai seorang wanita mandiri yang berusaha hidup lewat jalan yang ia mau, tipikal film period saya rasa.

Film dimulai dengan adegan Jane Eyre (Mia Wasikowska) sedang berlari dibawah hujan yang deras. Terlihat jelas bahwa gadis itu sedang merasakan sebuah kesedihan yang teramat sangat. Saat kondisinya sudah sanagt lemah, Jane beruntung dia ditemukan olehs eorang pendeta muda bernama St. John Rivers (Jamie Bell) dan untuk sementara waktu tinggal dirumahnya bersama dua adik perempuan sang pendeta. Dimulai dari situlah kita akan mulai diajak berkenalan dengan masa lalu Jane Eyre yang cukup berat dimana dia mengalami masa kecil yang tidak mengenakkan saat tinggal bersama bibinya lalu saat dia mulai bersekolah di sekolah medis yang keras teknik mengajarnya. Tapi kisah hidup Jane yang paling berpengaruh adalah saat dia diminta menjadi guru bagi Adèle Varens (Romy Settbon Moore) yang hanya bisa berbicara Bahasa Prancis. Jane sendiri dipekerjakan oleh Edward Fairfax Rochester (Michael Fassbender). Awalnya hubungan Jane dan Edward tidaklah baik, tapi kemampuan Jane sebagai seorang guru yang handal serta sikpanya yang independen membuat Edward Rochester mulai tertarik pada Jane Eyre. Tapi ternyata ada halangan besar yang menyulitkan hubungan cinta mereka.

Tidak ada komentar :

Comment Page:

CARNAGE (2011)

Tidak ada komentar
Film yang diadaptasi dari sebuah drama panggung pastilah menarik dan punya beberapa hal unik yang merupakan faktor bawaan dari drama panggung tersebut. Hal-hal unik tersebut misalnya setting lokasi yang tidak banyak bahkan biasanya hanya di satu lokasi, dialog-dialog yang padat, atau mungkin komposisi panggung yang masih dipakai dalam filmnya. Carnage yang merupakan adaptasi dari drama panggung berjudul God of Carnage buatan Yasmina Reza jelas jadi sebuah film yang amat menarik untuk ditunggu karena faktor tersebut. Tapi selain karena merupakan adaptasi drama panggung, Carnage punya fakotr lain yang membuat film ini sangat layak dinantikan, yaitu berkaitan dengan nama-nama yang terlibat didalamnya. Di kursi sutradara ada Roman Polanski yang karya-karyanya selalu berkualitas meskipun sedang dalam permasalahan hukum. Sedangkan di jajaran pemainnya ada tiga pemenang Oscar yakni Jodie Foster, Kate Winslet dan Christoph Waltz. Selain itu ada juga peraih nominasi Oscar, John C. Reilly.

Cerita dalam film ini sebenarnya sangat sederhana, yaitu mengenai pertemuan antara dua pasang orang tua yang membahas mengenai pertikaian kedua anak mereka yang berujung pada salah seorang anak memukul anak yang lain dengan kayu hingga harus kehilangan dua giginya. Pasangan Nancy Cowan (Kate Winslet) dan Alan Cowan (Christoph Waltz) berkunjung kerumah pasangan Penelope Longstreet (Jodie Foster) dan Michael Longstreet (John C. Reilly) untuk meminta maaf sekaligus membahas mengenai bagaimana cara untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi antara anak-anak mereka. Awalnya mereka mencoba untuk meyelesaikan masalah ini dengan damai dan dewasa. Tapi lama-kelamaan diskusi santai tersebut makin memanas dan akhirnya perlahan berubah jadi sebuah debat yang bercampur pertengakaran hebat.

Tidak ada komentar :

Comment Page:

JOHN CARTER (2012)

3 komentar
Produksi film yang diangkat dari novel A Princess of Mars yang dirilis 100 tahun lalu karya Edgar Rice Burroughs ini memang amat menyita perhatian. Ada beberapa faktor yang membuat film ini amat ditunggu. Yang pertama jelas karena film ini diangkat dari novelnya Edgar Rice Burroughs, dimana A Princess of Mars adalah novel pertama dari total 11 seri Barsoom yang ia tulis. Lalu menilik sutradaranya juga menarik karena ada nama Andrew Stanton yang selama ini dikenal sebagai sutradara animasi pixar lewat karyanya seperti Wall-E dan Finding Nemo. John Carter sendiri adalah film live action pertama darinya. Lalu kita lihat bujet yang digelontorkan mencapai $250 Juta yang kalau saya tidak salah menjadikan film ini film termahal kelima sepanjang sejarah yang bahkan melebihi Avatar.  Tapi anehnya tidak ada satupun nama besar yang jadi jualan utama film ini. Paling hanya ada Willem Dafoe, Mark Strong dan Thomas Haden Church yang mana mereka juga bukan jadi jualan utama.

John Carter (Taylor Kitsch) adalah mantan angkatan bersenjata Amerika Serikat yang kini beralih profesi sebagai pemburu/penambang emas. John yang kini menjadi buronan militer Amerika Serikat sempat tertangkap sebelum akhirnya berhasil kabur dan malah terjebak dalam pertempuran militer Amerika melawan suku Apache. Ditengah pertempuran John yang bersembunyi dalam sebuah gua diserang oleh orang misterius. Setelah berhasil melumpuhkan orang tersebut John mengambil sebuah medali yang digenggam orang itu dan secara tiba-tiba John terbangun disebuah tempat misterius yang ternyata adalah Mars atau yang punya nama setempat Barsoom. Awalnya John diperlakukan layaknya tahanan oleh suku Tharks yang berwarna hijau dan tingginya diatas ukuran manusia Bumi. Tapi kemudian John mulai memperliahtkan kehebatannya yang sebenarnya muncul karena perbedaan gravitasi antara Bumi dan Mars, sehingga John menjadi sangat kuat dan mampu melompat luar biasa tinggi dan jauh.

3 komentar :

Comment Page:

SAFE HOUSE (2012)

2 komentar
Garis besar dari film ini adalah tentang Matt Weston (Ryan Reynolds) yang bekerja untuk CIA sebagai seorang penjaga di sebuah safe house yang terletak di Cape Town. Suatu hari seorang buronan internasional yang dulunya merupakan agen CIA bernama Tobin Frost (Denzel Washington) dibawa kesana untuk diinterogasi. Tapi ternyata ada pihak lain yang turut memburu Frost untuk mendapatkan sebuah rahasia yang ia miliki. Tepatnya ada sebuah konspirasi yang nantinya akan melibatkan Matt dan Frost sekaligus mengancam nyawa mereka berdua. Mengetahui cerita itu saya berasumsi bahwa film Amerika pertama garapan sutradara Daniel Espinosa ini ada;ah sebuah action-thriller yang akan berlokasi di satu tempat saja, yaitu didalam safe house yang dijaga oleh Matt.

Ryan Reynolds dan Denzel Washington sendiri sama-sama pernah bermain dalam film seperti itu dimana Reynolds pernah berada di dalam peti di film Buried sedangkan Washington pernah bermain dalam John Q. Saya sendiri mengira film ini akan mirip seperti John Q yang meskipun tidak melulu berada dalam satu ruangan tapi konflik utama dan tensinya akan berputar dalam satu tempat tersebut. Tapi ternyata saya salah kira. Meskipun judulnya Safe House tapi ternyata jika dihitung-hitung tidak sampai 50% durasi film dihabiskan di tempat tersebut. Sisanya hanyalah sebuah sajian aksi dengan balutan cerita yang sangat standar dan klise. Durasi 117 menit film ini terasa membosankan meskipun banyak diisi adegan aksi berkecepatan tinggi tapi tidak ada yang spesial disana. Beberapa kali ada momen mengagetkan tapi lama kelamaan teknik mengagetkan penonton itu terasa monoton karena diulang berkali-kali.

2 komentar :

Comment Page:

HUGO (2011)

2 komentar
Kabar Martin Scorsese akan membuat film anak-anak/keluarga dengan balutan 3-D yang sekaligus menjadikan film tersebut sebagai film Scorsese dengan bujet terbesar ($150 juta) jelas adalah sebuah kabar yang mengejutkan sekaligus menyenangkan. Disaat banyak film 3-D seolah dibuat hanya untuk menambah pemasukan, dirilisnya film 3-D buatan Scorsese tentu jadi hal yang patut ditunggu. Apalagi kisahnya diangkat dari novel anak-anak yang berjudul The Invention of Hugo Cabret. Menjadi unik jika melihat daftar film Scorsese yang jauh dari genre film keluarga. Siapa yang sangka sutradara yang membuat Taxi Driver, Gangs of New York, The Departed hingga Shutter Island akan membuat film seperti Hugo ini. Saya sendiri belum membaca bukunya dan memilih tidak mencari tahu lebih jauh tentang kisah film ini yang pada akhirnya berujung pada kejutan menyenangkan yang saya dapatkan.

Hugo Capret (Asa Butterfield) adalah seorang bocah berusia 12 tahun yang sudah harus menjalani hidup yang keras di sebuah stasiun sebagai seorang penyetel jam disana. Hugo tinggal sendirian setelah sang ayah (Jude Law) meninggal dalam sebuah kebakaran. Sang paman yang akhirnya merawat Hugo dan mengajarinya menyetel jam juga hilang entah kemana. Jadilah keseharian Hugo tidak mudah dan untuk hidup dia seringkali mencuri barang-barang termasuk makanan. Hal itu jugalah yang membuatnya harus berurusan dengan Inspektur Gustave (Sacha Baron Cohen) setelah suatu hari Hugo ketahuan mencuri di sebuah toko mainan milik seorang pria tua (Ben Kingsley). Ternyata pertemuannya dengan pria tua tersebut akan mempengaruhi kehidupan Hugo, karena pria tua itu ada hubungannya dengan automaton peninggalan sang ayah.

2 komentar :

Comment Page:

FOOTLOOSE (2011)

Tidak ada komentar
Saya belum menonton versi tahun 1984 yang dibintangi Kevin Bacon, tapi saya sangat menyukai soundtrack-nya yang dinyanyikan oleh Kenny Loggins. Sebuah lagu dengan nada yang mudah dinikmati meskipun liriknya sangat cheesy tapi dengan kesederhanaan itu lagu Footloose adalah sebuah lagu yang bisa dengan mudah dinikmati dan membuat orang yang mendengarkannya jadi ingin bergoyang mengikuti iramanya. Untuk film versi aslinya sendiri cukup sukses dengan berhasil mendapatkan penghasilan diatas $80 juta. Dimata kritikus sendiri film tersebut tidak buruk-buruk amat meskipun juga bukan termasuk film dance yang kualitasnya amat bagus. Jadi apakah sutradara Craig Bewer dan aktor Kenny Wormald bisa menciptakan remake yang setidaknya bisa menandingi semangat film aslinya?

Kisahnya masih tidak berbeda dengan film aslinya dimana Ren McCormack (Kenny Wormald) adalah seorang pemuda dari Boston yang baru saja pindah ke sebuah kota kecil bernama Bomont setelah sang ibu meninggal dunia. Bomont adalah sebuah kota kecil yang punya hukum amat ketat dimana para remaja dibatasi oleh jam malam, tidak boleh menyetel musik terlalu keras, bahkan tidak boleh menari. Peraturan ekstrem tersebut diciptakan oleh seorang Pendeta bernama Shaw Moore (Dennis Quaid) yang tiga tahun sebelumnya telah kehilangan puteranya dalam sebuah kecelakaan bersama empat orang remaja Bomont lainnya sepulangnya mereka dari pesta. McCormack yang mencintai tarian jelas tidak bisa menerima peraturan ini dan berusaha melakukan perlawanan. Disisi lain dia juga menyukai puteri sang pendeta, Ariel (Julianne Hough) yang juga punya jiwa pemberontak terhadap segala peraturan ketat sang ayah.

Tidak ada komentar :

Comment Page:

MOULIN ROUGE! (2001)

Tidak ada komentar
Lima tahun setelah melakukan modernisasi terhadap Romeo & Juliet, sutradara Baz Luhrmann kembali melakukan gebrakannya dengan membuat film musikal yang bisa dianggap sebagai tonggak kebangkita film musikal di ranah perfilman Hollywood. Tercatat setelah Moulin Rouge! ini banyak lahir film-film musikal yang mendapat pengakuan secara kualitas dan kesuksesan komersial seperti Chicago dan Dreamgirls. Baz Luhrmann dengan segala imajinasi liarnya berhasil membangkitkan kembali genre ini dan film-film musikal banyak yang menyusul untuk menjadi kontender di ajang Oscar. Bahkan setahun setelah Moulin Rouge mendapat nominasi "Best Picture", Chicago berhasil memenangkan kategori tersebut. Bermodalkan kisah cinta yang sebenarnya sederhana, Baz Luhrmann benar-benar menyuguhkan semua imajinasi yang ia miliki untuk membuat sebuah film ini menjadi begitu artistik dan megah. Dasar kisahnya sendiri adalah mengenai seorang penulis muda bernama Christian (Ewan McGregor) yang baru saja pindah ke Paris dimana disana ia berhasil terlibat sebagai penulis drama yang diberi judul Spectacular Spectacular yang rencananya akan dipentaskan di sebuah klub malam bernama Moulin Rouge.

Moulin Rouge sendiri adalah sebuah tempat yang begitu mewah dan eksklusif dimana orang-orang kaya berpesta, menari dan menikmati hiburan-hiburan disana termasuk tentu saja wanita-wanita cantik yang ada. Bintang utama di Moulin Rouge adalah seorang courtesan yang amat cantik dan menggoda bernama Satine (Nicole Kidman). Tanpa perlu penjelasan lebih jauh lagi sudah bisa ditebak bahwa nantinya Christian dan Satine akan saling jatuh cinta meskipun keduanya amat berbeda, dimana Christian hanyalah seorang penulis muda yang miskin sedangkan Satine adalah wanita yang mendambakan kehidupan yang glamour. Tapi biar bagaimanapun menggodanya berlian dan uang pada akhirnya "The greatest thing you'll ever learn is just to love and be loved in return" Tapi tentunya kisah cinta itu tidak akan berjalan mudah karena berbagai rintangan akan menghadang Christian dan Satine, khususnya dari The Duke of Monroth (Richard Roxburgh) yang begitu bernafsu mendapatkan Satine dengan cara apapun. Pada akhirnya Moulin Rouge! akan mengajak kita menikmati sajian drama percintaan, komedi dan tragedi yang dibalut dengan aspek musikal yang megah. Moulin Rouge! akan menagajak kita untuk merasakan bagaimana indahnya cinta dan begitu besarnya kekuatan cinta. Moulin Rouge! dan segala isinya akan mencoba mengajak kita percaya bahwa semua yang kita butuhkan dalam hidup ini adalah cinta. "All you need is LOVE".

Tidak ada komentar :

Comment Page: