ROBOT & FRANK (2012)

Tidak ada komentar
Film tentang robot yang bersahabat bahkan menjadi bagian keluarga manusia sudah beberapa kali diangkat. Sebut saja Bicentennial Man milik Chris Colombus hingga A.I. karya Steven Spielberg. Dalam film-film tersebut robot yang sejatinya hanyalah sebuah mesin yang dibuat untuk membantu pekerjaan manusia menjadi layaknya makhluk hidup yang mempunyai perasaan. Robot & Frank memang punya unsur tersebut, tapi pendekatan yang dilakukan dalam film ini jauh berbeda, begitu pula isu yang coba disentuh. Seperti judulnya, film perdana dari sutradara Jake Schreier ini akan bercerita tentang interaksi antara Frank (Frank Langella) dan robot miliknya (diperankan Rachel Ma dan disuarakan oleh Peter Sarsgaard). Frank adalah pria berusia 70 tahunan yang hidup sendirian setelah kedua anaknya Hunter (James Marsden) dan Madison (Liv Tyler) sudah menjalani hidup mereka masing-masing. Frank sendiri adalah seorang pencuri yang dimasa mudanya pernah dipenjara akibat kasus pencurian. Bahkan saat sudah tua dan mengalami dementia seperti sekarang, Frank masih tetap mencuri walau "hanya" berupa benda-benda kecil yang murah dari sebuah toko.

Tidak hanya hidup sendiri, Frank juga nampak tidak punya teman. Satu-satunya orang yang dekat dengan Frank adalah seorang wanita penjaga perpustakaan bernama Jennifer (Susan Sarandon). Frank yang hampir tiap hari berkunjung ke perpustakaan juga mulai menaruh perasaan cinta pada Jennifer. Sebenarnya Hunter juga masih secara rutin mengunjungi sang ayah tiap minggunya meski harus menempuh perjalanan 10 jam dan membuatnya jarang menghabiskan waktu bersama anaknya. Tapi menghadapi tingkah laku ayahnya yang semakin pelupadan tidak teratur dalam kehidupannya, Hunter mulai merasa lelah. Akhirnya ia memutuskan membelikan Frank sebuah robot untuk membantunya melakukan kegiatan sehari-hari mulai dari membersihkan rumah sampai membuatkan makanan bagi Frank. Tentu saja pada awalnya Frank tidak menyukai kehadiran sang robot yang menurutnya terlalu mengatur kehidupannya. Sampai suatu hari Frank menyadari bahwa robot itu bisa membantunya melakukan aksi pencurian.

Layaknya film-film drama indie dengan bujet rendah lainnya, kisah dalam Robot & Frank tampil cukup sederhana. Persahabatan manusia dengan robot memang bisa dibilang sedikit aneh, tapi film ini tetap terasa membumi dalam pemaparan ceritanya. Tidak perlu melodrama berlebihan dan momen-momen penguras air mata untuk membuat Robot & Frank terasa menyentuh. Chemistry yang tersaji antara Frank dengan robotnya memang indah, seperti sepasang sahabat yang saling menyayangi dan saling menolong. Tapi hal itu dilakukan tanpa perlu membuat sang robot menjadi sebuah mesin dengan perasaan seperti yang dilakukan oleh film-film macam A.I. Sang robot tetaplah sebuah robot yang tidak punya hati dan hanya berbuat seperti apa yang sudah diprogramkan padanya. Ini adalah kisah interaksi menarik antara manusia dengan robot. Si manusia dalam hal ini Frank adalah orang yang sedang merasakan hal yang begitu ditakuti manusia yakni kesepian dan kesendirian. Sebuah konflik dalam diri yang begitu manusiawi. Ironisnya ia mendapatkan obat kesendirian itu dari sesosok robot yang disini tidak ditampilkan terlalu manusiawi. Dia adalah robot yang biar bagaimanapun tetaplah robot.
Kisahnya berjalan dengan begitu baik. Proses bagaimana Frank yang pada awalnya tidak menyukai dan menolak keberadaan sang robot menjadi menerima hingga secara perlahan akhirnya merasa membutuhkan "sahabatnya" tersebut mengalir dengan baik tanpa terasa dipaksakan dan tidak harus melewati momen sentimentil yang berlebihan. Terima kasih pada penampilan gemilang Frank Langella yang sanggup membangun chemistry yang cukup unik dengan sesosok robot. Meski kita tahu bahwa robot tersebut diperankan oleh manusia juga, tapi tetap saja berakting dengan seorang manusia yang tidak bicara dan berada dalam kostum robot bukan hal yang mudah, dan apa yang diperlihatkan Frank Langella bagaikan ia benar-benar punya ikatan dengan robotnya. Saat tidak suka ia begitu jengah, hingga pada akhirnya tiba momen dimana Frank yang sadar bahwa robot itu tidak punya perasaan layaknya manusia merasa (atau mungkin berharap) sahabatnya itu benar-benar hidup.

Robot & Frank adalah sebuah buddy movie yang unik dan begitu manis. Bahkan di akhir film kita akan diberi twist mengejutkan yang juga terasa begitu manis dan menyentuh. Ini adalah kisah tentang manusia yang menjadi rapuh akibat kondisi fisiknya yang mulai menua dan psikisnya yang terganggu oleh kesendirian yang ia alami. Tapi dibalik itu semua ada rasa cinta yang begitu kuat mengiringi berjalannya kisah film ini. Frank mungkin merepotkan anak-anaknya dengan segala tingkah lakunya, tapi dibalik itu yang dia ingingkan hanyalah dimengerti dan mendapat rasa cinta serta perhatian yang tulus, begitu sederhana seperti filmnya yang tidak perlu terlalu melodramatis dan tampil sederhana namun bisa begitu mengena bagi saya. Walaupun begitu satu hal yang cukup mengganggu saya adalah bagaimana Frank yang digambarkan penderita dementia dan mengalami pikun yang cukup parah (sampai lupa pada anaknya) bisa menjadi begitu cerdas merencanakan sebuah pencurian yang tentunya begitu sulit jika dilakukan oleh orang dengan kondisi fisik dan psikis seperti dia. Sebuah kekurangan yang sayangnya mempengaruhi penilaian saya terhadap film ini, karena cukup berpengaruh pada bagaimana jalan ceritanya.


Tidak ada komentar :

Comment Page: