CHILDREN OF MEN (2006)

11 komentar
Inilah film yang dibuat Afonso Cuaron tujuh tahun sebelum Gravity yang luar biasa dan dua tahun setelah Prisoners of Azkaban yang jadi film terbaik dalam seri Harry Potter. Diadaptasi dari novel The Children of Men karya P.D. James, film ini sering dianggap sebagai salah satu sci-fi terbaik atau setidaknya film bertemakan distopia terbaik yang pernah ada. Kisahnya sendiri ber-setting pada tahun 2027 disaat dunia sedang berada dalam jurang kehancuran dan penuh dengan kerusuhan. Penyebab utama dari hal itu adalah terjadinya kemandulan yang tiba-tiba saja dialami seluruh umat manusia semenjak tahun 2009. Saat itu ibu-ibu hami mengalami keguguran dan semua wanita tidak lagi bisa hamil tanpa sebab yang diketahui secara pasti. Hal itu perlahan menggiring umat manusia pada kepunahan. Kekacauan dan kerusuhan terjadi dimana-mana khususnya yang melibatkan pihak pemerintah dan teroris. Dalam kondisi itu tinggal pemerintahan Inggris yang berfungsi dan hal tersebut menyebabkan begitu banyak imigran gelap yang coba menyusup masuk kesana dengan harapan mendapat hidup yang lebih baik. Namun kini pemerintah Inggris mulai tegas terhadap para imigran gelap. Mereka ditangkap, disiksa bahkan dibunuh.

Perilaku kejam itulah yang memicu banjir demonstrasi dan pemberontakan dimana-mana, salah satunya dilakukan oleh kelompok bernama "Fish" pimpinan Julian (Julianne Moore) yang dianggap sebagai teroris. Suatu hari Julian dan anggotanya "meminta" bantuan pada mantan suaminya, Theo (Clive Owen) untuk mencarikan akses masuk kepada seorang wanita bernama Kee (Clare-Hope Ashitey). Theo sendiri dulunya adalah seorang aktivis yang vokal melawan pemerintahan tapi karena sebuah tragedi dia memilih berhenti dan hidup sebagai pria kantoran biasa yang hidup damai. Theo pun pada akhirnya memilih membantu Julian dan mengantar Kee untuk melewati perbatasan. Namun misi yang nampaknya sederhana tersebut berubah jadi jauh lebih berbahaya. Apalagi ternyata ada rahasia besar dalam misi itu, rahasia yang bisa berdampak begitu besar bagi keseluruhan dunia dan umat manusia. Bagi orang yang sudah menonton film ini dan mungkin juga Gravity pasti sepakat bahwa Alfonso Cuaron layak disebut sebagai sosok yang revolusioner dalam dunia film. Sama seperti Gravity, Children of Men punya dasar premis yang sekilas sederhana yakni tentang sebuah misi untuk mengantar seseorang melewati perbatasn di tengah kondisi dunia yang kacau. Tapi Alfonso Cuaron punya visi yang begitu luar biasa hingga menjadikan segala aspek yang ada termasuk dunia distopianya tidak hanya menjadi tempelan belaka.

Dalam pengembangan ceritanya, Cuaron memang begitu memperhatikan detail. Bagaimana sebuah kemandulan berpengaruh pada perilaku manusia, pada pemerintahan yang berujung pada kekacauan. Bagaimana kekacauan yang penuh tragedi tersebut berdampak pada diri mereka yang hidup di dalamnya. Pokoknya semua hal yang terjadi dalam kisahnya selalu punya dampak yang nyata sekecil apapun itu. Contoh kecil dari hal tersebut ada pada diri Theo. Dia memang pada akhirnya bagaikan sosok pahlawan yang melakukan aksi heroik, tapi siapa dia sesungguhnya? Dia bukanlah seorang pria yang sempurna, dia memang orang baik tapi tidak sempurna. Dia menerima misi dari Julian mungkin karena satu dari dua alasan, yang pertama uang, yang kedua dia masih mencintai Julian, atau mungkin keduanya. Namun perlahan dia mulai mendapat sbeuah "pelajaran" seiring dengan perjalanan yang ia lakoni. Karakterisasi tersebut jelas cocok dengan gambaran dunia yang kacau balau. Masih banyak orang baik tapi tidak ada yang memang benar-benar mulia. Dan jika kita perhatikan, baik Theo, Julian ataupun Jasper muai mendapatkan dorongan untuk berkorban dan berbuat baik setelah mereka menemukan sebuah harapan dan masa depan yang berada dalam diri seorang anak manusia. 
Kemudian dari cerita yang sederhana tapi penuh detail hebat tersebut Cuaron selalu menyelipkan tema yang terasa spiritual. Jika Gravity bertutur tentang "reborn" maka Children of Men berkisah tentang harapan dan masa depan. Sosok bayi sendiri merupakan gambaran akan sebuah harapan baru untuk masa depan yang muncul dari anak manusia. Ya, pada dasarnya segala harapan di muka Bumi ini berasal dari tiap-tiap anak manusia, dan disaat manusia tidak lagi bisa bereproduksi hampir bisa dibilang harapan serta masa depan itu sendiri mulai menghilang. Kemudian jika kita bicara detail lagi, Cuaron memang tidak banyak memberikan penjelasan tentang apa yang terjadi, bahkan kita tidak tahu pasti kenapa terjadi kemandulan. Namun dengan cerdiknya ia memberikan berbagai macam tease atas apa yang terjadi selama kurang lebih 18 tahun ini, selama masa krisis terjadi entah itu lewat dialog karakternya atau gambar-gambar mulai dari koran sampai billboard. Cuaron memang tidak suka membuat filmnya gamblang, menyuapi penonton dan membuat mereka malas, karena itulah dengan cerdiknya ia memberikan segala informasi lewat hal-hal tadi. Penonton diposisikan sama seperti karakter-karakternya yang tahu tentang segala berita dan perkembangan lewat media, dan tidak tahu pasti penyebab kemandulan dimana kita hanya bisa menerka-nerka.

Dalam film ini Cuaron juga memperlihatkan pada kita bahwa dia tidak hanya seorang pencerita yang hebat tapi juga jago dalam aspek teknis. Kehebatan yang paling terasa adalah begitu banyaknya adegan yang terlihat seperti diambil dalam satu kali take. Bersama sinematografer Emmanuel Lubezki, Cuaron menyajikan berbagai adegan yang nyaris mustahil diambil lewat satu kali take. Adegan-adegan seperti penyergapan di mobil, sampai yang paling gila adalah klimaks saat Clive Owen berlarian ditengah reruntuhan bangunan dan desingan peluru lengkap dengan kamera yang "dikotori" cipratan darah terasa begitu luar biasa berkat cara pengemasan ini. Sesungguhnya memang semua adegan itu diambil lebih dari satu kali take, tapi berkat efek CGI dan berbagai trik di lokasi serta tentunya editing yang cermat hasil akhirnya pun tampak seperti sebuah shot panjang yang diambil satu kali. Dari sinilah saya yakin bahwa seharusnya Children of Men mendapat lebih banyak nominasi Oscar seperti Best Art Direction, Best Visual Effects, Best Director untuk Cuaron, bahkan Best Picture sekalipun.

Berkat hal itu adegannya pun jadi semakin terasa tegang, intens dan yang paling penting terasa begitu nyata. Sebuah cut pada adegan panjang memang berpotensi mengurangi feel, intensitas bahkan emosi yang ada, namun berkat pengemasan Cuaron ini emosi hingga atmosfer adegannya terasa begitu kuat dan nyata. Bahkan lagi-lagi bicara tentang detail, detail kecil dalam take panjang itu tergarap dengan hebat. Kita bisa melihat bahwa walaupun fokus utamanya ada di para karakter utama, tapi lingkungan sekitarnya bukan hanya tempelan Semuanya hidup, semuanya nyata. Seperti Gravity, Cuaron tidak butuh waktu lama untuk mengemas filmnya. Tidak sampai dua jam semua berjalan. Tapi durasi yang tidak terlalu panjang itu berhasil disulap menjadi sajian yang padat, kuat, mendalam, serta indah walaupun kelam. Sekali lagi saya tegaskan, detailnya luar biasa, teknik pengambilan gambarnya hebat

11 komentar :

Comment Page:
Alvi mengatakan...

film yg dianngap terbaik satu dekade kmrn, wlau saya lbh memilih The Dark Knight...

Rasyidharry mengatakan...

Kalo dibandingin sama TDK sih lebih milih TDK :)

Alvi mengatakan...

haha, sepakat. saya sih menganggap TDK merupakan film terbaik sedekade kemaren.. Kalo agan sendri? Bisa tuh ntar saya cari film nya, haha

Rasyidharry mengatakan...

Hmm mungkin antara City of God sama Mulholland Drive

Alvi mengatakan...

City of God udah nonton, Mulholland Drive belum sempat nonton..
oh ya, bleh tukeran link? link blog saya beautyrockin.blogspot.com.. link blog agan udah saya tambahin :)

Rasyidharry mengatakan...

Oke sudah ditambahkan :)

Alvi mengatakan...

thanks gan.. Maaf nih saya newbie dalam urusan blog jadi saya msih bingung gimana caranya munculin nama blog di samping kayak agan gitu *malu*

Rasyidharry mengatakan...

Ooh itu di menu tata letak pilih aja daftar blog/blogroll :)

Unknown mengatakan...

ada best point yg belum mas rasyidharry masukkan :p

Rasyidharry mengatakan...

Apaan nih? Boleh dibagi :)

BimaBP mengatakan...

Tema dystopian nih film top banget dah