ALAN PARTRIDGE: ALPHA PAPA (2013)

Tidak ada komentar
Siapa Alan Partridge? Bagi publik Indonesia, namanya mungkin asing di telinga. Tapi bagi rakyat Inggris khususnya pendengar BBC Radio 4 nama Alan Partridge adalah legenda. Alan Partridge sendiri adalah karakter fiksi yang diciptakan untuk mengisi sebuah program parodi di radio berjudul On the Hour dan disuarakan oleh Steve Coogan. Program tersebut sukses besar dan mengudara pada tahun 1991-1992 dan melambungkan karakter Alan Partridge. Setelah itu nama Alan Partridge dan Steve Coogan makin banyak muncul di berbagai program radio bahkan akhirnya merambah ke televisi lewat berbagai sitcom seperti The Day Today. Karakter Alan Partridge pun meraih puncak kesuksesan pada medio 90-an sampai awal 2000-an. Untuk adaptasi filmnya ini sesungguhnya sudah mulai terdengar kabarnya sejak tahun 2004 tapi akhirnya baru memulai proses syuting delapan tahun kemudian untuk akhirnya dirilis pada tahun 2013 yang lalu. Dalam Alan Partridge: Alpha Papa, tidak hanya Steve Coogan saja yang kembali memerankan karakter yang ia mainkan, tapi nama-nama seperti Felicity Montagu, Phil Cornwell dan Tim Key juga kembali memerankan karakter mereka masing-masing. Film ini akan memulai kisahnya dengan memperkenalkan penonton pada sebuah stasion radio lokal di Norwich bernama North Norfolk Digital beserta para DJ-nya termasuk Alan Partridge yang berduet dengan Sidekick Simon (Tim Key) dalam membawakan acara.

Permasalahan mulai muncul saat seorang konglomerat membeli radio tersebut dan mencoba merubah "wajah" dari Norfolk. Perubahan itu mulai dari merubah namanya menjadi "Shape", merubah format acara supaya lebih modern, sampai melakukan pergantian karyawan termasuk para DJ. Salah satu yang terancam adalah Pat Farrell (Colm Meaney) yang akhrinya meminta tolong pada Alan supaya membujuk jajaran direksi supaya tidak memecat dirinya. Tapi disaat Alan menyadari bahwa para petinggi tersebut hendak memilih antara dirinya atau Pat, Alan justru menyaranan mereka untuk memecat Pat demi mengamankan pekerjaannya. Tapi yang tidak diduga oleh Alan adalah pasca pemecatan tersebut Pat kembali lagi ke stasiun radio itu untuk melakukan penculikan Dengan bersenjatakan shotgun, ia menyandera beberapa orang karyawan dan mengambil alih radio tersebut. Pat yang tidak tahu kalau Alan-lah yang menyarankan pemecatan dirinya masih percaya pada temannya tersebut dan meminta Alan untuk masuk ke radio. Hal itulah yang coba dimanfaatkan oleh polisi dengan menjadikan Alan sebagai jembatan negosiasi guna menyelamatkan para sandera yang ada. Tentu saja dengan kekonyolan dan kebodohannya, tidak mudah bagi Alan menjalankan tugas yang berbahaya tersebut. 
Alan Partridge: Alpha Papa bagaikan "saudara" dari film Anchorman milik Will Ferrell. Keduanya sama-sama menghadirkan karakter-karakter yang bodoh dan sama-sama berkisah tentang konflik di sebuah media. Bedanya jika Anchorman menghadirkan televisi dan para pembaca berita serta punya sentuhan komedi konyol ala Amerika, maka Alan Partridge mempunyai radio dengan para DJ-nya dengan sentuhan komedi ala British yang banyak menghadirkan kekonyolan lewat dialog-dialognya yang cepat dan padat meskipun dalam film ini juga ada beberapa komedi fisik yang konyol. Yang menjadi keunggulan film ini adalah timing komedinya yang pas. Meski punya deretan karakter-karakter yang bodoh dengan tingkah laku mereka yang kadang tidak masuk akal, film ini tidak langsung "serakah" dengan memasukkan komedi kapanpun tiap kali ada kesempatan. Tidak seperti Anchorman yang tiap beberapa detik sekali mencoba melucu, Alan Partridge masih memberikan ruang bagi penontonnya untuk "beristirahat" sejenak sebelum kembali dihadapkan pada komedi-komedi konyol yang ada. Bisa dibilang komedi dalam film ini punya dosis yang tinggi tapi tidak sampai berlebihan. 
Saya juga suka bagaimana film ini mampu menggabungkan komedi yang bersumber dari dialog ala British-nya dengan humor-humor fisik yang bodoh dengan porsi serta kualitas yang berimbang. Komedi dari diaognya yang cepat dan padat mungkin terasa segmented, apalagi bagi penonton yang kurang familiar dengan komedi British dan lebih menggemari komedi Amerika yang ringan dan lebih mudah dicerna lewat segala kebodohannya. Tapi disinilah kelebihan Alpha Papa, dimana konten dalam dialognya jelas bodoh, tapi pengemasan dan penempatannya yang tepat membuatnya jadi terasa cerdas. Belum lagi ditambah komedi fisiknya yang cukup efektif dan cara pemaparannya seringkali tidak terduga seperti misal saat Alan menyembunyikan kemaluannya dari paparazzi atau saat ia bersembunyi di dalam kloset. Adegan-adegan tersebut menjadi contoh sempurna kebodohan Alan Partridge dan kebodohan komedinya, tapi lagi-lagi berkat timing dan cara pengemasan yang tepat, kebodohan itu jadi terasa cerdas dan sangat lucu. Tapi tentu saja masih ada beberapa komedi yang miss dan bagi saya ini lebih disebabkan karena penyampaiannya yang segmented dan bukan karena kontennya yang tidak lucu.

Tanpa harus berusaha sok cerdas, film ini juga masih sempat menyelipkan berbagai satir dan sindiran terhadap beberapa hal khususnya tentang kapitalisme khususnya dalam dunia radio. Tapi tentu saja semua itu disampaikan apa adanya sebagai pembungkus ceritanya yang ringan bahkan dangkal. Beberapa subplot-nya seperti kisah cinta Alan dengan Angela atau hubungannya dengan sang asisten Lynn terasa kurang tergali. Padahal karakter Lynn dan segala interaksinya dengan Alan punya potensi yang cukup besar jika lebih banyak dieksplorasi melihat karakterisasi sang asisten yang tidak kalah unik. Tapi secara keseluruhan Alan Partridge: Alpha Papa adalah sajian komedi yang lucu dan menyenangkan untuk ditonton secara santai dengan alurnya yang begitu ringan. Sama juga seperti dua film Anchorman, ini adalah tipikal film yang dengan senang hati akan saya tonton lagi disaat santai dan kualitasnya akan semakin bagus disaat semakin sering saya menontonnya.

Tidak ada komentar :

Comment Page: