LIFE ITSELF (2014)

Tidak ada komentar
Film karya sutradara Steve James (Hoop Dreams) dan diproduseri Martin Scorsese dan Steven Zaillian (Gangs of New York, Moneyball) ini adalah dokumenter yang dibuat berdasarkan memoir berjudul sama milik Roger Ebert. Jika anda belum mengenal siapa itu Roger Ebert, dia adalah seorang kritikus film yang meninggal pada tahun 2013 lalu. Bisa dibilang Ebert merupakan kritikus film paling terkenal dan paling berpengaruh yang pernah ada. Bersama Gene Siskel, dia membuat kritik film menjadi sesuatu yang penting dan dipandang saat keduanya memandu acara review film Sneak Reviews (1975-1982) dan At the Movies  (1986-1999). Kolaborasi keduanya berakhir pada tahun 1999 saat Gene Siskel terlebih dahulu meninggal dunia karena tumor otak. Roger Ebert juga merupakan kritikus film pertama yang memenangkan penghargaan Pulitzer pada tahun 1975, penghargaan yang juga turut berpengaruh membuat profesi kritikus film menjadi sesuatu yang lebih penting dan dipandang. Ebert pun menjadi kritikus pertama yang mendapat bintang pada Hollywood Walk of Fame pada tahun 2005 lalu. Melalui Life Itself inilah Steve James mengajak penontonnya untuk mengarungi berbagai momen kehidupan Ebert termasuk bulan-bulan terakhir dalam hidupnya.

Lewat  berbagai footage, foto-foto, dan tentunya wawancara dengan Roger Ebert sendiri dan orang-orang terdekat dalam hidup sang kritikus khususnya sang istri Chaz Ebert yang selalu setia menemani dan merawat sang suami hingga kematian memisahkan keduanya. Life Itself akan membawa kita melihat masa demi masa dalam kehidupan Roger Ebert mulai dari saat ia masih muda dan baru mengawali karir dengan bekerja di Chicago Sun-Times, lalu saat namanya mulai dikenal secara luas berkat acara televisi yang ia pandu bersama Gene Siskel, kisah cintanya yang berujung dengan pernikahan dengan Chaz Hammelsmith pada tahun 1992 saat ia sudah berusia 50 tahun, masa-masa perjuangannya melawan kanker thyroid dan salivary gland yang membuatnya harus kehilangan kemampuan berbicara serta makan dan minum saat rahang bawahnya diangkat pada tahun 2002, sampai masa-masa terakhir hidupnya yang walaupun banyak diisi dengan bolak-balik rumah sakit untuk operasi tapi Ebert tidak pernah kehilangan semangat juang serta rasa cintanya terhadap film. Hal itu terbukti dengan keaktifannya untuk tetap menulis di blog bahkan hingga dua hari menjelang kematiannya.

Seperti judulnya, Life Itself sesungguhnya bukanlah bercerita tentang film critic, bukan pula tentang film, melainkan tentang kehidupan itu sendiri, kehidupan seorang Roger Ebert. Tapi entah karena keterbatasan durasi dan mungkin keterbatasan Roger Ebert untuk bisa berkontribusi, film ini kadang terasa lebih berfokus pada aspek kritikus film secara general daripada Ebert sendiri. Terasa menyenangkan memang melihat bagaimana kritisi terhadap film terus berkembang dan memang Ebert merupakan salah satu sosok paling berpengaruh terhadap hal tersebut jadi wajar saja jika aspek tersebut mendapat fokus yang lebih tapi rasa personal dan keintiman sering kurang terasa dalam dokumenter ini. Steve James jelas sudah semaksimal mungkin berusaha membuat filmnya terasa lebih intim dengan menarasikan ulang kalimat demi kalimat dari memoir Roger Ebert, tapi tetap ada perasaan bahwa film ini kuranglah matang yang sepertinya banyak dipengaruhi oleh kematian Ebert di tengah penggarapan. Meski pihak produser menyatakan bahwa hal tersebut sudah diantisipasi tetap saja saya merasa kejadian tersebut amat berpengaruh terhadap kedalaman film ini.
Tapi diluar hal itu Life Itself tetaplah merupakan penelusuran dan perkenalan yang memuaskan terhadap sosok Roger Ebert. Bagi mereka para penggemar yang sudah tahu banyak seluk beluk kehidupan dan karir sang kritikus mungkin film ini tidak memberikan perspektif yang baru tapi bagi para penonton seperti saya yang belum terlalu dalam mengenal Ebert atau bahkan yang sama sekali belum mengenalnya ini adalah tontonan yang banyak memberikan informasi serta perspektif baru mengenai Roger Ebert. Bagi saya sendiri film ini cukup menjawab pertanyaan saya kenapa seorang kritikus seperti Roger Ebert sempat menulis naskah bagi film Beyond the Valley of the Dolls yang notabene terlihat seperti film yang banyak mengumbar keseksian dan dada besar para aktrisnya. Mungkin Life Itself sedikit lebih condong mengumbar sisi positif dari Roger Ebert, tapi tidak serta merta membuatnya sebagai sosok yang sempurna. Penonton tetap diajak melihat Ebert selayaknya manusia yang punya kekurangan (kerasa kepala, pemabuk & manja) tapi disatu sisi film ini memang ditujukan sebagai sebuah penghormatan kepada Roger Ebert daripada menangkap semua sisi kehidupannya, apalagi setelah sang kritikus meninggal di tengah penggarapan film, maka semakin "tidak mungkin" bagi film ini untuk banyak mengangkat sisi negatifnya.

Meski kurang mendalam tetap ada beberapa momen yang terasa menggugah seperti sebuah momen yang meski tidak lama tapi cukup mengenai yakni saat acara tribute to Ebert di sebuah teater dimana orang-orang yang hadir mengacungkan jempolnya, sesuatu yang sudah menjadi trade mark Ebert. Moen menyentuh lainnya tentu saja yang berkaitan dengan sang istri Chaz Ebert dan hubungan Ebert dengan Gene Siskel yang terasa sebagai bromance dengan sentuhan love/hate yang menyentuh. Life Itself memang terasa kurang dalam dan kurang lengkap dalam menangkap kehidupan Roger Ebert yang memang begitu luas dan penuh hal menarik, tapi sudah cukup sebagai sebuah tribute untuk memperlihatkan bahwa ia adalah seseorang yang tidak pernah menyerah menjalani hidupnya dan begitu mencintai film bukan hanya sebagai sebuah tontonan hiburan tapi lebih sebagai salah satu kepingan puzzle yang bila disusun akan melengkapi kehidupannya. 


Berikut ini adalah kalimat penutup yang menyentuh dari postingan blog terakhir Roger Ebert dua hari sebelum kematiannya: 


"So on this day of reflection I say again, thank you for going on this journey with me. I'll see you at the movies"
                                                  

Tidak ada komentar :

Comment Page: