DRACULA UNTOLD (2014)

Tidak ada komentar
Mungkin sudah ratusan film yang mengangkat ceritanya berdasarkan novel Dracula milik Bram Stoker, tapi yang paling terkenal mungkin adalah versi dimana Bela Lugosi berperan sebagai Count Dracula di film tahun 1931 produksi Universal. Universal sendiri pada masa itu memang dikenal banyak memproduksi film-film monster seperti Dracula, Frankenstein, Mummy, Wolfman dan masih banyak lagi. Masa kejayaan film-film monster Universal akhirnya berakhir pada era 60-an. Merasa ingin mengulangi era kejayaan tersebut, Universal pun berniat mengikuti tren perfilman masa kini, yaitu menciptakan universe dari franchise mereka. Ambisi untuk mengumpulkan para monster dalam satu dunia (atau bahkan satu film?) dimulai dengan Dracula Untold garapan Gary Shore. Memulai dengan Dracula memang langkah yang amat wajar karena dibandingkan yang lain, sosok satu ini punya nilai juetal paling tinggi, terima kasih pada makin digemarinya sosok vampire akhir-akhir ini. Dengan mengusung kata Untold pada judulnya, film ini berusaha me-reboot franchise monster Universal dengan cerita asal muasal dari sosok Dracula, tepatnya saat ia masih dikenal sebagai Vlad "The Impaler".

Sebelum dikenal sebagai Dracula, Vlad adalah prajurit Turki yang dikenal tidak terkalahkan sekaligus kejam dalam membantai lawan-lawannya. Tapi reputasi itu justru membuat Vlad muak, dan akhirnya ia kembali ke Transylvania untuk memerintah sebagai pangeran disana sambil tetap rutin memberikan upeti pada Sultan Mehmed II (Dominic Cooper). Tapi rupanya segala upeti itu masih belum memuaskan sang sultan dan ia kembali menerapkan kebijakan yang telah bertahun-tahun ditinggalkan, yaitu mengirimkan ribuan anak-anak untuk dijadikan prajurit secara paksa, sesuatu yang dulu juga menimpa Vlad semasa ia kecil. Hal itu memaksa Vlad untuk harus menyerahkan putera tunggalnya juga, sesuatu yang tidak begitu saja ia turuti. Di tengah keputu asaan, Vlad memutuskan untuk meminta kekuatan pada sosok vampire (Charles Dance) yang selama ini bersemayam di sebuah gua dan telah memakan banyak korban. Kesepakatan pun terjali setelah Vlad meminum darah sang vampire dan ia mendapatkan kekuatan luar biasa yang mampu digunakan untuk megalahkan pasukan Turki. Tapi untuk kembali menjadi manusia biasa, Vlad harus menahan diri untuk tidak meminum darah manusia selama tiga hari, jika gagal selamanya ia akan menjadi vampire haus darah.
Saya menonton Dracula Untold dengan penuh ketidak yakinan dan memasang ekspektasi serendah mungkin. Hal itu dipicu oleh banyaknya tanggapan negatif dari para kritikus serta keputusan Gary Shore untuk mengemas filmnya dengan unsur aksi-fantasi kental daripada horor yang sudah melekat dengan Dracula bahkan film-film monster Universal pada zaman dahulu. Pada akhirnya film ini memang tidak menjadi sebuah sajian yang bagus, banyak kebodohan disana-sini dan cerita yang dipaksakan, tapi Dracula Untold masih punya banyak momen menghibur yang menjadikan filmnya cukup menyenangkan. Kata "untold" bisa berarti dua hal: pertama memang benar-benar menceritakan sebuah kisah yang belum pernah diceritakan, atau yang kedua hanya strategi pasar karena cerita yang tersaji sebenarnya sama saja (The Amazing Spider-Man?). Kisah Dracula Untold sebenarnya bukan belum pernah diceritakan, karena jika kita mencari-cari tentang sosok Vlad di berbagai literatur, ada banyak aspek cerita film ini yang sudah dituturkan disana. Tapi harus diakui dengan mengambil masa saat Vlad belum dikenal sebagai Dracula sang penghisap darah film ini jadi lebih punya banyak cerita untuk digali. Meski dramanya tidak bisa dibilang bagus, tapi cukup untuk membuat filmnya tidak terasa datar.
Drama ayah-anak atau kisah percintaannya tidak begitu dalam, tapi cukup untuk membuat penonton memahami bagaimana Vlad bertransformasi menjadi sosok haus darah. Ada tragedi memilukan yang sanggup membuat saya cukup bersimpati pada karakter Dracula disini. Naskah tulisan Matt Sazama dan Burk Sharpless juga menyelipkan kisah tentang pengorbanan seseorang yang salah dimengerti oleh orang-orang di sekitarnya. Sayangnya, selain kurang dalam pada penggalian dramanya, naskah film ini banyak memiliki lubang yang mengganggu. Beberapa hal bodoh serta perilaku bodoh dari karakter-karakternya terjadi secara dipaksakan untuk menambahkan konflik. Memang tanpa beberapa hal yang dipaksakan tersebut, jalan cerita Dracula Untold sebenarnya bisa selesai mungkin 30 menit lebih cepat, suatu bukti kurangnya kretifitas dalam penulisan naskah dan modal cerita yang kurang mendalam. Salah satu yang paling mengganggu adalah saat ada seorang karakter jatuh dari puncak menara yang begitu tinggi tapi jangankan langsung tewas dalam kondisi mengenaskan ia justru tampak tidak terluka dan masih sanggup banyak bicara sebelum akhirnya benar-benar mati...tapi bukan karena jatuh dari menara.

Tapi diluar semua kebodohan serta drama yang kurang tergali, keasyikan utama dari film ini tentu saja saat kita melihat Vlad Dracula pamer kekuatan dan menghabisi ribuan pasukan Turki seorang diri. Pengemasan adegan aksi dalam film ini memang tidak spektakuler, tapi sudah cukup untuk memperlihatkan sosok Vlad Dracula sebagai sosok prajurit tangguh yang begitu keren dengan segala kekuatannya. Saya sempat pesimis bahwa film ini bisa membuat klimaks yang lebih menghibur dari saat Vlad pertama kali menghancurkan pasukan Turki, tapi nyatanya Gary Shore sanggup membuat sebuah klimaks yang seru dengan ribuan kelelawar beterbangan serta sedikit menegangkan dengan adanya sentuhan drama. Ya, saya memang mengatakan bahwa dramanya kurang mendalam, tapi keberadaan aspek tersebut jujur saja membuat Dracula Untold tidak menjadi benar-benar kosong. Penampilan meyakinkan Luke Evans dengan akting baik dan kharisma yang pas juga menjadikan sosok Vlad Dracula cukup menarik. Saya tahu ceritanya penuh kebodohan, dialog khususnya pada momen romansa terasa menggelikan, dan berbagai aspek lainnya tidaklah luar biasa, tapi ambisi besar untuk menyajikan sisi lain dari sang Dracula memang menarik. Tidak cukup hanya ambisi memang, tapi itu lebih baik daripada tidak ada ambisi sama sekali. Dracula Untold jelas menjadi gulty pleasure.

Tidak ada komentar :

Comment Page: