THE GUEST (2014)

3 komentar
Duet sutradara Adam Wingard dan penulis naskah Simon Barrett sebelumnya telah membuktikan bahwa mereka adalah nama-nama yang patut diperhitungkan dalam genre horror/thriller lewat sebuah film home invasion keren berjudul You're Next (review). Wingard dan Barrett menunjukkan bagaimana kepiawaian mereka dalam membangun ketegangan dan tensi secara begitu stabil sambil sesekali melemparkan kejutan tak terduga pada penonton. Maka disaat keduanya kembali berduet membuat sajian thriller yang tidak jauh-jauh dari tema home invasion dan lagi-lagi mendapat respon amat positif dari kritikus (suatu prestasi yang jarang didapat kompatriot mereka sesama horror/thriller maker) tidak ada alasan untuk melewatkannya. Walaupun membawa unsur home invasion di dalamnya, bukan berarti The Guest adalah pengulangan dari You're Next. Kali ini Wingard dan Berrett melucuti nuansa horror dan gore, menggantinya dengan sentuhan action serta pop style ala 80-an.

Keluarga Peterson masih dirundung duka karena meninggalnya putera sulung merek, Caleb saat tengah bertugas sebagai tentara di Afghanistan. Tapi kejutan mendatangi rumah mereka saat suatu hari tiba seorang pria bernama David (Dan Stevens) yang mengaku sebagai sahabat Caleb di kemiliteran. Pada awalnya David hanya berniat mampir sejenak, tapi tidak butuh waktu lama baginya untuk membuat keluarga Peterson menyukai pribadinya. Sebagai ibu, Laura (Sheila Kelley) adalah yang paling merasa kehilangan Caleb, dan kedatangan David nampaknya bisa mengobati duka tersebut. Sang suami, Spencer (Leland Orser) juga tampak menikmati kehadiran pria dewasa yang bisa diajaknya mengobrol santai sambi minum bir. Luke (Brendan Meyer) sang putera bungsu adalah yang paling menyukai David karena bersedia membantu "mengurus" anak-anak yang mem-bully-nya. Sedangkan Anna (Maika Monroe) nampak mulai menyukai David. Singkat kata, David nampak sebagai pemuda sempurna yang disukai semua orang. Sampai suatu hari Anna menemukan suatu hal mencurigakan perihal identitas sang pria penuh pesona tersebut.
Bicara soal gaya, Adam Wingard memang jagonya. Sentuhan sang sutradara tidak hanya membuat sebuah film horror/thriller terasa menegangkan tapi punya style keren yang akan membuat penonton bersorak dibuatnya. Hal itu kembali ia buktikan lewat film ini. The Guest adalah usaha maksimal Adam Wingard untuk sok keren (in a positive way) dalam tiap kesempatan. Untuk itu ia memilih jalan yang penuh resiko, yakni mengemas filmnya dengan gaya 80-an. Era tersebut memang sebuah era yang memuja kata "keren", bahkan tidak jarang melakukannya secara berlebihan. Masalahnya cukup banyak aspek 80-an yang tidak lagi terasa keren tapi justru berlebihan dan menggelikan sekarang ini. Itulah kenapa langkah yang dipilih Wingard amat beresiko. Hebatnya ia berhasi melakukan itu. Mulai dari musik garapan Steve Moore, eksploitasi coolness factor Dan Stevens, sampai sebuah klimaks dengan setting panggung pesta dansa lengkap dengan lampu warna-warni dan kabut buatan, semuanya 80-an, berpotensi cheesy, tapi berakhir jadi keren lewat arahan sang sutradara. 

Poinnya adalah, Wingard tidak pernah menganggap film ini terlalu serius. Saat menempatkan sebuah adegan yang bisa kelewat lebay, dia memilih sekalian menjadikannya sebagai komedi (dalam dosis minim). Sebagai contoh adalah adegan saat Anna secara tidak sengaja bertatapan dengan David yang baru selesai mandi dalam kondisi topless, memamerkan ototnya. That's cheesy! Tapi karena dari awal Adam Wingard sudah berhasil meyakinkan saya bahwa film ini bukanlah tontonan yang mengedepankan aspek serius, jadilah The Guest sebagai suguhan yang menyenangkan karena itu. Ketegangan memang tidak banyak hadir, tapi semuanya digantikan sempurna oleh kesan "keren" sehingga walaupun film ini dimulai dalam tempo yang sebenarnya lambat, tensinya tidak pernah menurun, tidak pernah membosankan. Tentu saja faktor utama pembuat film ini keren adalah Dan Stevens. Bermodal wajah tampan, badan berotot, minim kata-kata tapi sekalinya berbicara ia intonasikan dengan nada berat, jago berkelahi dan senyuman yang jauh lebih mematikan dari senapan mesin menjadikan David sebagai sosok badass super keren yang aksinya selalu menghibur.
Dan Stevens berhasil melakukan apa yang mungkin sebelum ini hanya bisa dilakukan oleh Ryan Gosling. Kesan retro dan karakterisasi David memang membuat saya teringat pada Drive. Bedanya, The Guest lebih "berisik" dan David lebih sering tersenyum daripda sosok Driver. Toh hasil akhirnya tetap sama, yaitu film keren dengan karakter utama yang keren pula. Tapi sayang, nuansa keren itu tidak sepenuhnya bisa menyembunyikan fakta bahwa cerita film ini biasa saja. Tidak buruk, hanya terlalu "straight". Setelah pembangunan misteri yang menarik tentang identitas David, saya dibuat kecewa saat pada akhirnya penungkapan yang dilakukan oleh naskah Simon Barrett hanya "begitu saja". Tidak ada sesuatu yang mengesankan seperti twist gila atau showdown memukau di klimaks. Faktor kedua memang bukan kesalahan Barrett. Eksekusi klimaks Wingard terasa biasa saja, tapi hal itu juga cukup dipengaruhi oleh konklusi yang sambil lalu dari naskahnya. Saya jelas tahu The Guest bukan film pintar, tapi pengungkapan fakta yang terjadi hanya beberapa menit lewat sebuah percakapan di dalam mobil tanpa ada sentuhan spesial menjadikan ceritanya mengecewakan. 

Saya benar-benar mengharapkan sebuah konklusi yang lebih "wah" sekaligus klimaks yang lebih menegangkan disini, dan ketiadaan dua hal itu membuatnya cukup mengecewakan. Masih mengandung kekerasan, tapi jelas lebih lembut dari mayoritas film Adam Wingard, apalagi jika dibandingkan kegilaan penuh darah milik You're Next. Mengganti gore dengan kesan stylish tingkat maksimal dan melucuti horror untuk diganti dengan action masih berhail membuat filmnya menyenangkan. Meski saya tetap lebih menyukai saat Wingard dan Berrett menggila di horror, pilihan yang mereka lakukan di The Guest jelas sudah berhasil. Sebuah sajian bodoh yang bergerak cepat dengan aura keren berada pada tingkatan tertinggi. Sangat menyenangkan, tapi saya berharap lebih dari dua orang jenius sinting ini. Setidaknya jangan khawatir disaat Ryan Gosling sedang menghilang sementara waktu sebelum film terbarunya rilis 2016 nanti, karena ada Dan Stevens yang berhasil menghadirkan aura tidak jauh berbeda.

3 komentar :

Comment Page:
Harllie mengatakan...

Ost keren,karena film ini jadi suka music lawas

Anonim mengatakan...

Dan Stevens, kerennn

Anonim mengatakan...

Yg topless kan cristin