BIG HERO 6 (2014)

Tidak ada komentar
Film ini menandai pertama kalinya karakter Marvel diadaptasi kedalam animasi buatan Walt Disney semenjak akuisisi yang terjadi pada 2009 lalu. Jadi kita akan melihat Disney menanggalkan semua pernak pernik cerita tentang puteri mereka, dan beralih pada sajian superhero yang family-friendly. Dalam komiknya, Big Hero 6 sendiri aslinya adalah tim superhero bentukan pemerintah Jepang, tapi sebagai adaptasi lepas tentu akan terdapat banyak penyesuaian disini. Ceritanya ber-setting bukan di Jepang, melainkan kota fiktif yang futuristik bernama San Fransokyo (bad pun). Disana ada seorang remaja 14 tahun bernama Hiro yang punya otak jenius. Hal itu terlihat dari fakta bahwa ia telah lulus SMA saat baru berusia 13 tahun. Tapi dengan kejeniusannya itu, Hiro malah menggunakan kemampuan otaknya untuk melakukan hal-hal tidak penting seperti adu robot dan taruhan. Tapi berkat ajakan kakaknya, Tadashi, Hiro pun tertarik untuk berkuliah di lab robotik tempatnya belajar dan berekperimen. Salah satu hasil karya Tadashi adalah robot healthcare bernama Baymax.

Baymax adalah bentuk kejeniusan dari desain karakter. Tahukah anda bahwa sosok asli karakter ini di komik berupa monster yang mirip dengan sosok Beast dalam X-Men? Bedanya, Baymax berwarna hijau dan mirip reptil. Disini sosoknya berubah 180 derajat menjadi robot mirip marshmallow yang lucu, menggemaskan, dan hugable. Setiap kemunculan Baymax khususnya saat tidak memakai armor-nya selalu menarik perhatian. Dengan wajah datar, tingkah laku dari gerak gerinya, robot yang satu ini selalu berhasil mengundang tawa. Lebih dari itu, Baymax dengan pesonanya sampai bisa saya rasakan secara nyata. Dia bukan hanya tokoh lucu di layar, tapi sebagai penonton saya dibuat bisa membayangkan lembut dan empuknya tubuh si robot. Sebagai robot yang bicara dengan intonasi datar Baymax seharusnya emotionless, tapi nyatanya tidak. Disamping lucu, ada kehangatan terpancar kuat dari karakter ini, khususnya karena sifat dasar Baymax sebagai healthcare yang selalu ingin menjaga Hiro. Film ini berhasil menyuguhkan sosok robot yang punya hati tanpa pernah secara gamblang menyatakan hal itu. 
Sulit bagi karakter lain menandingi pesona Baymax. Tapi Big Hero 6 punya karakter yang semuanya berpotensi menarik, hanya saja tidak semua berhasil mencapai potensi tersebut. Hiro adalah protagonis yang bisa menarik simpati berkat segala motivasi yang mendorong langkahnya, tapi tidak lebih. Karakter hero lain pun amat disayangkan kurang mendapat porsi untuk bersinar setidaknya sekedar pamer kekuatan masing-masing. Mungkin hanya GoGo Tamago yang menarik. Karakter wanita badass ini memang keren, dan bisa berpotensi lebih andai statusnya main character. Yang mengejutkan adalah sosok supervilain film ini yang jauh dari kesan komikal. Sosoknya cukup mengerikan untuk ukuran film animasi, punya kemampuan keren, dan punya backstory dalam yang mendorongnya menjadi supervillain. Ada sedikit kesan Doctor Octopus dalam karakter ini (FYI, di komiknya Big Hero 6 pernah membantu Spider-Man melawan DR. Oc) Bagi saya bukan kekuatan super para hero-nya, tapi karakter penjahat inilah yang menguatkan rasa "film superhero" disini.
Naskahnya sendiri cukup solid. Tidak sampai terasa benar-benar menyentuh layaknya animasi terbaik Pixar, tapi sentuhan dramanya memberikan suntikkan perasaan yang cukup untuk membuat film ini tidak kosong. Ada kehangatan dalam kisah kakak beradik sekaligus persahabatan Hiro dengan Baymax disini. Struktur ceritanya pun bagus, dimana pada awal film penonton akan dibuat meraba-raba, bertanya apa yang akan menjadi fokus utama film ini. Bagaimana kisah seorang bocah jenius dan ciptaannya bisa bergeser menjadi sajian tim superhero layaknya Avengers, semua dibangun dengan baik. Memberikan rasa penasaran sebelum sebuah twist merubah jalur filmnya. Twist-nya mengejutkan karena cukup kelam. Bahkan sesungguhnya di aspek cerita lain pun Big Hero 6 terasa lebih dewasa dibanding mayoritas animasi mainstream buatan Hollywood. Kentalnya rasa "kehilangan" jadi faktor paling besar yang membangun kesan dewasa tersebut.

Sebagai hiburan, film ini jelas amat menghibur. Komedi khususnya yang hadir lewat sosok Baymax berhasil mengundang tawa. Adegan aksinya pun tergarap dengan baik. Jauh lebih stylish dan minim kekonyolan slapstick seperti yang sering hadir pada film-film animasi lain. Pertempuran yang melibatkan sang supervillain pun selalu menghibur. Inilah gambaran sempurna dari wajah film superhero Marvel jika diterjemahkan dalam medium animasi. Jangan tanyakan aspek visual animasinya yang dengan luar biasa amat memanjakan mata. Tensi film pun terjaga dengan baik meski ada beberapa momen off yang agak melelahkan, khususnya saat Hiro dan Baymax tengah belajar terbang di tengah kota. Adegan itu terlalu lama dan monoton, membuat tensi yang sedang meningkat langsung turun drastis. Film ini mungkin bukan masterpiece mendaam layaknya The Tale of Princess Kaguya. Bukan juga sajian cerdas macam The Lego Movie, tidak sekelam/sedewasa How to Train Your Dragon 2, bahkan kisahnya tidak sedalam The Book of Life. Dibandingkan jajaran animasi terbaik tahun lalu itu, Big Hero 6 tidak spesial tapi jelas punya cukup pesona untuk menghibur penonton anak-anak maupun dewasa. Kisahnya membuka jalan bagi sekuel yang akan amat menyenangkan jika benar-benar dibuat.

Tidak ada komentar :

Comment Page: