MINIONS (2015)

10 komentar
Ini dia salah satu kebiasaan buruk Hollywood. Disaat mereka mendapati satu atau sekelompok karakter sampingan dalam sebuah film berhasil menjadi favorit penonton, yang terjadi selanjutnya adalah eksploitasi. Entah dengan cara memperbanyak peran si karakter pada sekuel atau bahkan menciptakan spin-off khusus. Hal serupa terjadi pada para makhluk mungil berwarna kuning penggila pisang yang menggemaskan bernama Minions. Kemunculan perdana mereka pada Despicable Me lima tahun lalu sukses merebut hati penonton. Dalam waktu singkat Minions menjadi pop culture yang mendominasi dunia. Tidak mengherankan film kedua memberikan porsi lebih besar pada mereka meski harus sedikit melupakan esensi filmnya sendiri. Hasilnya, pendapatan sebesar $970 juta pun diraup. Namun perlukah menciptakan spin-off bagi Minions disaat Despicable Me 3 sendiri bakal dirilis tahun 2017? Bagi saya tidak, namun Illumination Entertainment jelas berpikiran lain.

Segala upaya dikerahkan guna menyulap film ini menjadi gunungan uang, termasuk dengan trailer menarik yang menampilkan sejarah Minions. Disitu kita melihat bahwa Minions sudah hidup semenjak awal terciptanya Bumi. Tujuan hidup mereka hanya satu: melayani penjahat nomor satu di dunia. Kenapa? Saya sendiri berharap filmnya memberikan jawaban dan ternyata tidak sama sekali. Mulai dari T-Rex, Napoleon, hingga Dracula sempat menjadi bos bagi para Minions, tapi kesemuanya berakhir dengan "tragis". Selalu gagal mempertahankan bos mereka, Minions pun mulai kehilangan tujuan hidup. Saat itulah Kevin mengambil inisiatif untuk pergi berkeliling dunia guna mencari penjahat baru untuk dilayani. Bersama Stuart dan Bob, Kevin memulai pencariannya dari Antartica hingga berakhir di New York. Rangkaian sinopsis tersebut tidak hanya di-tease oeh trailer-nya, tapi juga dipaparkan secara lengkap. Berhasil menarik perhatian memang, namun jelas melucuti banyak potensi film. Bahkan materi trailer tersebut hampir semuanya merupakan rangkaian pembuka, kurang lebih 15 menit awal. 
Kesan pertama begitu penting untuk mengikat atensi penonton terhadap suatu film. Tanpa awal yang menarik, sangat sulit bagi sebuah film untuk bisa bangkit nantinya. Karena itu saya tidak habis pikir mengapa film ini sudah membocorkan adegan-adegan tersebut dalam trailer. Alhasil Minions dibuka dengan begitu datar, karena mayoritas penonton termasuk saya sudah berkali-kali melihat semua itu. Tawa yang diharapkan hadir sudah habis terkuras beberapa minggu sebelumnya. Penonton pun jadi berharap filmnya cepat bergerak menuju adegan yang belum pernah mereka lihat sebelumnya. Tapi seperti yang saya sebutkan, sulit untuk film ini menggaet atensi setelah kegagalan pada opening. Ditambah lagi materi pembuka tersebut adalah yang paling fresh secara konsep sekaligus memiliki humor paling lucu dibandingkan apa yang hadir berikutnya. Setelah itu, mulai dari materi cerita sampai gaya melucu sama sekai tidak menghadirkan hal baru.
Minions bakal bertemu seorang penjahat wanita bernama Scarlet Overkill (Sandra Bullock) yang bakal menjadi bos baru mereka dan diberi tugas untuk mencuri mahkota milik Ratu Elizabeth. Tapi toh semua itu hanya alasan guna mengirim Minions dalam petualangan sehingga filmnya bisa mengeksploitasi tingkah konyol mereka yang (harapannya) menggemaskan. Sayang sekali dengan premis menarik yang mengulik sejarah Minions, film ini kembali berakhir sebagai rangkaian komedi-aksi yang generic. Tidak hanya melupakan dasar ceritanya, pengemasan film ini pun meminggirkan segala pesona yang dimiliki film pertama Despicable Me, yakni karakter supervillain unik dengan aksi heist menarik serta selipan drama penuh perasaan. Segala potensi untuk lebih dalam mengenalkan penonton pada para Minions pun hilang tak berbekas disaat filmnya hanya seperti sketsa demi sketsa komedik. Bagaikan Minions yang kehiangan tujuan hidup tanpa tuan, film ini pun sama. Kehilangan arah, kebingungan untuk berjalan, dan hanya berfokus pada eksploitasi kelucuan Minions yang sudah ratusan kali kita lihat sebelumnya.

Tidak hanya orang yang berharap mendapat sajian fresh seperti saya saja yang kecewa, karena mereka para fans setia pun tidak akan mendapat kepuasan total karena semuanya terlalu familiar. Tanpa film ini pun para penggemar sudah bisa dihibur oleh aksi serupa dengan menonton dua film Despicable Me atau berbagai video komedi entah official maupun fan-made yang banyak bertebaran di YouTube. Penonton anak-anak pun sama saja. Setidaknya di bioskop tempat saya menonton film ini, anak-anak lebih sering duduk diam sambil menengok kesana kemari atau sesekali tersenyum. Tidak ada tawa lepas seperti yang biasanya hadir. Minions jelas salah satu prekuel/spin-off paling tidak diperlukan yang pernah saya tonton. Sebuah prekuel/spin-off seharusnya mampu memberikan gambaran lebih dalam tentang karakter yang diangkat sehingga penonton bisa mengenal mereka secara lebih jauh. Tapi film ini hanya ber-setting pada masa lalu tapi dengan penggarapan yang sama saja. Bahkan semakin alurnya maju, setting masa lalunya semakin tidak terasa lagi.

Verdict: "Minions" turned the previously lovable supporting characters into boring main characters. Stop making movies about Minions, please.

10 komentar :

Comment Page:
Fauzy Husni mengatakan...

Aduh kasian ya minions yang tadinya lucu jadi terasa mainstream.......

Rasyidharry mengatakan...

Bentuk eksploitasi industri :D

Eugenius mengatakan...

setuju shit, ga selucu despicable me yang pertama. tapi at least disini kita bisa denger mereka ngomong "terima kasih" dengan sangat jelas :D

Rasyidharry mengatakan...

Itu yang "lucu", begitu keluar bioskop, penonton malah pada ngomongin itu, bukan hal lain haha

Story Of Life mengatakan...

Sorry ya kritik.. iya gue tau klo dri sisi ekspor cerita memang kurang bgt film ini.. tpi kan tujuan utama film ini memang komedi.. bang rasyid kan dulu pernah blang bgs tidaknya film dinilai dri tujuan film ini dibuat kan.. klo mnurutku tujuan minion dibuat memang untuk menghibur dan saya sukses terhibur.. jadi rating 2 terlalu berlebihan menurutku.. sorry ya klo pedes kritiknya

Story Of Life mengatakan...

Btw gue pembaca setia blogmu bro... sorry ya klo kritikanya gtu.. gue byk nemu film bgs dan gak mainstream jga dri blog ini seperti tynosaur dan holy motors... thanks bro

Rasyidharry mengatakan...

Firstly, don't be sorry. Opini "sehat" macam gini sama sekali nggak salah. Lagian nggak pedes kok, udah banyak komen yang ngata2innya maksimal haha

Bener tujuan Minions itu hiburan, dan jelas filmnya dibuat menuju kearah sana. Alasan ngasih rating 2 itu sederhana, karena saya sama sekali nggak terhibur. The jokes & its cute factor isn't my cup of tea. Ditambah lagi udah semakin ngerasa (for lack of a better word) muak sama eksploitasi Minions yang ada dimana-mana.

Thanks for the opinion :)

Story Of Life mengatakan...

Iyaa bener juga sih 😀... kurang bgt film ini klo masalah jalan cerita emg

Anonim mengatakan...

mas izin untuk dijadikan bahan paper ya

Rasyidharry mengatakan...

Silahkaan :)