ROBO-DOG (2015)

2 komentar
Apa yang lebih mencemari bioskop daripada kehadiran film lokal berkualitas rendah dengan effort pembuatan asal-asalan? Tentu film straight-to-DVD dari Hollywood yang entah bagaimana bisa ditayangkan bioskop negeri ini. Bukan berarti semua film straight-to-DVD kualitasnya buruk. Ada yang bagus, cukup banyak pula "dumb entertainment" saya temukan dari sana. Tapi selebihnya ada alasan kuat mengapa film tersebut langsung rilis dalam format DVD. Saya membuka IMDb, dan hanya ada satu jadwal perilisan "Robo-Dog", tepatnya di Thailand pada 14 Oktober lalu. Setelah googling baru saya mengetahui film ini dirilis langsung ke DVD pada 5 Januari 2016 (aa yang menyebut 19 Oktober 2015) di Amerika. Artinya, "Robo-Dog" juga merupakan film "gudang"-film yang sudah lama dirilis tapi baru ditayangkan akhir-akhir ini. 

Tidak usah berinterpretasi terlalu jauh akan judulnya. "Robo-dog" is simply a movie about...well, robotic dog. Seorang bocah bernama Tyler (Michael Campion) memiliki anjing bernama Dog yang baru berulang tahun ke-5. Ya, nama anjingnya memang Dog. Mungkin Anthony Steven Giordani sekalu penulis naskah beranggapan itu unik? Lucu? Atau niatan berfilosofi bahwa alasan pemberian nama tersebut supaya lebih universal dan memberi kedekatan pada siapapun penonton yang memelihara anjing? Sesukamu saja hai Anthony. Terserah. Bagi saya tidak lebih dari kebodohan dan kemalasan. Malang, tepat di hari ulang tahunnya, Dog mati karena terjebak di loteng yang panas. Tyler pun depresi dan mengurung diri di loteng, meski (sayangnya) tidak sampai mati kepanasan atau kehapisan nafas. 
Namun tidak usah khawatir, karena sosok ayah merupakan pahlawan bagi sang anak, Tom (Patrick Muldoon) pun berusaha menghilangkan kesedihan Tyler. Caranya? Tentu menciptakan robot anjing yang punya tampilan fisik serupa dengan Dog. Bagaimana bisa ia membuat itu? Tentu karena ia jenius. Tom kebetulan seorang penemu yang bekerja di perusahaan bernama "Epic" milik Mr. Willis (Wallace Shawn). Saya tidak tahu perusahaan apa itu. Sekilas terdengar seperti laboratorium khusus untu membuat temuan-temuan unik. Tapi kenapa perusahaan yang semestinya banyak uang itu hanya memiliki lab kecil dengan beberapa meja layaknya sebuah rumah biasa? Kenapa pula ilmuwan disana cenderung idiot daripada jenius? Oh, saya lupa. Bagi orang-orang bodoh seperti saya, para jenius tampak idiot karena otak saya saja yang tidak mampu memahami pemikiran mereka. 
Menjelaskan keburukan "Robo-Dog" ibarat diminta mendeskripsikan satu per satu jerami di tumpukan jerami. Sangat banyak, melelahkan dan bisa menyulut amarah. Karakternya annoying dan turut disempurnakan oleh akting menggelikan para cast-nya. Saya hanya terhibur melihat Olivia d'Abo, itupun karena dia MILF yang sempat memamerkan cleavage. Komedinya didominasi slapstick tidak lucu dengan kualitas tidak jauh beda dari lawakan sinetron televisi swasta kita. Sempat ada dua momen saya tertawa, tapi jika ditotal, keduanya tidak sampai satu menit. Bandingkan dengan total durasi yang mencapai 90 menit. Bicara sinetron lokal, CGI film ini sepantaran dengan efek yang mereka punya. Sebuah adegan saat seorang satpam terlempar dan jatuh kedalam tempat sampah jadi titik puncak keburukan CGI-nya. 

Tapi tenang, film keluarga macam ini pasti punya pesan moral yang bisa dipetik. Untuk "Robo-Dog" kurang lebih pesannya berbunyi sebagai berikut: "jika anjing atau hewan kesayanganmu mati, berharaplah ayahmu seorang penemu jenius. Jika tidak, bersiap jatuh ke jurang nestapa untuk kemudian depresi." Tapi apakah benar film ini jelek? Bisa saja saya yang terlalu serius, atau sudah melupakan kebahagiaan polos seorang anak-anak. Tapi nyatanya, anak-anak di studio tempat saya menonton pun sama sekali tidak tertawa. Saya kasihan melihat muka salah seorang anak terlihat mengantuk dan sang ibu tampak kesal menahan marah. Entah marah karena filmnya jelek, karena tidak terima anaknya mendapat tontonan bodoh seperti ini, atau karena menyesal sudah membuang uang. Mereka beruntung, setidaknya ada popcorn karamel sebagai obat penawar. Saya tidak semujur itu. Bagaimana robot yang komponennya hanya kabel ini bisa mengeluarkan sebuah tangan panjang pun berakhir sebagai misteri.


Ticket Powered by: Bookmyshow ID

2 komentar :

Comment Page:
Unknown mengatakan...

dapat wahyu darimana nonton ni film -_-

Rasyidharry mengatakan...

Wahyu dari empunya ID Film Critics haha