MUNAFIK (2016)

6 komentar
Harus diakui saya asing dengan perfilman Malaysia, terutama untuk genre horor, di mana "Munafik" merupakan pengalaman pertama. Disutradarai (juga ditulis, diedit, dan dibintangi) oleh Syamsul Yusof, "Munafik" sukses meraup pendapatan sebesar RM 19.00 juta, menempatkannya sebagai film Malaysia berpendapatan tertinggi sepanjang masa. Sepintas, film ini tak banyak memiliki perbedaan dibanding sederet horor Indonesia era 80-an yang kental sentuhan religi (baca: Islam). Menjadi spesial tatkala Syamsuk Yusof memperhatikan pondasi cerita pula karakter, membawa filmnya ibarat "The Exorcist" versi Islam, mengganti Pendeta dengan Ustadz, dan exorcism dengan ruqyah.

Adam (Syamsul Yusof) baru mengalami kecelakaan yang merenggut nyawa sang istri, menghadirkan kesedihan mendalam, membuatnya jauh dari Masjid, bahkan tak lagi bersedia melakukan ruqyah bagi warga sekitar. Namun ketika Maria (Nabila Huda)  gadis yang sedang mengalami depresi  kerasukan, Adam terpaksa melakukan ruqyah lagi walau masih bergulat dalam duka dan krisis iman. Begitulah "Munafik", berjejalkan pesan-pesan agama supaya tidak mudah tergoda bujuk rayu iblis. Tapi saya tak merasa digurui, karena Syamsul Yusof pun tidak berusaha  berceramah atau menghimbau. Dia sekedar memaparkan suatu situasi lewat sudut pandang agama. 
Seolah berkaca dari "The Exorcist", Syamsul Yusof enggan mengesampingkan kualitas naskah. Kata "Munafik" dijadikan kunci bagi pengembangan karakter, tatkala masing-masing dari mereka layak menerima sebutan munafik. Adam adalah ustadz yang tentu rutin mengajak orang supaya berserah diri pada Tuhan, namun semakin lama tiap kata bijak tersebut terdengar kosong kala dendam dan duka semakin menguasainya. Tokoh lain juga mengalami konflik serupa yang takkan saya bahas lebih lanjut demi menghindari spoiler. Dari segi penceritaan, 98 menit film ini merupakan observasi memuaskan terhadap lemahnya hati manusia serta kemunafikan para alim ulama.

Soal pembangunan horor, Syamsul Yusof masih bergantung pada formula jump scare standar  hentakan musik volume tinggi, kesunyian sesaat sebelum mengageti penonton  yang walau terasa repetitif, nyatanya efektif menggedor jantung berkat timing akurat plus kemunculan hantu di sudut mengejutkan. Syamsul Yusof pun tak lupa menjallin rangkaian creepy imageries pengundang kengerian berbasis atmosfer seperti saat Maria terjebak di kamar mayat dan adegan "menggotong pocong". Walau jika membicarakan pocong, belum ada yang mampu memaksimalkan potensi kengeriannya serupa "Keramat" atau "Pocong 2". But still, "Munafik" adalah horor mengesankan bermodal jump scare solid. Aspek religinya substansial memperkuat penceritaan, berpesan tanpa ragu melontarkan kritik pedas, meski balutan religi turut dipakai memunculkan deus ex-machina pada klimaks.

6 komentar :

Comment Page:
Unknown mengatakan...

nonton di mana ni film mas. ?

Rasyidharry mengatakan...

Donlot. Banyak kok link-nya di google

Radira mengatakan...

Baru aja kemarin ada yang share link downloadnya di sebuah forum. Baca sinopsisnya nggak begitu tertarik makanya masih ragu buat download, eh ternyata lumayan juga ya, nih film. Baiklah, bisa dicoba kalau begitu^^

Taco and Sandwich mengatakan...

Film KONYOL dan MAKSA, motif tokoh antagonis nya kalo mau membunuh ya pake hantu aja ngapain pake jasa anaknya. Twist yang paling mengerutkan dahi pada akhirnya allah membari bantuan untuk menyelesaikan konfliknya. WTF sekualitas film nayato kuat di nilai islami nya aja

Unknown mengatakan...

thank mas udh kasih tahu film bagus kayak gini...merinding nonton nya apalagi saya nonton malam hari .

Unknown mengatakan...

.dan terjadi lagi, ada anak adam yg lagi" hanya mau mengritik, tPi tak mau dikritik,, haha