OKJA (2017)

16 komentar
Dari sekian banyak keunggulan miliknya, Okja patut disimak sebagai bukti nyata keberhasilan lintas budaya pada sinema. Mari mundur sejenak ke tahun 2013 kala "wabah Korea" memuncak di Hollywood, memberi jalan tiga sutradara terdepan Negeri Ginseng: Bong Joon-ho, Kim Jee-woon, dan Park Chan-wook berkarya di sana. Film mereka sama-sama unggul secara kualitas, namun hanya Snowpiercer yang terhitung sukses di pasaran. Alasannya sederhana. Ketika The Last Stand terasa old school dan Stoker terlampau artsySnowpiercer sukses menyatukan aksi khas blockbuster Hollywood dengan bumbu absurditas Korea. Okja melanjutkan pencapaian Bong Joon-ho tersebut.

Tahun 2007, dunia dinilai kekurangan pangan. Hal ini menginspirasi Mirando Corporation menjalankan proyek jangka panjang selama 10 tahun membiakkan 26 ekor babi super yang dikirim ke 26 ahli ternak dari negara berbeda. Tujuan akhirnya adalah menciptakan sumber pangan berlebih. Prolog tersebut bisa saja dibawakan memakai eksposisi kilat nan seadanya ditemani narasi voice over. Namun alih-alih demikian, penonton disuguhi presentasi Tilda Swinton dengan rambut bob pun tingkah eksentrik sebagai Lucy Mirando. Aksi sang CEO Mirando Corporation ditemani hiasan visual meriah, menyulap konten latar kisah yang biasanya berlangsung sambil lalu jadi pengikat atensi.
Melompat 10 tahun kemudian di pegunungan Korea Selatan, gadis cilik bernama Mija (Ahn Seo-hyun) tinggal bersama sang kakek (Byun Hee-bong) sembari merawat salah satu babi super yang kini tumbuh besar (seperti hybrid gajah, kudanil, dan babi) dan diberi nama Okja. Ketika pihak Mirando melalui Johnny Wilcox (Jake Gyllenhaal) si presenter acara hewan di televisi tiba, menyematkan predikat babi terbaik pada Okja kemudian membawanya pergi untuk dijadikan bahan makanan bersama babi super lain, Mija tak menerima begitu saja. Hanya bermodal tas pinggang berisi uang receh hasil memecah celengan, bocah ini nekat sendirian menuju New York demi menyelamatkan sahabatnya. 

Okja pun bergerak ke fase petualangan di mana kekhasan gaya Bong berpadu selaras dengan blockbuster filmmaking berisi aksi tempo cepat. Pertemuan pertama Mija dan ALF (Animal Libeartion Front) yang dipimpin Jay (Paul Dano) merupakan contoh nyata. Tersaji sebuah kejar-kejaran di jalan raya yang tak hanya seru, juga unik. Musik buatan Jaeil Jung tak sekedar hentakan kencang perkusi pemacu adrenalin, tetapi turut memadukan beragam jenis instrumen. Sementara Bong masih berani mengganti-ganti tone, sesaat drama emosional, sesaat memperlihatkan pemandangan horor, sejurus kemudian melempar humor. Balutan komedinya pun tidak murahan. Momen sewaktu anggota ALF begitu santai bahkan mengingatkan karyawan Mirando supaya mengenakan sabuk pengaman sebelum membajak truknya kental DNA Bong yang merupakan hasil "tempaan" kultur film negara asalnya.
Mayoritas sajian bernuansa sci-fi menyelipkan subteks soal manusia beserta segala sisi kehidupannya dalam cerita. Naskah karya Bong Joon-ho dan Jon Ronson tidak ketinggalan melakukannya, menyerang para korporat yang saling tikam dan menyingkirkan nurani demi mengejar materi. Turut disinggung pula mengenai kebiasaan konsumsi daging. Tapi Okja bukan propaganda vegetarian. Toh karakter utamanya ditunjukkan gemar makan ikan. Daripada ajakan (apalagi paksaan), Bong dan Ronson lebih menekankan pada perenungan. Kita melihat tindak keji kepada hewan sambil diajak bersimpati akan persahabatan hewan dan manusia. Bukan perilaku makan. Lebih esensial dari itu, ketiadaan rasa cinta kasih dalam upaya memenuhi kebutuhan pribadi (harta dan perut) yang jadi target.

Memperkaya warna film adalah jajaran pemainnya. Tilda Swinton tetap si aktris "bunglon". Memerankan dua tokoh berlawanan tipe, ia perlihatkan bagaimana cara menghipnotis lewat tawa, senyum, serta pose-pose antik. Jake Gyllenhaal tampak bersenang-senang unjuk kebolehan bertingkah bodoh sambil sesekali histeris layaknya Jim Carey di masa keemasannya. Dan performanya juga menyenangkan disaksikan. Karakternya tidak kompleks namun menghibur. Kedalaman justru dimunculkan Ahn Seo-hyun. Mija bukan perengek, bukan pula anak kecil pemberani yang bersikap lebih dewasa dari umurnya. Dia kuat karena telah tertempa dan terlecut dorongan kuat, dengan mata yang seolah selalu menatap mantap ke depan, ke arah tujuannya: Okja. Selebihnya dia adalah bocah belasan tahun pada umumnya. Hal ini menguatkan poin usungan konklusi film, bahwa Okja bukan cerita perjuangan skala besar menyelamatkan dunia, hanya pertarungan personal demi menolong seorang (atau seekor) sahabat.

16 komentar :

Comment Page:
Unknown mengatakan...

Waw ada jake gyllenhall, pemain nightcrawler nihh. Film favorit gua.

Anonim mengatakan...

Akting jake emang nyeleneh bgt disini, tp yg plg top emang tilda swinton pas adegan barter dengan patung emas, tatapannya psyco bgt

Rasyidharry mengatakan...

Dia main karakter yang beda di sini. Fun!

Rasyidharry mengatakan...

Keren memang, main 2 tokoh yang berlawanan sekali

Ahoy mengatakan...

yup keren bgt..intensnya dpt,humornya dpt,sedih apalagi..dan jgn lupakan jg akting paul dano..(btw itu orang mukanya melas bgt bro..wkwk

Rasyidharry mengatakan...

Oh iya, di semua filmnya Paul Dano kayak orang minta dipeluk & dikasihani :D

Anonim mengatakan...

Saya adalah penggemar Bong Joon-Ho, dri smua filmnya saya cuma belum nonton Barking Dogs Never Bite. Menonton Bong kyak minum kopi hitam biasa yg d jual di warung dan tdk bermerek, tapi punya rasa pekat, dengan rasa pahit yang menusuk tapi sedikit manis yang sangaaaat menyegarkan

Hanya dengar bermodalkan kisah keluarga bloon yg terjebak d tengah hamukan monster (The Host), seorang wanita tua renta yg mencoba menyelamatkan anaknya (Mother), ato duet 2 dtektif yg dipecundangi pembunuh (Memories of Murder) dia bisa membuat kisah luar biasa yg jarak bisa dilakukan oleh sutradara.

Saya sangat penasaran apalagi yg bsa dilakukan seorang anak biasa yg mencoba menyelamatkan babi obesitas. Bagi yg terpesona dgn Okja sangat disarankan nonton film Bong yg lain

Unknown mengatakan...

udah pernah nonton castaway on the moon?

Rasyidharry mengatakan...

Betul, satu hal yang saya sangat suka dari Bong itu dia berani blend drama yang nggak jarang kelam dengan komedi tanpa jadi ditraksi :)

Rasyidharry mengatakan...

Wah belum nonton itu malah

Unknown mengatakan...

film Bong lain yg direkomendasikan apa om?
sa soalnya cukup menikmati film okja ini

Rasyidharry mengatakan...

Semua filmnya bagus. Mungkin bisa mulai dari The Host atau Memories of Murder dulu

Unknown mengatakan...

coba nonton deh bang, salah satu film korea terbaik menurut saya :D

Rasyidharry mengatakan...

Sure, selalu asyik ngubek-ubek film Korea. Banyak harta karun terpendam :)

Unknown mengatakan...

memories of murder udah, dan emang mantep.
okelah. kucoba nonton the host

Kasamago mengatakan...

Hollywood Rasa Korea.. ide nya seger..
Sosok Okja bner2 unyuuable..