HAUNTED HOTEL (2017)

9 komentar

Pengalaman menonton paling menyenangkan adalah ketika mendapati sebuah film yang jauh melampaui ekspektasi. Rasanya seperti menemukan berlian terpendam. Kalimat tersebut bukan saya tujukan bagi Haunted House, walau seperti apa pun ekspektasi anda pasti akan dimentahkan oleh produksi bersama Cina-Thailand-Malaysia ini. Bahkan film yang dirilis dengan judul Haunted Road 2 di Cina ini sejatinya tak bercerita mengenai hotel berhantu. Tapi itu bagian twist-nya (oops!). Sebelum sampai ke sana, teror horor formulaik meski kita lewati terlebih dahulu.

Bai Ling (Aom Sushar) dan Wei Jun (Li Chuan) tengah berlibur ke Genting Highland, Malaysia. Selepas menang besar di casino, mereka menginap di Amber Court yang terkenal sebagai salah satu hotel angker di Asia. Tidak butuh waktu lama hingga teror menghampiri keduanya, tepatnya sejak menit pertama tatkala Bai Ling telah melihat bayangan hitam. Berikutnya giliran mimpi buruk bertingkat, pantulan mengerikan di cermin, karakter yang nekat menghampiri sosok misterius meski kita tahu pasti itu adalah hantu, menyusul satu demi satu. Silahkan buat checklist keklisean horor untuk film ini. Pasti semuanya terpenuhi.
Tapi masalah terbesar Haunted House tidak berhenti pada soal keklisean (yang mana bisa dimaafkan asal efektif). Filmnya bergerak mengikuti pakem, namun eksekusi sutradara Ryon Lee ada di bawah standar pakem tersebut.  Jump scare yang praktis mendominasi paruh pertama misanya, dikemas lewat timing seenaknya plus gempuran musik asal berisik tidak pada tempatnya. Kadang terlambat masuk, kadang terlalu cepat, kadang tepat tetapi dalam volume super kencang yang menyebalkan. Momen paling mengerikan malah terjadi saat hantu nenek dan cucunya masuk ke lift. Sosok mereka kabur, di luar fokus kamera, pun tanpa iringan musik berlebihan. Atmosferik.
Untunglah Bai Ling dan Wei Jun masih punya akal sehat. Keduanya memilih kabur dari hotel. Usaha itu tak berjalan mulus, sebab sudah pasti GPS tidak bekerja, sinyal telepon genggam hilang, dan bensin mobil habis. Inilah akhir fase pertama. Selanjutnya muncul twist yang membelokkan arah Haunted Hotel, menyuntikkan sedikit daya tarik melalui sentuhan misteri pasca setengah awal perjalanan yang cuma diisi jump scare tanpa plot. Menarik, sampai tiba waktunya misteri itu terjawab.

Memasuki babak akhir, tiba-tiba saya teringat pesugihan. Tidak, tidak ada plot sampingan mengenai mencari kekayaan lewat pemujaan makhluk gaib. Pesugihan adalah jalan pintas menimbun harta dengan memanfaatkan cara mistis. Sedangkan di film, aspek mistis (dan gangguan psikis yang memancing halusinasi) juga menjadi jalan pintas guna menampilkan keanehan-keanehan tanpa perlu repot-repot memikirkan penjelasan masuk akal. Banyak orang gemar menonton horor bersama-sama karena seru. Haunted Hotel niscaya memancing keseruan serupa. Setidaknya anda dan teman-teman akan menertawakan kebodohannya. Tawa yang akan bertahan seusai film, namun makin jauh dari bioskop, tawa itu perlahan jadi senyum miris mengingat uang yang terbuang. Penyesalan memang hadir belakangan. Ya, seperti pesugihan.

9 komentar :

Comment Page:
Gre mengatakan...

Tumben Mas Rasyid mereview produk yg gak biasa nya, lagi iseng atau di ajak temen nonton, he he

Rasyidharry mengatakan...

Haha kemaren nggak ada kerjaan pas lagi premiernya, yaudah iseng dateng

Panca mengatakan...

Alhamdulillah mas Rasyid mereview film jelek lagi.
Menghindari Ghost dan kejeblos di Haunted Hotel. Apa ini twist? :D

Jackman mengatakan...

Wow. Sangat Jelek ya?
Hehehe...
Tapi anehnya kenapa film 'sampah' kaya gini bisa tayang di bioskop Indonesia ya?
Ga adakah film yang lebih layak tayang?

Rasyidharry mengatakan...

@Panca Iseng dan kebanyakan waktu luang haha

@Jackman Soalnya orang sini denger ada horor Thailand tayang pasti langsung diserbu

Badminton Battlezone mengatakan...

Membaca blog ini membuat saya saving 40K. Makasih mas Rasyid 👍

Rasyidharry mengatakan...

Hahaha you're welcome

winterfell mengatakan...

"Tawa yang akan bertahan seusai film, namun makin jauh dari bioskop, tawa itu perlahan jadi senyum miris mengingat uang yang terbuang. Penyesalan memang hadir belakangan. Ya, seperti pesugihan." savage :v

Rasyidharry mengatakan...

Lha filmnya juga kejelekannya savage kok haha