HEREDITARY (2018)

35 komentar
Sering title card film horor menampilkan bait ayat suci atau kutipan bernuansa mistis dari literatur lama yang intinya menyiratkan eksistensi kekuatan jahat, biasanya iblis. Tapi Hereditary, selaku debut penyutradaraan Ari Aster, justru memasang obituary, alias berita kematian berisi nama almarhum, keluarga yang ditinggalkan, waktu serta tempat pemakaman, sebagai pembuka. Karena di sini, kegelapan datang bukan dari dalam perut neraka, melainkan hati manusia, dari kematian, juga keluarga disfungsional. Menilik film-film pendek Aster macam The Strange Thing About the Johnsons (2011) hingga Munchausen (2013), hal-hal di atas memang pokok bahasan favorit sang sutradara.

Annie (Toni Collette) tengah berduka setelah sang ibu, Ellen, meninggal. Setidaknya itu yang baginya mesti ia rasakan. Tapi hubungan renggang di antara mereka menciptakan situasi kompleks. Dari cerita Annie, kerenggangan itu karena Ellen mengidap penyakit psikologis yang memunculkan perilaku aneh yang sukar dipahami. Tapi sungguh, buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Saudara kandung Annie menderita skizofrenia lalu meninggal bunuh diri, sementara Annie sendiri, well, silahkan kalian simpulkan sendiri. Pastinya, tampak ada yang kurang beres pada puteri Annie, Charlie (Milly Shapiro). Ketika kakaknya, Peter (Alex Wolff), sibuk dengan tetek bengek remaja kebanyakan (baca: menghisap ganja), mengoleksi bagian tubuh bangkai burung jadi aktivitas Charlie.

Sebelum menonton, perlu diketahui bahwa Hereditary bukan horor jalur utama. Lambat panas, bertempo pelan, dengan jump scare berkuantitas minimal yang sekalinya datang, tanpa musik menggelegar. Sebagai gantinya, jenis suara lain akan mengisi. Suara yang besar kemungkinan bakal terus anda coba tirukan pasca filmnya usai. Bahkan suara itu pun seringkali absen tatkala Aster memilih mencekik penonton menggunakan kesunyian. Sedangkan musik garapan Colin Stetson lebih ditujukan selaku pembangun atmosfer daripada alat pacu jantung dadakan. Apakah film ini mengerikan? Saya jawab, “Ya!”, walau bukan jenis kengerian seperti saat kita sedang berada di kegelapan sendirian, lalu takut kalau-kalau sesosok hantu bakal menampakkan diri.

Saya dibuat terikat pada paparan kondisi batin Keluarga Graham, khususnya Annie, berkat naskah yang juga hasil tulisan Aster. Satu demi satu lapisan tersingkap, dan semakin dalam kita mempelajari kegelapan dalam dirinya, yang juga dimiliki ibu beserta anak-anaknya (menjelaskan makna di balik judul “Hereditary”), kengerian pun mulai merayap. Kengerian yang dipicu usaha membayangkan dan ikut merasakan betapa kacau pula terganggunya keluarga ini. Colette sanggup mewakii segala kekacauan tersebut. Melihat sosoknya bagai melihat wajah seseorang yang tengah menatap neraka, atau setidaknya mimpi buruk yang terlampau nyata.

Bukan berarti Hereditary tanpa wujud kengerian tradisional. Aster memiliki visi mumpuni sekaligus daya kreasi tinggi guna menghasilkan gambar-gambar—khususnya di third actcreepy, aneh, dan disturbing yang jarang atau bahkan belum pernah ditawarkan horor mana pun. Dampak yang dihasilkan pun bukan sambil lalu. Banyak gambar-gambar buatan Aster bakal mengendap lama di otak. Seusai menonton, pada tengah malam saya duduk sendirian di teras rumah sambil menikmati rokok dan kopi, sebelum memori akan berbagai adegan muncul ke permukaan, dan saya segera masuk tanpa pikir panjang. Ya, Hereditary punya efek pasca yang kuat, walau ada kalanya saya berharap Aster mempercepat tempo ketika tiada satu pun hal terjadi di layar, dan sebaliknya, bertahan lebih lama di sebuah momen mencekam untuk memberi penonton waktu merasakan takut yang hendak disulut.

Poin mengagumkan berikutnya adalah bagaimana naskah milik Aster mampu menanam benih-benih petunjuk dengan amat rapi. Sehingga saat fakta-fakta perlahan mulai diungkap, selama anda bersedia memperhatikan beragam detail, timbul kepuasan luar biasa menyaksikan seluruh keping puzzle tersusun sempurna. Hereditary enggan meninggalkan pertanyaan-pertanyaan tak terjawab untuk penontonnya. Begitu film berakhir, semua titik telah terhubung, kita akan mengerti kebenaran di balik hal-hal mistis yang terjadi, kita akan mengerti makna dari elemen-elemen misterius yang bertebaran sepanjang durasi, kita pun akan memahami karakternya, termasuk motivasi mereka, secara menyeluruh. Begitu film berakhir, Hereditary terasa lengkap, utuh, jauh lebih utuh ketimbang kondisi luar-dalam Keluarga Graham.


35 komentar :

Comment Page:
Chan hadinata mengatakan...

Hereditary ini bukan jenis horor konvensional kh mas?? Macam buatannya james wan..
Atau lebih mirip kyk film marrowbone??

Anna B mengatakan...

Collette kece! Performanya Oscar-Worthy

Rasyidharry mengatakan...

@Chan Macam horor A24 kebanyakan, slow burning (The Witch, It Comes At Night)

@Anna Yes, selama A24 mau push kampanye, peluang nominasi ada

Badminton Battlezone mengatakan...

Bang ga review escape plan 2? pas ga sempet repiew ato memang jelek?

Fajar mengatakan...

Kejadian pulang pesta itu benar2 bikin jantung berhenti. Apalagi sampe rumah cuma bisa meringkuk dalam selimut sambil terdengar suara jeritan sang ibu. Adegan paling membekas.

Rasyidharry mengatakan...

@Badminton Nggak tertarik, pada bilang jeleknya luar biasa & treatment-nya bukan prison break kayak film pertama sih.

@Tri That's a crazy one indeed. Ya sampe akhir juga sinting sih tapi 😂

iiosomnia mengatakan...

mas, review isle of dog gak?

Rara mengatakan...

Review bad samaritan gak bang???

Taufik Adnan mengatakan...

Akhirnya hereditary yang d tunggu.
A24 dengan hereditarynya bakal menangin salah satu nominasi oscar gak mas bro?

Rasyidharry mengatakan...

@Iio Nggak, kecuali tayang di bioskop.

@Taufik Menang sih enggak ya, nominasi masih mungkin. Aktris, naskah, art direction, musik, punya peluang.

Zulfikar Knight mengatakan...

A24 horror movie starter pack:

- Indie
- Tempo lambat
- Dikit jumpscare
- Cinemascore D+
- Tiap film usai pasti ada yang bilang: "gitu doang","apaan nih"

btw hereditary is a great movie.

Anonim mengatakan...

Menurut Mas Rasyid, jika bisa dicompare dengan A Quiet Place, prefer yang mana?

Saya merasa Hereditary memiliki beberapa kesamaan (atau mengambil sebuah refrensi) *spoiler* dengan horror classic Polanski, Rosemary's Baby?

Well, di luar hal itu, Ari Aster memberikan sebuah suguhan Horror yang luar biasa, mungkin secara personal bisa disejajarkan beberapa film-film A24 terbaik lainnya.

Rasyidharry mengatakan...

@Zulfikar Yeah, tapi Hereditary ini horor A24 yang paling deket ke mainstream sih. Tempo lambat, tapi payoff-nya nggak main-main.

@Anonim Pilih Hereditary. So far this is one of the best movie of the year. Betul, ada inspirasi dari Rosemary's Baby kayaknya.

Anonim mengatakan...

"SPOILER"

Masih ga terlalu ngerti ama Annie, dia kenapa sih? Kok pengen ngebakar anak"nya sendiri terus di akhir itu dia kerasukan ya? Sama mental illness yg dia punya itu sleepwalk?

Willy C P mengatakan...

Biasanya kalau habis nonton film horror, satu atau dua jam kemudian bakal lupa akan kengeriannya. Tapi ini udah lewat sehari masih inget setiap adegan, terutama yg kepala ama third actnya

Badminton Battlezone mengatakan...

Hmm bang ada 2 hal yg masih ganjel. (SPOILER)

1. Itu laser yg kaya scanning tu apaan sih?emang ada dijelasin ya,kok bang Rasyid bilang semua dijelasin secara gamblang?

2. jadi si Joane yg ajarin oija itu siapa?dia temennya Neneknya yg sudah meninggalkah?

Thanks Bang pencerahannya

Diagra mengatakan...

Sampai saat ini film horror yang membekas dengan saya adalah The Babadook,and Hereditary surpass it.Sebelum menonton saya sudah memiliki espektasi lumayan tinggi melihat ada campur tangan A24 dan Hereditary berhasil melampaui.Namun yang mengurangi kenikmatan saya saat menonton Hereditary adalah penonton yang kebetulan ada di studio saya yang sangat mengganggu(ngomel "ini gajelas",teriak di luar kendali,mengomentari film dengan suara lantang"Ya ampun kok bisa sih!).Ari Aster bermain atmosphere disini dan mungkin saya kurang bisa dapat karena hal tadi itu.Kira-kira kalau saya menonton sendirian mungkin bakal lebih luar biasa.Yah mungkin penonton tadi mengharapkan film horror-mainstream seperti Ouija,The Conjuring dll.Tapi menurut saya Hereditary tergolong sedikit mainstream loh untuk ukuran A24 dengan ada beberapa jumpscare konvensional dan comedy timing.


Menurut saya sih bisa saja Toni Collette menang oscar tapi karena ini horror and so.....

Unknown mengatakan...

Bantu jawab sih ya maaf kalau salah:

**SPOILER**

1.Mungkin itu cuma imagery bagaimana iblis dari kultus itu bakal menjebak dan mengarahkan targetnya yang bakal jadi tumbal.

2.Yap,Joane adalah salah satu anggota kultus apapun itu namanya.Jadi Joane sebenarnya sudah menargetkan untuk mempengaruhi Annie sejak awal agar melakukan pemanggilan roh itu untuk melanjutkan ritual raja iblis di akhir sampai dapet tubuh Peter.

Sebenernya film Hereditary ini sangat mudah dipahami kalau udah familiar dengan film horror yang memiliki bahasan kultus.franchise Paranormal Activity contohnya

Unknown mengatakan...

ini paling nampol buat saya. gak nyangka arahnya bakal "kesana". pas ibunya menjerit-jerit histeris rasanya ikut merasakan sakitnya juga. dan saat terungkap apa yg sebenernya terjadi sama si anak perempuan, saya cuma bisa melongo. 😅😅😅

Unknown mengatakan...

ini paling nampol buat saya. gak nyangka arahnya bakal "kesana". pas ibunya menjerit-jerit histeris rasanya ikut merasakan sakitnya juga. dan saat terungkap apa yg sebenernya terjadi sama si anak perempuan, saya cuma bisa melongo. 😅😅😅

Rasyidharry mengatakan...

@Anonim Ya itu sisi gelap manusia yang dieksplor film ini. Apa iya itu sleepwalk yang sepenuhnya nggak sadar? Apa perwujudan keinginam bawah sadar?

@Willy True, semua hal terkait Collette di third act susah dihilangin dari ingatan.

@Badminton Tuh udah dijawab lengkap sama Novi ya 😁

@Diagra Nah bener ini, dibanding The Witch, apalagi It Comes At Night, ini jauh lebih konvensional. Temponya lambat, tapi ada penebusan yang setimpal.

Ya itu, makanya nggak akan menang. Saingan-saingannya juga paling baru nongol akhir tahun. Kecuali A24 kampanye gila-gilaan, total ke dia, nggak kebagi ke aktris lain.

Unknown mengatakan...

Bang kalo penonton awam cocok nggak nnton film ini? Takutnya gua mau ngajak kawan nnton tpi takut bosen

Rasyidharry mengatakan...

@benny Coba aja. Lambat temponya emang, tapi "penebusannya" gila. Sebelum nonton ingetin dulu, jangan expect horor ala Conjuring dkk.

Anonim mengatakan...

Bagus banget mas, review tanpa spoiler tpi isinya bkin org pengen nnton ����

Syahrul Tri mengatakan...

Lambat di awal mungkin lebih buat ngebangun atmosfer film yah, setelah charlie kepentok tiang semuanya jadi tambah suram. The Ending was so hot

Fega "AnSAR" Arabela mengatakan...

Menurut gw hereditary baguss. Cuman 1 doang yg masih mengganjal di pikiran gw. *SPOILER ALERT*


Knp waktu bukunya dibakar untuk kedua kalinya, malah yg kebakar bapaknya. Bukan ibunya?

Mohon pencerahannya mas rasyid wkwk.

Rasyidharry mengatakan...

@fega Bagian itu emang nggak dijawab gamblang sama filmnya. Tapi mengacu ke tema & perbuatan Annie sebelumnya, bisa jadi itu karena bawah sadar dia emang pengen bakar Steve. Kenapa sebelumnya dia yang kebakar karena ada dorongan suicidal juga. Ya pastinya campur tangan Paimon juga ada

Anonim mengatakan...

*SPOILER*

Bang gue mau nanya dong otak gue gak nyampe soalnya hahaha itu kenapa pas di akhir anak cowoknya dipanggil caroline ya? Tolong jelasin ke gue bang hahaha
Tapi ini film memang bagus banget sih, satu bioskop pada hening dan pas gue liat ke belakang ada cowok tutup mata juga hahaha

Anonim mengatakan...

Nice review :)
ada satu hal nih yg msh mengganjal di pikiran saya
*spoiler alert*
Setelah Stevenya kebakar si Annie jadi kesurupan gitu ya? Trs knp dia jadi melayang-layang & knp di akhir dia tusuk-tusuk lehernya sendiri?

Mungkin Mas Rasyid tau jawabannya? Hehehe...

Anonim mengatakan...

Bang gue mau nanya dong otak gue gak nyampe soalnya hahaha itu kenapa pas di akhir anak cowoknya dipanggil caroline ya? Tolong jelasin ke gue bang hahaha
Tapi ini film memang bagus banget sih, satu bioskop pada hening dan pas gue liat ke belakang ada cowok tutup mata juga hahaha



IMHO, SPOILER ALERT
dipanggil "charlie" aka adiknya, anak si ibu yang nomer dua, di story line dijelaskan, bahwa selama ini paimon sudah hidup di tubuh charlie tapi dia butuh tubuh baru yang lebih kuat untuk bangkit, tubuh charlie cuma kaya medium sementara gitu. sampai akhirnya entah kematian si charlie ini sudah disengaja sama si ibunya thru "mind games" versi dia atau gimana, dengan cara memaksa dia pergi ke party which is dia juga tahu kalau abangnya itu cenderung careless dan agak engga beres karena kebanyakan ganja sehinggai kemungkinan charlie mati akan lebih besar. dijelaskan juga di story line bahwa untuk bangkit, kalau tidak salah paimon membutuhkan badan laki-laki yang sering capek juga.
Perasaan bersalah yang diderita si abangnya karena seolah olah dihakimi ibunya sebagi pembunuh adiknya membuat dia merasa depresi yang berujung membuat abangnya mengalami gangguan penyakit psikomatis
(kalau ingat ada adegan setelah adiknya mati, si abang merasakan sakit luar biasa tiba tiba di bagian perutnya padahal tidak apa apa sebelumnya, menurut saya itu representasi dari indikasi si abang capek mentalnya sehingga berujung kelelahan yang luar biasa, dan this is true ada nyatanya di dunia nyata, ketika seseorang dengan penyakit mental sudah begitu kronis dan capek,bisa berujung muncul gangguan psikomatis).

intinya paimon yang selama ini hidup sementara di tubuh charlie berhasil pindah ke tubuh abangnya. Perpindahan itu terjadi dalam adegan ketika abangnya mendengar suara klok klok di kelas banyak sekali, dan seolah dia seperti kerasukan setelah melihat bayangan diri sendiri di cermin ketika dalam kelasnya.

ada lagi yang gw suka, tipikal film horor itu title film biasanya baru keluar di akhir ataupun di awal film. ketika muncul title Hereditary (keturunan in bahasa) di akhir, huruf T nya menjadi merah dan luntur begitu saja.
buat saya punya makna sendiri bahwa sudah berakhir pula, tidak ada keturunan lagi karena paimon sudah bangkit, tidak akan ada keturunan lainnya lagi yang terus menerus dikutuk :))

ini film horor cerdas buat gw, plus gw sebagai seseorang yang tengah healing dan struggling dengan mental illnesssss begitu hanyut melihat atmosfir film ini, karena benar adanya, gangguan kesehatan mental dan keluarga disorder itu semencekam, segelap dan sedingin yang digambarkan dalam film ini.

Rasyidharry mengatakan...

Jawab beberap pertanyaan di atas nih:

1. Kenapa Peter dipanggil Charlie? Well, kurang lebih kayak yang dijawab di komen panjang atas saya. Beda sama Peter yang baru dirasuki, Charlie sejak dalam kandungan itu udah Paimon. Inget perkataan Annie kalo pas bayi dia nggak pernah nangis. Itu bukan hiperbola. There was something "off" about Charlie. Makanya si nenek juga mau nyusuin dia. Cara nanam benihnya gimana? Not sure. Makanya Peter dipanggil Charlie, karena Paimon adalah Charlie.

2. Soal behavior aneh Annie di klimaks ya karena itu kesurupan. Semua dikontrol sama Paimon, or any other supernatural beings controlled by the cult. Kenapa potong kepala sendiri? Modus operandi cult ini emang begitu. Semua mayat anggota keluarga yang cewek dipenggal. Turun temurun (makanya judulnya Hereditarh). Tujuannya apa? Not sure.

det mengatakan...

shit ini sumpah keren abis filmnya. creepy dan disturbing banget buat gw.

tlg pendapatnya buat hasil penafsiran saya tntg film ini gan :

**SPOILER ALERT**

si nenek itu pemimpin sekte paimon dan mau bangkitin paimon, keluarga si nenek mau dibuat menganut ajaran paimon ini (annie dan kakaknya) dan berakibat gangguan jiwa ke anaknya,

skip2 peter lahir > roh paimon ditemukan dan dimasukkan ke charlie yg masih dlm kandungan annie. > nenek mati > charlie dibimbing nenek untuk nglakuin ritual biar mati juga > gangguan jiwa annie makin parah semenjak kematian nenek dan baca peninggalan2 nenek dan triggered oleh kematian annie > annie dibimbing oleh joanie, salah satu anggota sekte>

skip2> keluarga annie diteror annie dan mengakibatkan kematian seluruh keluarganya untuk ritual > paiton masuk ke dalam mayat peter > end

tlg komentarnya gan

Unknown mengatakan...

film teraneh.. kalo durasi f lm ini 1 jam 45 menit, maka 1 jam 30 menit bagus dan enak dinikmati.. namun 15 menit ending nya. merusak 1 jam 30 mnt tsb. sangat tdk masuk akal.. mengganggu dan absurd. rating dr saya hanya 1 bintang ( nyesel nonton nya tdk sesuai ekspektasi review yg semuanya bilang bagus)

Shanaya mengatakan...

Nonton ini muncul 1 perasaan, kasian bgt bpknya, yg nggak tau apa2 sampai terlibat dan jadi korban, kalo ayah yg gk bertanggung jawab, pasti udh kabur kali

Unknown mengatakan...

Ini film ke 2 setelah mother, yg bikin ganjel pas selesai nonton..

Bdw ini film ga serem tapi knp ada aja scene gw tutup mata..ngintip di sela jari berfikir..wih ada jumpscare mau kluarnih Kya nya.. tpi malah gada wkwkwk..

Lumayan serem, aneh, gila, apalagi bagian si ibunya melayang, I hate it... Gw sebel bgt sm yg melayang gtuh..