HAPPY DEATH DAY 2U (2019)

15 komentar
Jika setelah Happy Death Day 2U Jessica Rothe masih belum juga memperoleh peran signifikan di film berskala besar, artinya para pelaku industri di Hollywood memang bodoh, atau sang agen makan gaji buta. Karakter yang Rothe perankan boleh terperangkap dalam lingkaran waktu repetitif, namun tidak dengan penampilannya. Dia terus menampilkan beragam varian jenaka agar Tree tetap menjadi sosok yang menyenangkan diikuti.

Demikian pula filmnya. Saya sempat khawatir bila usaha menjelaskan lingkaran waktu lewat penambahan unsur fiksi-ilmiah justru bakal membuat filmnya memaksakan diri melebarkan mitologi. Sebuah penyakit yang lumrah menjangkit seri slasher. Tapi rupanya, sutradara Christopher Landon (Paranormal Activity: The Marked Ones, Happy Death Day) yang mengambil alih penulisan naskah dari Scott Lobdell, berhasil memanfaatkannya selaku pembuka jalan masuk untuk lebih banyak hiburan yang mengacungkan jari tengah kepada logika serta keseriusan.

Belum sempat menikmati keberhasilan kabur dari lingkaran waktu, Tree terpaksa berada di situasi serupa, ketika sang pembunuh bertopeng bayi beraksi lagi. Kali ini, Carter (Israel Broussard) dan teman sekamarnya, Ryan (Phi Vu) turut diincar. Tree pun harus kembali mengulangi harinya untuk menggagalkan rencana pembunuhan tersebut, sembari mencari tahu penyebab terjadinya kondisi aneh itu.

Sebagai cara menjelaskan lingkaran waktunya, Landon menambah elemen fiksi-ilmiah, kali ini termasuk alternate universe. Presentasinya cukup berantakan, pun penonton butuh meluangkan usaha ekstra guna mencerna seluruh peristiwa, yang setelah tiap keping puzzle terkumpul, sebenarnya mampu membentuk satu kesatuan cerita yang saling melengkapi, selama anda tidak mengharapkan paparan ilmiah cerdas.

Lagipula, mematuhi nalar memang bukan fokus Happy Death Day 2U. Filmnya membenamkan diri ke dalam ketidaklogisan supaya penonton bisa terhibur menyaksikan Tree yang sekali lagi harus mati berulang kali. Ketika film pertamanya bermasalah dengan repetisi tatkala tiap lingkaran waktu terasa serupa satu sama lain, sekuelnya selalu muncul dengan hal kreatif, lucu, dan over-the-top. Semakin konyol cara Tree meregang nyawa, semakin mengasyikkan.

Sebagai sutradara, Landon masih piawai membuat montase dinamis nan menggelitik yang juga merupakan highlight pendahulunya. Kalau Confident-nya Demi Lovato menemani usaha Tree mencari identitas pembunuh di film pertama, sekarang giliran Hard Times milik Paramore melatari montasenya, yang lebih berani menumpahkan darah dan sadisme tanpa sedikitpun kehilangan sentuhan komedi yang kuantitasnya ditingkatkan di sini.

Tentu hasilnya takkan sebaik itu andai tak ada Jessica Rothe, yang sanggup membuat kita tertawa (dan pastinya jatuh cinta) lewat segala cara, dari penyampaian kalimat bernada sarkasme, tatapan yang akan membuatmu merasa layaknya orang paling bodoh sedunia, sampai teriakan histerikal yang memancing rasa penasaran, “Apa jadinya jika sang aktris berperan dalam film komedi-romantis?”. Menyaksikan penampilan Rothe, melakoni peran komedik seolah tampak begitu mudah.

Walau selepas melewati titik tengah mulai melemah sebagaimana kondisi Tree pasca tewas belasan kali, Happy Death Day 2U tak pernah kekurangan daya untuk menggaet atensi, yang mampu dilakukan berkat keengganan tampil realistis. Alhasil, alurnya bebas melangkah ke mana saja, menekan kemungkinan munculnya rasa bosan akibat arah yang mudah ditebak. Bahkan film ini memiliki hati, melalui aspek drama manis yang menghasilkan penutup sempurna bagi perjalanan protagonisnya. Dan setelah mid-credits scene-nya, seri Happy Death Day bisa bergerak menuju teritori baru yang lebih besar dan gila.

15 komentar :

Comment Page:
Anna B mengatakan...

Wiii review yg ditunggu-tunggu, saya lebih suka yg ini dibanding film pertamanya. Oh ya mas Rasyid, bisa tulis review singkat buat Mirai tidak? Soalnya saya ingin coba nonton karna udah ada di lapak download, terima kasih

Rasyidharry mengatakan...

Belum ketonton, kemarin mau nonton tergoda ngeduluin Free Solo 😁

nouvaleka mengatakan...

SUMPAH DEMI TUHAN!!!! Ini film yang sangat menghibur! saya banyak tertawa (terbahak-bahak) sampai malu karena kursi bioskop hanya terisi sedikit. saya sangat suka adegan waktu slomo, itu lucu banget. plus adegan2 waktu Tree bunuh diri itu bener2 GILAAAAKKKKKKKK sampe sakit perut saya. Adegan hairdryer dan terjun dari pesawat bener2 ga terduga banget bisa selucu itu. padahal jujur sebelumnya saya sempat takut kalo film kedua ini bakal jelek, huhu, TERNYATA JAUH DARI KATA JELEK!!! Saya cinta film ini, plus Jessica Rothe uhuyyy. btw, Danielle mau dijadiin korban apa ya bang yang di mid-credit? apa cmn buat lucu2 aja? wkwkwkwkwkw gila anzayyyy pgn mengumpat mulu saking lucunya film ini.

nouvaleka mengatakan...

oh ya mau nanya juga, apakah bang rasyid nangis ntn film ini? saya nangis lumayan banyak pas hepi berdei. it's so touching..........

Rasyidharry mengatakan...

@nouvaleka Haha ikr? This movie's batshit crazy. Yep, Danielle jadi kelinci percobaan. Semoga laris ya, biar bisa lihat segila apa film ketiganya. Nyaris, udah sesek di dada, terus keinget adegan terjun bebas, nggak jadi nangis 😂

Abdi_Khaliq mengatakan...

Sebelumnya saya minta maaf karena bertanya bukan pada tempatnya! :)
Tapi saya benar2 frustasi mencari info! Di sini ada yang tahu nggak judul film asia (mungkin Korea!!!) bergenre drama. Saya hanya sempat nonton endingnya di TV, pokoknya di ending film itu sang cewek hanya bisa menatap kepergian sang cowok dengan mobil sambil menunduk menangis di tengah jalan dengan bilang "I love you!!!" berulang kali pada diri sendiri, kayaknya sih si cewek jatuh cinta sama si cowok tapi (kayaknya) dipendam sendiri hingga film berakhir dan si cowok (kayaknya) nggak pernah tahu perasaan si cewek.
Plisss kalo ada yang tahu judulnya tolong beritahu, soalnya penasaran pengen nonton dari awal!Hahahaha.....

Terima kasih! :)

resi.pamungkas mengatakan...

Nggak bikin reviewnya Suspiria nih bang Rasyid?

Nas mengatakan...

Review Laut donk bang .

Rasyidharry mengatakan...

@Abdi Coba dicari dan ditanyain dulu ya, ikut penasaran juga ini hehe

@nasrullah Udah kok sejak Desember lalu. Di sini http://movfreak.blogspot.com/2018/12/the-man-from-sea-2018.html

Fajar mengatakan...

Review the man from the sea ga mas?

Rasyidharry mengatakan...

@Fajar Monggo dicek itu komentar atasnya :)

aryo mengatakan...

Setuju, pengembangan ceritanya works. Jessica makin bersinar juga. Dramanya oke. Humornya works utk membuat warna film jadi ceria, tapi ga sampe yg bikin ketawa terbahak2 gitu sih. Perpindahan dari mitologi ke sainsnya lebih acceptable buat sy ketimbang perpindahan dari zombie outbreak ke religius perspective di .rec
Hahaha...
Anyway, secara keseluruhan : sequel yang sangat memuaskan.

Hugo mengatakan...

Kalau diliat kok konsepnya kayak Edge of Tomorrow ya, die..reset..die..reset

Rasyidharry mengatakan...

@aryo Haha ya karena dari awal film ini udah tegas ngomong kalau bukan tontonan serius. Apa pun yang dikasih kita bisa terima aja selama fun.

@ariyadi Sebenernya semua film-film bertema itu ya kiblatnya ke Groundhog Day.

Fikry mengatakan...

Ketinggalan after mid credit scene. Hiks