THE LEGO MOVIE 2: THE SECOND PART (2019)

19 komentar
“Batman adalah jagoan murung yang selalu menderita pula kesepian karena itulah keinginan penggemar” merupakan salah satu lelucon sindiran paling akurat sepanjang film. Selepas trilogi The Dark Knight, menurut konsensus publik, menjadikan Batman kelam adalah keharusan. Sebenarnya bukan untuk The Caped Crusader saja. Seolah-olah, kini agar jagoan dalam film dianggap keren, mode suram harus diaktifkan sepanjang waktu.

Persepsi tersebut jadi sasaran tembak The Lego Movie 2: The Second Part. Keren tidak melulu harus gritty, dan pendewasaan bukan berarti meninggalkan kesenangan, warna-warni, atau kekonyolan dalam hidup. Dari situ, saya tidak butuh alasan lain untuk menyukai film karya Mike Mitchell (Shrek Forever After, Trolls), biarpun setelah empat film, kesegarannya jauh berkurang, yang juga jadi penyebab The Lego Ninjago Movie (2017) berakhir mengecewakan, baik secara kualitas atau pendapatan.

Lima tahun pasca peristiwa film pertama, kedamaian Bricksburg terusik oleh rentetan invasi alien berbentuk Duplo (set lego bagi anak berusia 1,5-5 tahun). Dunia pun hancur, berubah menjadi tanah gersang bernama Apocalypseburg. Ketika orang-orang termasuk Lucy (Elizabeth Banks) bersikap negatif, gemar berkontemplasi soal merananya kehidupan sambil memandang jauh ke ujung cakrawala layaknya tokoh-tokoh cerita fiksi bertema post-apocalyptic, tidak demikian dengan Emmet (Chris Pratt).

Emmet masih memandang segalanya lewat kacamata positif, mendendangkan lagu Everything Is Awesome tiap hari, meski Lucy beranggapan bahwa sikap tersebut kekanak-kanakan. Tidak semestinya orang dewasa yang telah diberondong banyak permasalahan, kekecewaan, kehilangan, dan hal-hal negatif lain, bertingkah senaif itu. Jadi bagaimana seharusnya manusia dewasa bersikap?

The Lego Movie 2: The Second Part menawarkan perspektif bijak yang dapat kita simak dalam lirik lagu Everything’s Not Awesome berikut: “Everything's not awesome / Things can't be awesome all of the time / It's not realistic expectation / But that doesn't mean we shouldn't try / To make everything awesome”. Rasanya tidak ada definisi “pendewasaan” yang lebih dewasa dari itu.

Ujian bagi Emmet kemudian datang, ketika mimpi buruknya tentang “Our-Mom-Ageddon” rupanya bukan sekadar mimpi. Pasukan Duplo dari Systar System yang dipimpin Jenderal Sweet Mayhem (Stephanie Beatriz) menculik Lucy, Batman (Will Arnett), Benny (Charlie Day), MetalBeard (Nick Offerman), dan Unikitty (Alison Brie), memaksa mereka menghadiri pernikahan Ratu Watevra Wa-Nabi (Tiffany Haddish).

Demi membuktikan ketangguhannya kepada Lucy, Emmet nekat terbang seorang diri menuju Systar System, sebelum akhirnya bertemu Rex Dangervest, yang juga diisi suaranya oleh Pratt, selaku gabungan karakter-karakter sang aktor (Star-Lord, Owen Grady, Joshua Faraday) dan yang dirumorkan bakal dia perankan (Indiana Jones). Rex dengan segala machismo miliknya berusaha mengajari Emmet bagaimana menjadi pria dewasa nan tangguh.

Di balik petualangan yang masih dibalut gelaran visual mencolok, musik-musik catchy (salah satu lagu yang paling menancap di ingatan punya judul “Catchy Song”), humor meta, serta aksi seru—meski Mike Mitchell belum dianugerahi bakat menyajikan kekacauan gila seperti duet Lord-Miller—The Lego Movie 2: The Second Part sebenarnya menyimpan drama menyentuh hati soal keluarga, khususnya hubungan kakak-adik.

Serupa film pertama, kejadian-kejadian di dunia lego merefleksikan peristiwa di dunia manusia. Kali ini tentang Finn (Jadon Sand), bocah di film pertama yang mulai beranjak remaja dan terganggu oleh keinginan sang adik, Bianca (Brooklynn Prince), untuk bermain bersamanya. Naskah karya Lord dan Miller sekali lagi berhasil menjalin koneksi antara dua dunia (tapi jangan mengharapkan keberadaan penjelasan logis) yang bermuara pada kisah manis nan menyentuh. Tidak ada sosok murni jahat di sini, hanya pihak-pihak yang terluka, korban salah paham, atau tidak mampu menyampaikan perasaan.

Empat film dan lima tahun berlalu, keunikan yang ditawarkan The Lego Movie kini telah menjadi tren. Humor meta sarat referensi yang tadinya baru sekarang bertebaran di mana-mana. Alhasil, tawa yang dilahirkan pun tak lagi sebanyak dulu ketika elemen-elemen yang bakal dijadikan bahan banyolan dapat dideteksi bahkan sebelum humor dilontarkan. Beruntung, komedi-komedi tak terduga—baik dari segi tema atau timing—masih kerap ditemukan (that “Bruce Willis joke” is the funniest for me), sementara jajaran pengisi suaranya mampu menghembuskan kekhasan dalam masing-masing tokoh.

19 komentar :

Comment Page:
Chan hadinata mengatakan...

Wkwk.. baca 2 paragraf prtama.. smacam tamparan buat sbagian Fanboy DC yg mengolok2 fans marvel akan bangganya "kedewasaan" trilogi dark night🤣

Rasyidharry mengatakan...

Trilogi TDK luar biasa itu bener. Tapi kalau ngotot lebih dark selalu lebih dewasa/keren silahkan nangis di pojokan. Aquaman terbukti keren & sukses tanpa jadi dark. Semoga Shazam juga.😁

Chan hadinata mengatakan...

TDK favourite sih emang.. all the time..
Mas kasi komen review super pendek aja buat suspiria.. plus rating😁

Eko Prasetyo mengatakan...

gritty belum tentu bagus (contoh BvS), fun juga belum tentu bagus (contoh Batman & Robin), semua kembali ke kualitas film itu sendiri, ibarat genre aja, film bagus bukan ditentukan oleh genre, tapi oleh kualitas film itu sendiri

Captain Marvelous mengatakan...

@Chan:

Yang mengagung2kan dark superhero itu menurutku sih mereka sebenernya fans Nolan dan fans Zack Snyder yg ga tau apa-apa soal DC, taunya cuma TDK doang.

Mereka bukan true DC fans, karena kalau emang mereka beneran fans DC ya harusnya mereka tau mayoritas komik DC itu fun bahkan lebih campy dan lebih komikal daripada Marvel. Aquaman is the most accurate movie representation of DC world so far.

Dari jajaran superhero utama DC yang basic nya dark cuma Batman. Di Marvel itu seri asli Spider-Man, X-Men, Thor dan Hulk itu dark, i mean really dark, with a lot of blood, tragic death, mass murder, gore, rape, incest, body horror, etc..

Cerita-cerita Marvel juga lebih realistis, grounded dan dewasa dibanding DC yg terlalu fantasi. Jadi ga masuk akal kalo ada orang ngefans sama DC karena dark/serius, anak kemaren sore paling itu.

Anonim mengatakan...

murung setiap saat itu emg salah tp juga tidak menjustifikasi yg guyon setiap saat.. dua-duanya bikin nanggung, kecuali kalo mau diseret ke thriller atau komedi sekalian.. bagusnya film superhero itu sesuai porsi ajalah.. macam Spider-Man versi Sam Raimi contohnya, proporsional..

Fajar mengatakan...

Filmnya Lego, komennya DC. Good joob DC, film gagalnya justru berhasil menjadi bahan diskusi dan selalu diingat.

Rasyidharry mengatakan...

Nah ini bener. Dilihat dari identitas hero juga kelihatan. DC itu Gods amongst human, Marvel kebanyakan basisnya sains.

Rasyidharry mengatakan...

Suspiria is an addictive madness! 4.5/5
😂

Rasyidharry mengatakan...

Bahkan Batman & Robin pun kalau nontonnya dengan ekspektasi yang pas, bisa menghibur. Macam balik ke Batman era Adam West.

Rasyidharry mengatakan...

Sebenernya yang disentil Lego Movie itu bukan ke treatment filmnya, tapi gimana penonton menyikapi itu.

Fajar mengatakan...

Dahulu sebelum mengenal yg namanya kritik film. Batman and Robin adalah film terbaik dibanding 2 Batman sebelumnya. Maklumlah masih bocah yg gampang silau ama gadget dan kendaraan di BnR yg keren2.

BnR dan BvS, hmmmmm.....

Rasyidharry mengatakan...

Setuju. Zaman itu mah happy aja dikasih gadget & kendaraan canggihnya. Sampai koleksi mainan bonusan CFC kok 😁

Jojo mengatakan...

contoh lain film yg penuh humor tapi ancur: GREEN LANTERN ��

Anonim mengatakan...

Bener! Suspiria gila banget, keren, suka ama soundtracknya pula. Salah satu horror terbaik tahun lalu, walau lebih prefer Hereditary sih. Hereditary is a modern classic.

Ah saya ingin nonton lego movie, tapi sayangnya saya sedang ujian praktek, sedihnya��

Zulfikar Knight mengatakan...

If you like Radiohead, you must be depressed or sad haha

Rafli mengatakan...

Om rasyid review film dear ex netflix donk

Anonim mengatakan...

Kalau untuk batman, wolverine, daredevil, black panther, itu emang paling cocok dibawa ke ranah serius/dark, karena emang itu soul dari karakter" itu... jadi ga salah juga kalau fans ingin mereka seperti itu.. dan faktanya emang karakter" itu emang deretan superhero paling cool/badass.. tapi bukan berarti karakter lain harus dipaksa ngikutin gaya mereka.. setiap karakter punya soul masing".. yang penting treatment-nya itu sesuai soul karakter-nya aja.. jangan dibawa keluar dari soul-nya.. ^^

Jenny mengatakan...

Ijin promosi yaa ^^
JOIN NOW WITH US
5758esport.com adalah Situs Taruhan Online Terbesar dan Terpercaya yang menyediakan berbagai permainan populer.
Games yang dihadirkan 5758ESPORT :
Sportsbook
Live Casino
E-Games
Bola tangkas
DominoQQ
Texas poker
Ceme
Poker Dealer
Blackjack
Slot game
Yang dapat anda mainkan hanya menggunakan 1 userID saja.

Promo deposit cashback hingga 100% bagi yang baru bergabung.
Event berhadiah Laptop ROG, Iphone, uang tunai dan masih banyak lagi.

Banyak pilihan bank yang bisa digunakan.
Minimal depo 10.000

Aman terpercaya respon cepat, Costumer Service ONLINE 24jam nonstop, sosmed/live chat/call service CS Jenny.

Info lebih lanjut hubungi :
Website : 5758ESPORT
WHATSAPP : +60 14-9158564
WECHAT : www5758esportcom
LINE ID : 5758esport
TELEGRAM : Official5758esport
Email : maju58cs1@gmail.com
facebook : Jenny Grace