US (2019)

42 komentar
Setelah menyentak lewat isu rasisme melalui debutnya yang sukses baik secara komersial maupun critical, kali ini Jordan Peele mengajak untuk mempertanyakan siapa diri kita (Us) sembari mengkritisi kondisi sosial Amerika Serikat (United States, US), dalam film yang memantapkan statusnya sebagai salah satu sutradara film genre paling berbakat masa kini, meski selaku pencerita, beberapa pekerjaan rumah masih harus ia tangani.

Dalam Us, Peele ingin menampilkan karakter kulit hitam yang bukanlah korban ketidakadilan sosial atau alat menuturkan kisah bertema rasisme, melainkan sebuah keluarga biasa yang hidup bahagia, bertamasya ke pantai saat liburan, lalu bersenang-senang dengan membeli kapal. Keluarga ini terdiri atas empat anggota: pasangan suami-istri Gabe Wilson (Winston Duke) dan Adelaide Wilson (Lupita Nyong’o), beserta dua buah hati, Zora (Shahadi Wright Joseph) dan Jason (Evan Alex).

Mereka adalah apa yang kita sebut keluarga harmonis. Tertawa bersama, saling goda, dan saling ejek merupakan makanan sehari-hari. Tapi tanpa sepengetahuan siapa pun, Adelaide menyimpan rapat-rapat suatu kejadian traumatis dari masa kecilnya. Hal itu terjadi tahun 1986, kala Adelaide kecil, yang tengah mengunjungi taman bermain sebuah pantai bersama orang tuanya, tersesat kemudian bertemu kembarannya (disebut “The Tethered”). Peristiwa itu amat mengguncangnya, Adelaide membisu selama beberapa waktu.

Sekarang, bersama keluarganya sendiri, Adelaide mesti mengunjungi lokasi yang sama. Ketakutannya jadi kenyataan ketika suatu malam, muncul empat Tethered dengan wujud menyerupai ia dan keluarganya. Bedanya, alih-alih cuma berdiri diam, para Tethered berusaha membunuh Adelaide sekeluarga.

Siapa The Tethered dan apa motivasi mereka adalah beberapa contoh pertanyaan yang akan menggelayuti pikiran kita sepanjang durasi. Tapi berbeda dengan Get Out, meski Us menyimpan beragam subteks (yang akan saya bahas nanti), Peele tak seberapa banyak meluangkan fokus pada alur, khususnya di babak kedua. Sebelum klimaks, praktis Us tak lebih dari sajian “kucing-kucingan” berdarah. Sebuah langkah berisiko, namun Peele nampak percaya diri akan kapasitas penyutradaraannya untuk memaksimalkan formula home invasion menjadi intensitas tanpa henti.

Sebagai genre afficionado, Peele paham betul cara menciptakan atmosfer dan gambar mengerikan lewat beraneka metode, dari pemanfaatan siluet, permainan fokus kamera di mana ancaman diam-diam mengintip di belakang karakternya, hingga membuat jajaran pemainnya bertingkah laku ganjil. Khusus elemen terakhir, Lupita Nyong’o paling menonjol. Memerankan wanita yang terluka psikis dan villain keji dengan senyum mengerikan ditambah tatapan hampa, performa sang aktris bakal diingat sebagai salah satu yang terbaik di antara deretan horor modern.

Bahkan soal trik klise seperti jump scare, Peele senantiasa memamerkan efektivitas dan kreativitas. Peele telah menguasai perihal timing, sedangkan sumber teror kerap dimunculkan dari sudut tak terduga, yang ditangkap oleh gerak kamera dinamis. Kreativitas Peele turut menyentuh ranah pemakaian musik. Siapa sangka lagu Fuck Tha Police milik N.W.A. bakal menambah keseruan dalam sekuen “petak umpet”?

Jordan Peele kentara sedang bersenang-senang tanpa mengkhawatirkan risiko, termasuk dalam menyelipkan komedi, yang diinjeksikan tepat waktu tanpa perlu mendistraksi bangunan ketegangan. Apabila anda kerap menyaksikan sketsa Key & Peele garapannya bersama Keegan-Michael Key, perpaduan mulus dua kutub berlawanan (horor-komedi) itu takkan terasa mengejutkan.

Terkait cerita, seperti sempat saya singgung, terdapat banyak subteks. Paling jelas tentunya terkait identitas diri. “Bagaimana jika kita sendirilah iblis itu?”. Peele memposisikan The Tethered selaku perwakilan hasrat terpendam atau wajah lain karakternya yang urung mereka sadari. Pada lingkup lebih luas, Peele menyinggung kondisi Amerika, negara makmur yang ironisnya masih kelabakan mengurusi masalah kelaparan maupun hoomelessness. Itulah mengapa Peele memilih mengawali kisahnya di tahun 1986, tepat saat even Hand Across America—di mana 6,5 juta orang bergandengan tangan selama 15 menit sebagai kegiatan amal untuk membantu tunawisma dan penderita kasus kelaparan—dilangsungkan.

Us sejatinya nyaris tanpa cela sampai mendekati akhir. Klimaks berupa pertarungan brutal yang dieksekusi bagai nomor tarian penuh darah dan kekacauan sambil diiringi musik mencekam garapan Michael Abels (Get Out, Detroit) pun tampil solid. Sayang, Peele cukup kewalahan merangkum penjelasan tentang misteri seputar The Tethered, kemudian memaksa merangkumnya ke dalam eksposisi berbelit melalui tuturan verbal. Namun titik yang nyaris merobohkan pondasi Us adalah kejutan penutupnya. Andai paruh sebelumnya tak sedemikian kuat, film ini bisa saja luluh lantah. Guna menyampaikan metafora mengenai “identitas”, Peele mengorbankan logika, meski harus diakui ada aroma kengerian tragis tercium dari twist besarnya.

UPDATE: Setelah melewati beberapa pemikiran ulang (thanks to some questions on comment section below), saya sadar telah mempersepsi twist penutupnya secara keliru. Jordan Peele tidak luput dalam berlogika. Saya kurang jeli memproses dan mengaitkan informasi yang filmnya sampaikan, meski tetap merasa keputusan Peele bereksposisi lewat monolog bukan pilihan jitu. Karena itu saya mengubah rating-nya.

42 komentar :

Comment Page:
Fjr Muk mengatakan...

mas tolong review the net (2016) karya kim ki duk

Anna B mengatakan...

Makasih atas reviewnya, performa Nyong'o katanya sebagus Toni Collette di Hereditary ya? Banyak kritikus yang bilang begitu

Chan hadinata mengatakan...

Masuk bioskop tanpa cari tau sinopsis/gambaran apapun dan pasang ekspektasi setara get out..
Awalnya sdh enak.. tengah ke belakang sdh ngap2an.. plus ada adegan bodoh gk perlu dan 0as di akhir dalam hati ngomong mudah2an twistnya jgn sampe sperti itu.. dan kejadian..
Untung ini seorang jordan peele tau banget caranya bangun tensi/atmosfer dipadukan dgn musik mencekam memang berada di atas director horor lainnya (with ari aster)
plus akting nyong'o yg menurut sy jauh lebih baik dr collette
Kalo diitung2 sih gak jadi kecewa masi worth it lah😁

Syahrul Tri mengatakan...

Baru nonton dan ya emang ketinggian sih ekspektasi ku, lupita is great , tp karna ada yg banding bandingin sm toni collete , saya rasa saya masih di pihak toni di hereditary. Banyak dark jokes yg akurat di sekuen film. Mantap di awal cmn melemah di akhir ,tp masih layak untuk ditonton kok.

Rasyidharry mengatakan...

Bedanya cuma Collette dapet materi yang lebih lengkap. Tapi Lupita kalau disuruh gitu pasti bisa

Rasyidharry mengatakan...

Oo jelas sama sekali nggak kecewa. Kalau beberapa menit terakhirnya ilang, atau dikasih reasoning yang lebih lengkap, bakal bagus banget ini

Rasyidharry mengatakan...

Kalau cocok sama dark humornya bisalah dicoba sketsa 'Key & Peele'. Beberapa episodenya jadi proses belajar Peele paduin horor & komedi

Willy C P mengatakan...

Saya sebenernya suka ama twist film ini, tapi kurang suka ama bagaimana Peele nyampaiinnya. Kalo ga dijelasin terlalu gamblang menurut saya bakal lebih bagus, cukup dengan senyuman ganjil Nyong'o diakhir tanpa flashback (soalnya udah dikasih banyak petunjuk soal karakternya) kayaknya bakal lebih keren, misterius, dan kebayang terus. Pendapat saya ↑

Chan hadinata mengatakan...

SOP ILER....







1. Ini memang doppelganger kah ato bayangan sj??
2. Apa maksud dari banyaknya kelinci??
3. Apa maksud dari narasi awal yg mengatakan ribuan kilometer jalan bawah tanah di amerika dll??

Rasyidharry mengatakan...

Termasuk di penjelasan sebelumnya soal identitas The Tethered, Peele emang kurang rapi di eksposisi. Tapi buat twist akhir bisa dipahami, lha gamblang aja masih banyak yang gagal nangkep. Main aman dia.

Rasyidharry mengatakan...

JAWABAN SPOILER




1.Memang kembaran. Di-tease kalau bagian eksperimen pihak tertentu (mungkin pemerintah)
2.Kelinci jadi makanan para Tethered
3.Jalan bawah tanah itu jadi tempat tinggal Tethered dan lokasi eksperimen ke mereka.

Chan hadinata mengatakan...

Gimana kalo pendapat ini mas rasyid

Basically the doppelgängers move in the same way that the people on the surface do i.e. surface dad moves his arm, doppelgänger one does.I think the government wanted to hit a point where they could reverse this and the doppelgänger could move and control the surface people, so basically it was a form of the government trying to control people without their knowing if that makes sense?

Kalo gak salah anaknya ngomong kalo pemerintah menggunakan flouride utk mengontrol pikiran org

Unknown mengatakan...

Plot twist di ending nya emang terasa dipaksakan, kalo bener seperti twist itu kenapa sosok ibu nya bisa sebegitu takut tuk pergi kepantai.

Chan hadinata mengatakan...

Mungkin takut ketahuan
#ngawur😂

Rasyidharry mengatakan...

@Chan Ya itu, bener. Eksperimennya adalah ngebalik kondisinya, jadi kita (orang permukaan) tanpa sadar dikontrol yang di bawah. Bentuk kritik sosialnya Peele itu.

@Redo Nah itu yang bikin nggak suka sama twist akhirnya. Tapi setelah dipikir lagi, bisa jadi pengaruh efek eksperimennya. Karena orang-orang di permukaan dikontrol sama yang di bawah. Akhirnya jadi reverse condition.

Chan hadinata mengatakan...

Nah itu jd pertanyaan selanjutnya.. apakh semua org/jutaan org emang udah dikodratkan ada doppelgangernya ato mereka kembarannya yg sengaja di "clone" sm pemerintah??
Nah trus knapa cuma anak paling kecilnya aja yg bisa ngikutin gerakannya??
Sorry mas Jadi bnyk nanya hehe

Rasyidharry mengatakan...

Semua itu bikinan pemerintah. Nah soal si Jason, ada pertanyaan, "apa jangan-jangan dia juga ketuker?"

Chan hadinata mengatakan...

Gak kyknya.. satunya kan mukanya kebakar

KOKO mengatakan...

Kalo menurut saya sih. Ini film itu soal metafora aja sih. Narasi di awal film itu sebenarnya menjelaskan banyak hal . Tentang “ Us “ sendiri yang bisa di artikan bermacam macam. Termasuk “ United States” . Hidup di bawah tanah ini menjelaskan masih banyak nya diskriminasi di Amerika sana. Soalnya nangkep kalo kembaran nya sempet ngomong “ Gue orang Amerika” pas di perapian. Iya gak sih?

Rasyidharry mengatakan...

Betul, tuh udah disinggung soal US as United States di review. Makanya Peele pakai event Hand Across American

Rasyidharry mengatakan...

Kalau diperhatiin, Pluto (kloningan Jason) sikapnya lebih manusiawi. Gimana kalau mulut kebakar itu buat hide the fact dari penonton kalau dia bisa ngomong? Makanya Jason bisa ngontrol Pluto, karena dia sendiri juga sebenernya tethered. Penjelasan lain ya berarti Peele mau bilang kalau "mau orang atas (punya privillege) atau bawah (yang tertindas), sebenernya sama. Satu. We're one as human being. Nggak ada sekat pembeda.

Badminton Battlezone mengatakan...

Mungkin kelinci adalah bentuk simbol dari kelinci percobaan. Metafora dari masyarakat tertindas yang ga punya power dan bisa dipakai sesuka hati untuk dijadikan eksperimen. Mungkinn ya...

Badminton Battlezone mengatakan...

Setelah liat twist endingnya. (Spoiler)

Baru kepikir kenapa cuman si ibu baju merah yang bisa berbicara (walaupun terbata2) dan yang lain cuman bisa ngomong pake bahasa ga jelas. Dan kenapa di ending dia bisa tahu jalan rahasia menuju kebawah...ternyataaaa hahaha.

Cuman ini saya masih bingung abu2 antara murni science fiction / ada unsur klenik horrornya. Sptnya harus ntn 2x baru bener2 ngerti jalan crita dan jalan pikir tokoh utamanya setelah tau jati diri aslinya

Rasyidharry mengatakan...

Gaya Peele kan selalu gitu. Di Get Out juga sama. Bukan menekankan di "bagaimana". Bukan scientific tapi juga bukan mistis. Macam Twilight Zone lah.

Anonim mengatakan...

Film patut dapet nominasi oscar di kategori musik, cinematography, editing, penyutradaraan, ama aktris, walau nyongo ga sekeren akting toni di hereditary

Anna B mengatakan...

Oh ya, saya ingin nanya nuh mas Rasyid, maksud dari Jeremiah 11:11 itu apa ya? Saya ga ngerti walau udah tau isi ayatnya

Unknown mengatakan...

Apakah ada hubungan dengan jam 11:11 ketika Jason akan tidur?

Yuliasya mengatakan...

Hemm.. menarik banget ceritanya, klo saya pribadi seneng sih film twist mikir gini, jd tetep enjoy nontonnya..

Spoiler




Itu apa bener ya jason udah ketuker, soalnya di awal bilang dia mau nunjukin trik api yg setaun lalu dia simpan (artinya taun lalu dia bisa mainin triknya kan?) tp pas giliran dia mau show off ke kluarganya malah engga bsa nyala :p Trus mungkin jason yg asli (yg bisa mainin trik) justru berlebihan mainin apinya makanya mulutnya kebakar.. jason palsu malah aman sentosa krn dia bahkan engga bsa nyalain apinya. Masuk akal engga? Hhehe

Rasyidharry mengatakan...

Intinya soal kehadiran iblis/bencana yang nggak bisa dibendung. Sama kayak nasib karakternya

Rasyidharry mengatakan...

Nah itu salah satu alasan kenapa mikir Jason juga ketuker. Buat apa Peele repot-repot masukin bagian "Jason lupa trik sulap"? Bisa jadi, pas Jason palsu nyalain korek terus-terusan (yang gagal nyala), Jason asli yang ngikutin gerakan itu kebakar mulutnya karena korek yang dia pegang nyala.

Omsanto mengatakan...

Yess, emang yang selama di film banyak beranggapan ibunya adalah yang asli ternyata emang ibu kloningan.

Saat kloningan anaknya yang cewek mati kesangkut di pohon karena ditabrak mobil, kan tiba-tiba aja ibunya keluar dari mobil.

Aneh kan, ngapain ibunya bela-belain keluar mobil cuma ngecek dan ngelihat kloningan anaknya yang jelas-jelas mau ngebunuh anaknya (yang cewek).

Makin janggal, sebelumnya tega banget ngebunuhin, pas deketin kloningan anak ceweknya yang kesangkut pohon, wajah ibunya kayak gak tega gitu lihat kloningan anaknya yang cewek mati kesangkut di pohon.

Ini memperjelas kalau ibunya yang selama di film kita anggap yang asli, ternyata ibu kloningan.

Soal Jason, emang dia kloningan juga, bukan yang asli. Pas di pantai kan kakaknya yang cewek bilang kalau Jason punya masalah kesulitan fokus.

Abdi_Khaliq mengatakan...

Pengen banget nonton, tapi kira2 ada adegan berdarah yang kena gunting sensor gak bang? Jujur aku paling jengkel sama film horror yang kena sensor (kalo yang disensor adegan vulgar sih aku nggak masalah.)
Kalo memang ada, kayaknya aku harus bersabar nunggu versi bluray torrentnya aja deh... heheheheh

Rasyidharry mengatakan...

Oh nggak kok. Tips aja, misal risih sama sensor, cek dulu di web LSF. Cek status lulus sensornya, ada tulisan "REV" apa nggak di kode lulus sensornya. Kalau nggak ada, berarti aman.

"REV" artinya "Revisi", bisa potong, bisa blur, dsb. Kode yang saya maksud itu sama kayak yang kita lihat di bumper LSF sebelum felem mulai

rahmadamazing mengatakan...

Kira2 masuk nominasi oscar gak yah?

rahmadamazing mengatakan...

Di tulisan lo ini berlatar tahun 1986 ? Kok ada easter egg home alone ?

rahmadamazing mengatakan...

Oohhh nvm . Gua baru ngerti plot nya 🤣 dia ke pantai pas kecil tahun 1986.

Rasyidharry mengatakan...

I don't think so. Beda sama 'Get Out' yang ada modal isu sosial, ini statusnya 'Hereditary'. "Cuma" horor yang keren. Susah diterima Oscar.

Hadi Alkatiri mengatakan...

Justru menurut saya sosial issue-nya US lebih universal ketimbang Get Out yg hanya seputar isu rasial. Kalau soal Nyong'o Vs Colette–guys Nyong'o Merangin dua karakter yang sangat bertolak belakang, dan dia bisa mendeliver itu dengan Gila!

Soal ending, Peele sengaja membuat semuanya Clear diakhir supaya saat selesai menonton kita akan lebih membahas mengenai pesan filmnya dan bukannya tebak2an apakah si ini asli atau palsu. Film ingin menunjukkan kalau darimanapun seseorang berasal dia juga memiliki potensi yang sama dengan orang lain asalkan dia diberi kesempatan yang sama. Kita lihat diakhir ternyata Adelaide yang bersama kita ternyata merupakan thetered–tapi lihat, dia juga bisa mencinta, bisa menjadi seorang ibu dan istri yang baik. Begitupula sebaliknya; seseorang yang jahat bisa berasal dari kalangan atau golongan mana saja (film ini rilis ditengah pemberitaan teror di Christchurch, di mana di dunia barat khususnya Amerika tidak terlalu menghighlight berita ini, karena ternyata teroris juga bisa berasal dari golongan mereka (ras kulit putih)). Sedangkan bangunan yang dibuat untuk menampung para tethered juga simbol kalau manusia pula lah yang menciptakan tingkatan2 dan batasan2 golongan itu.

Unknown mengatakan...

Saya suka konsep filmnya, unik. Tetapi ketika ending kok si anak cowoknya terlihat mencurigakan seperti Adelaide yah? Jangan-jangan....

Zhee TheInnocentBoy mengatakan...

Maaf mau nanya trus apa gunanya para Tethered baris berbaris bergandengan tangan?

Zhee TheInnocentBoy mengatakan...

Pantesan pas di pantai si Jason malah buat terowongan 🤔

Rasyidharry mengatakan...

Referensi buat gerakan "Hands Accross America"