WEATHERING WITH YOU (2019)

14 komentar
Weathering with You seolah merupakan perwujudan ambisi besar seorang Makoto Shinkai, yang pasca kesuksesan Your Name meraup $361 juta tiga tahun lalu,mungkin merasa mampu dan/atau perlu membuat sesuatu yang lebih besar, baik dari segi cerita, usungan pesan, hingga elemen fantasi. Ambisi itu sayangnya hadir prematur, sehingga meski tetap sebuah parade visual cantik, Weathering with You kehilangan sentuhan magis serta keintiman yang selalu menghipnotis dalam karya-karya Makoto sebelumnya.

Masih soal romansa sepasang remaja berbalut bumbu fantasi yang mempertemukan sebelum akhirnya mengancam kebersamaan mereka. Alkisah, Hodaka (Kotaro Daigo) nekat kabur ke Tokyo dari rumahnya yang terletak di pulau terpencil. Masih di bawah umur (16 tahun), Hodaka kesulitan mencari kerja, dan tak butuh lama hingga ia kelaparan. Beruntung, bantuan didapat dari Keisuke “Kei” Suga (Shun Oguri), pria yang sempat menyelamatkan Hodaka kala nyaris tenggelam di feri.

Kei mempekerjakan Hodaka sebagai asisten di perusahaan majalah kecil miliknya yang menuliskan hal-hal berbau klenik dan fantasi. Turut bekerja di sana adalah Natsumi (Tsubasa Honda), seorang gadis yang dicurigai Hodaka sebagai wanita simpanan Kei. Bersama Natsumi, Hodaka berburu berita, termasuk mengenai sosok Sunshine Girl, yang konon bisa membuat cuaca cerah hanya dengan berdoa. Kebetulan, saat itu Tokyo tengah dirundung hujan tanpa henti.

Hodaka tidak menyangka mitos itu nyata. Apalagi sang “gadis matahari” rupanya adalah Hina (Nana Mori) yang pernah memberinya makanan di suatu malam. Melihat kondisi Hina yang kesulitan ekonomi akibat harus menghidupi adiknya, Nagi (Sakura Kiryu) seorang diri, Hodaka mencetuskan ide untuk menjadikan kemampuan Hina sebagai sumber pencaharian. Mereka pun mulai menerima permintaan dari orang-orang yang membutuhkan cuaca cerah. “Pawang hujan” kalau menurut orang Indonesia.

Pada dasarnya, Weathering with You masih menyimpan formula kegemaran Makoto yang masih mengagumi semesta, terkait bagaimana fenomena (abnormal) alam mempengaruhi fenomena paling misterius dalam hidup manusia: cinta. Dibungkus visual yang nyaris menyentuh ranah fotorealistik serta musik garapan band rock Radwimps yang ampuh menyetel mood, Makoto menciptakan dunia di mana pancaran sinar matahari dari balik awan merupakan anugerah indah yang melahirkan kebahagiaan.

Di ranah penulisan, Makoto masih lihai mengkreasi karakter dengan kemampuan mencuri hati. Hina bukan sekadar mengembalikan cahaya ke bumi Tokyo, ia pun seolah bercahaya. Sesosok gadis ceria yang tidak hanya memantik semangat Hodaka, juga menghembuskan nyawa bagi filmnya. Saya agak terganggu dengan karakter Hodaka yang kerap jadi media melempar humor-humor mesum, namun mau bagaimana lagi? Tidak semua sineas seberani Hayao Miyazaki perihal penolakan memfasilitasi budaya fan service. Contoh fan service tak perlu lain adalah cameo dua protagonis Your Name yang ketimbang menguatkan narasi justru memberi distraksi.

Sayangnya, penulisan alur Makoto kali ini tidak sekuat penokohannya. Dia terlampau berambisi memasukkan unsur-unsur besar guna melebarkan cakupan cerita, yang berujung melucuti keintiman romansa. Weathering with You bukan lagi tentang hubungan Hodaka-Hina semata tatkala konflik turut melibatkan investigasi polisi, subplot soal keluarga Kei, sampai kritik terkait perubahan iklim yang dipicu ulah manusia.

Makoto nampak kerepotan menangani ambisinya sendiri, alhasil banyak elemen penceritaan dibiarkan menggantung tanpa penjelasan. Pistol yang ditemukan Hodaka misalnya, keberadaannya terlalu acak, bak hanya jalan keluar malas demi memperumit masalah. Sedangkan soal isu perubahan iklim, Makoto tidak pernah secara tegas melempar kritik tersebut, menjadikan konklusinya salah tempat sekaligus melucuti dampak emosi. Ya, Weathering with You adalah parade visual cantik khas Makoto Shinkai, hanya saja kali ini minim rasa.

14 komentar :

Comment Page:
resi.pamungkas mengatakan...

Setuju bang. Kurang di develop jg sub character membuat kita susah bersimpati pas mulai dipaparkan sub plot ttg masa lalu mereka yg kelam. Penampakan cameo ini keliatannya dipake Shinkai buat mempertegas timeline & semestanya. Supaya fans lbh engage ke film2 dia sebelumnya, sama halnya penampakan Yukino sensei di Your Name.

Anonim mengatakan...

Seperti juga yang saya rasakan, tampak Shinkai belum sepenuhnya 'matang' dalam mengolah tema yang ia perluas sendiri. Menjadikan tumpang tindih dan cukup inkonsisten. namun begitu, ia termasuk salah seorang sineas (anime), disamping Miyazaki & Hosoda, yang karyanya selalu saya kagumi. Satu lagi, minta tanggapan Mas Rasyid untuk 5 CM/S (?)

Ahmad mengatakan...

Premiere gundala kapan mas?

Rasyidharry mengatakan...

Sayangnya jadi makin jomplang. Jadi makin kangen ke karakter Your Name dan bodo amat sama Hodaka yang mesum

Rasyidharry mengatakan...

Suka sama 5cm. Sebelum ini, semua karya Makoto yang udah ditonton suka semU

Rasyidharry mengatakan...

Tanggal 28, sehari sebelum tayang reguler

Anonim mengatakan...

Tetep worth it gak tapi buat ditonton bang?

Tryy mengatakan...

film2 mokoto shinkai sejak garden of words punya tema yg sama, dgn garis besar hubungan anak laki dan perempuan,,,
jujur agak bosen ane nonton your name dan weathering with you, terlepas dari visual yg wow, garis ceritanya hampir identik...

masih prefer bikinan miyazaki sama alm.satoshi kon yg punya tema beragam film2nya..

tapi ya cuma pendapat ane aja sih

Kasamago mengatakan...

masih dibawah your name dan 5cm, tp tetap menawan apalagi ost dari radwimps nya yg bikin earworms berminggu minggu

Chandra mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Chandra mengatakan...

film nya seperti kimi no nawa, sama-sama menggantung tapi sangat cocok untuk dibahas dan ditelusuri maksud dari filmnya nih!

Hadi Alkatiri mengatakan...

Overall formulanya identik banget sama Your Name, padahal saya pengen banget keintiman di Garden of the Words dipake lagi sama Shinkai. Padahal hal itu yang membuat saya menilai kalau Garden of the words selevel sama Your Name terlepas dari durasi dan kemegahan naskahnya yang kalah jauh.

Your Name bikin mitos yang diadaptasinya nampak menarik karena kemisteriusannya saat film ini membuat mitosnya nampak jadi mengada - ada banget dengan paparannya yang terlalu bocor. Bagian endingnya agak kurang nendang karena Hina ngilangnya sebentar banget, jadi kita tidak terlalu melihat dampak hilangnya Hina pada diri Hodaka. And Yap, lagu - lagu RadWimps bantu banget nge-boost mood kita buat tetep tertarik sama film ini.

Aaarrgh, padahal film ini bagus, tapi karena udah ada Your Name jadi kesannya kurang terus

faizarhabdg mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
faizarhabdg mengatakan...

Visualnya keren banget (wajar sih karena kekuatan utama Makoto Shinkai itu emang animasi dan visual filmnya), soundtracknya juga mantep walaupun ga seberkesan soundtracknya Your Name. Selain itu, beda sm Your Name yg lebih nyorot sisi terang Tokyo, Weathering with You lebih milih nyorot sisi gelap Tokyo dengan suasana yg gloomy (apalagi perjuangan Hodaka di awal-awal film). Sorotan terhadap sisi gelap kota Tokyo ini menurut gw salah satu ambisi Makoto untuk ngekritik kehidupan kota yang terasa indah dan glamour tapi saat dijalani justru penuh dengan masalah sosial dan ambisi ini berhasil diwujudkan oleh Makoto dalam film ini

Cuman setuju gw sm Rasyid, terlalu banyak ide dan ambisi yg ingin dimasukkin Makoto ke film ini (kritik sosial, kritik terhadap perubahan iklim, investigasi polisi, dsb) jadinya malah berantakan dan banyak yang ga kejelasin (kayak kenapa Hodaka kabur dari rumah dan senjata yang ditemuin Hodaka itu darimana). Kalau dibandingin sm Your Name, Your Name itu lebih jelas arah ceritanya dan Makoto mampu ngebangun hype penonton dari awal makanya klimaks cerita di Your Name itu kerasa banget.Klimaks Hodaka sama Hina jatuh dari langit itu tetep bikin gw kagum dan kerasa klimaksnya (best scene of the movie) tapi lebih karena pensuasanaannya bagus (visual dan soundtrack dari Radwimps) bukan karena dibangun sama ceritanya.

Secara overall tetep keren dan bagus lah, hanya saja karena konsepnya mirip Your Name (dua sejoli mencari cinta dan menyelesaikan masalah mereka bersama) dan terlalu banyak ide dan ambisi dari Makoto yang pengen dimasukkin ke film ini, jadinya film ini ceritanya kurang terarah, feelnya ga dapet (apalagi pas tengah-tengah film itu ngebosenin banget) dan akhirnya malah terperangkap di bayang-bayang kesuksesan film Your Name

Overall score dari gw: 7.5/10