CRAZY ROMANCE (2019)

3 komentar
Situasi berulang, obrolan soal hidup ditemani berbotol-botol soju, kerap mengambil latar cafe, mungkin Crazy Romance adalah jawaban dari pertanyaan, “Apa jadinya kalau Hong Sang-soo menggarap tontonan arus utama yang ringan?”. Walau belum sepenuhnya berhasil memenuhi ambisinya dalam bercerita, sutradara sekaligus penulis naskah Kim Han-gyul melahirkan debut yang paling tidak dapat mencerahkan hari penontonnya.

Alkisah, Jae-hoon (Kim Rae-won) dan Sun-young (Kong Hyo-jin) merupakan teman sekantor dengan nasib serupa, yakni sama-sama baru mengakhiri hubungan cinta. Bedanya, Jae-hoon kesulitan bangkit, mabuk-mabukkan siang-malam, dan selalu menghubungi mantan tunangannya meski tak direspon, sedangkan Sun-young mantap melangkah maju setelah kekasihnya berselingkuh. Kita hafal betul titik destinasi kisah macam ini, namun Crazy Romance melalui perjalanan cukup panjang nan pelik sebelum mencapai sana.

Gagal move on membuat Jae-hoon ragu menjual apartemen yang sempat ia tinggali bersama sang mantan. Dia takut menatap realita, sebagaimana ketakutannya menyambangi daerah kamar, menyiratkan ada peristiwa traumatis terjadi di situ. Jae-hoon terpaksa tidur di ruang tengah yang berantakan, sama berantakannya dengan hatinya. Sementara di suatu malam, Sun-young dikejutkan saat menemukan apartemennya berantakan bak kapal pecah. Mantannya melakukan itu, seperti halnya si laki-laki berusaha mengobrak-abrik hidup Sun-young.

Di malam yang sama, Jae-hoon menelepon Sun-young selama dua jam. Masalahnya Jae-hoon selalu tak mampu mengingat perbuatannya tiap mabuk. Dari situ interaksi Jae-hoon dengan Sun-young mulai intens, menenggak soju bersama dari cafe ke cafe, pelan-pelan saling menggoda, hanya untuk melupakan semuanya di pagi hari.

Di bawah pengaruh alkohol, seseorang cenderung berani bicara jujur. Bukan saja kedua protagonis, rekan-rekan kantor mereka pun melakukan hal serupa kala bicara blak-blakan mengkritik si bos tepat di depan wajahnya. Crazy Romance memang membahas soal kejujuran. Bagaimana hilangnya kejujuran berujung menyakiti karakternya, mengakibatkan mereka juga kehilangan keberanian berkata jujur. Kim Han-gyul memaparkan proses dua individu yang sama-sama belajar menanggalkan kepura-puraan.

Sebagai debutan, keberanian Han-gyul bermain dengan kesubtilan dalam kisah yang mengandung beberapa layer patut diacungi jempol, walau sebenarnya, ia tampak masih kerepotan menanganinya. Crazy Romance mengangkat setumpuk tema: alkoholisme, konflik dunia kerja, kultur bergunjing, usaha move on, sampai tentang perselingkuhan. Memakai obrolan ke sana kemari karakternya yang bicara di bawah pengaruh alkohol, Han-gyul tak mampu merangkum semuanya secara rapi.

Membantu menjelaskan detail karakterisasi dua tokoh utama, aktivitas tukar pikiran mereka memunculkan tanda tanya. Apakah obrolan tersebut bertujuan melontarkan isu semata (Hong Sang-soo dan Richard Linklater gemar menerapkan pendekatan ini) atau berniat menawarkan solusi? Han-gyul kesulitan menentukan pilihan. Alhasil, acap kali bukannya perenungan, justru kesan numpang lewat yang muncul. Serupa Jae-hoon, setelah berakhir, kita akan melupakan esensi pembicaraan itu.

Han-gyul pun belum cukup jeli merangkai runtutan proses terjalinnya cinta di antara dua tokoh utama. Pilihan membuat mereka sering menyembunyikan, bahkan berbohong tentang perasaan masing-masing akhirnya jadi senjata makan tuan. Kurang ada kejelasan tekait transisi jalinan rasa di antara Jae-hoon dan Sun-young, yang mana penting guna membuat penonton memedulikan nasib hubungan mereka. Beruntung,  Kim Rae-won dan Kong Hyo-jin mampu jadi juru selamat.

Chemistry mereka cair, sementara secara individu, kepiawaian menampilkan “dua wajah” menjadi kunci. Rae-won meyakinkan sebagai pria menyedihkan berhati emas, begitu pula Hyo-jin sebagai sosok tangguh yang sekilas dingin dan individualis, namun sejatinya tak kalah rapuh dan membutuhkan orang lain. Menyenangkan melihat mereka duduk bersama. Di luar kelemahan-kelemahan penuturannya, tak bisa disangkal, Crazy Romance memang menyenangkan. Apalagi humornya memiliki daya bunuh cukup tinggi. Kim Han-gyul tahu cara memaksimalkan kejenakaan gila yang berpotensi terjadi kala berbotol-botol soju mengambil alih pikiran seseorang.

3 komentar :

Comment Page:
dramaaddict mengatakan...

Mas rasyid, saya cari review mas soal karya2 hong sang soo yg terbaru kok tidak ada? Sepertinya dulu sempat posting yg right now wrong then dan on a beach at night alone?

Rasyidharry mengatakan...

Soalnya sekarang cuma review film yang tayang resmi di bioskop/festival sini

Yolana mengatakan...

*spoiler

Endingnya itu nanggung. Dua orang duduk berhadapan sambil main tebak kata. Ah, tanggung pokoknya