23/06/19

MENDADAK KAYA (2019)

0 View
Kita semua punya kerabat atau teman yang berisik, sok asyik, banyak gaya, dan suka melucu walau tidak lucu. Alih-alih senang menghabiskan waktu bersamanya, kita justru terganggu, berharap waktu segera berlalu atau orang itu lenyap dari muka Bumi. Begitulah kesan yang diberikan Mendadak Kaya, sekuel dari DOA: Cari Jodoh yang mengadaptasi komik strip terbitan Poskota. Artinya, Anggy Umbara sukses menghasilkan dua installment berkualitas tiarap.

Tiga karakter utama kita masih sama. Doyok (Fedi Nuril) masih membujang, Otoy (Pandji Pragiwaksono) terus terlibat pertengkaran dengan sang istri, Eli (Nirina Zubir), sementara Ali Oncom (Dwi Sasono) tetap menghadapi jalan berbatu dalam memperjuangkan hubungannya dengan Yuli (Jihane Almira). Tentu saja ketiganya masih sama-sama miskin dan bergelimang hutang.

Ditulis naskahnya oleh Anggy Umbara bersama Iyam Renzia, Mendadak Kaya menghabiskan separuh awal durasi menuturkan usaha tiga tokoh utama mencari kerja. “Menuturkan” di sini bukan berarti bercerita secara layak, melainkan gabungan sketsa-sketsa konyol soal keseharian Doyok-Otoy-Ali Oncom di tempat kerja. Tidak ada cerita sungguhan, hanya pameran gaya Anggy (transisi animasi khasnya pun masih dipertahankan) yang daripada lucu, justru tampak makin murahan.

Saya paham bahwa kemasan murahannya, baik dari humor atau efek visual, adalah bentuk kesengajaan demi menyesuaikan target pasarnya, yakni pembaca Poskota yang biasanya berasal dari kalangan menengah ke bawah. Masalahnya, bukan cuma tidak lucu, gaya sok asyik Anggy tidak terasa sebagai usaha melucu. Bagian mana yang lucu dari kemunculan acak efek visual gelembung sabun sekelas video flash?

Apabila kita bedah satu per satu, sejatinya humor yang film ini tawarkan tidak buruk. Terkesan “murahan”, namun kekeliruan bukan terletak di situ, melainkan pada nihilnya kesadaran akan timing. Sekitar tiga atau empat titik memilikinya, tapi menilik kualitas penghantaran komedin secara menyeluruh, saya yakin itu sekadar kebetulan. Jam rusak saja masih bisa dua kali menunjukkan waktu yang benar.

Praktis, Mendadak Kaya amat bergantung kepada trio pemeran utama yang kembali berusaha semaksimal mungkin, khususnya Dwi Sasono, yang sempurna memerankan karakter komikal berkelakuan antik berfisik unik macam Ali Oncom.

Setelah menanti beberapa lama, akhirnya kita tiba pada titik di mana trio protagonisnya mendadak kaya, sesuatu yang dinanti-nanti karena itulah premis dasarnya, tapi justru dari sini Mendadak Kaya berubah dari komedi medioker menjadi komedi malas. Doyok, Otoy, dan Ali Oncom menghambur-hamburkan uang, membeli barang-barang mewah sambil bertingkah norak. Klise, tapi tak sampai menandingi kemalasan fase kala karakternya berlibur.

Berniat ke Disneyland, sebuah peristiwa bodoh justru membawa mereka berada di JungleLand. Berikutnya, Mendadak Kaya hanya menampilkan tiap-tiap tokoh menaiki wahana, diselingi humor ala kadarnya yang telah kita temui jutaan kali (Doyok, Otoy, dan Ali Oncom ketakutan menunggangi wahana lalu mual selepas melakukannya). Pun waktu dihabiskan terlalu lama, fase ini dapat menjadi sebuah episode vlog jalan-jalan di YouTube.

Bahkan vlog sepertinya masih lebih menghibur. Penataan kamera Edi Santoso (9 Naga, Susah Sinyal, DOA: Cari Jodoh) gagal mewakili keseruan aktivitas senang-senang di taman bermain. Dan tidak peduli dengan kalimat “Cintailah produk-produk Indonesia”, JungleLand bukanlah Disneyland. Tidak ada cukup kemeriahan, apalagi saat dibungkus sinematografi sekenanya.

28 komentar :

  1. Rumah Merah Putih gak masuk list, masnyaa?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Udah nonton terus walk out saking keselnya. Jadi nggak merasa bisa review

      Hapus
    2. Anonim1:02 AM

      Kenapa kesel kak?

      Hapus
    3. Kenapa kesel ? 😂🤣

      Hapus
    4. Waduh sampe gak bisa ngereview loh 😂

      Hapus
    5. Caranya angkat pesan nasionalisme kelewatan. Mirip film reliji yang kebanyakan ceramah.

      Hapus
    6. Saya indonesia saya pancasila ya. Wkwkw

      Hapus
    7. Masih banyak lagi yang jauh lebih cringey. Stay away 😅

      Hapus
    8. waduh padahal ada pev disana
      hehehe

      Hapus
  2. Entah knapa...ngeliat Panji masih badmood #eh 😅

    BalasHapus
  3. Balasan
    1. Sudah ada di review sebelumnya

      Hapus
  4. Kesel karena kursi nya di tendang penonton dari belakang apa gimana?
    Kok bisa sampe walkout
    Padahal film Rumah Merah Putih ga termasuk film sampah kan min?
    Masa kuat nonton Mendadak Kaya, tapi ga kuat nonton Rumah Merah Putih ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama busuknya. Satunya komedi ngaco murahan, satunya iklan layanan masyarakat kelas teri.

      Hapus
  5. Panca8:30 AM

    Kenapa Anggy Umbara "ngeyel" ya nerusin film ini? Secara D.O.A : cari jodoh bisa dikatakan gagal.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Karena udah paket. Sebelum Cari Jodoh rilis film ini udah syuting

      Hapus
  6. Panca2:48 PM

    Berarti gagalnya udah sepaket dong ya.. :D

    BalasHapus
  7. Kirain dibikin sekuel krn yg pertama sukses...ternyata krn sepaket...😅

    BalasHapus
  8. Padahal hampir aja saya nonton RMP karena ada Pevita
    Dan katanya visual nya juga keren
    Saya kira bakal se kelas Aisyah Biarkan Kami bersaudara
    Atau Serdadu kumbang yang cukup menghibur

    BalasHapus
    Balasan
    1. Beneran ada potensi bagus kalau presentasi nasionalismenya nggak ngaco

      Hapus
  9. DOA MK sih memang out of list.. secara DOA CJ nggk bagus, dibilang komedi tapi nggk menghibur..

    Masih nggk percaya RMP "menang mutlak" sampai Mas Rasyid di buat WO, wkwkwkwk..

    RMP bukan'nya produksi Alenia kan? Dari segi pemain ada mbak Pev, Lokasi shootingnya juga keren..

    Ayooo doonk revieeew, pleaseeeee..
    Dikiiiiiit ajaaaa..
    Sepatah duapatah katah juga gpp,
    ahahahahha..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alenia udah lama nggak bikin film bagus, dan Pevita di sini perannya kecil banget.

      Saya kasih petikan dialognya aja, bisa disimpulkan kualitas filmnya

      A:Kak, beli cat kami kak
      B:Ada warna merah putih?
      A:Habis kak. Tinggal cokelat. Bagus cokelatnya.
      B:Sampai kapan pun merah putih tidak akan terganti

      Hapus
    2. Ngakak guling-guling. Nasionalisme kok diartikan kayak gitu.

      Hapus
    3. Wkkkwkkwkk,, bisa lucu jga dialog,, hee

      Hapus
    4. anjrit gue ngakak bgst baca dialog itu wkwkwk ga kebayang kalo denger langsung di bioskop, sungguh adegan yg sangat mindblowing melebihi parasite wkwkwkwk

      Hapus
    5. Perlu ditekankan ya, bukan cuma sekali dialog macam itu keluar 😁

      Hapus
  10. "Jam rusak saja masih
    bisa dua kali menunjukkan waktu
    yang benar". MOVFREAK (2019)

    SIAAPPPP!!!!!!

    BalasHapus
  11. Padahal bagus lho, lucu ringan dan menghibur

    BalasHapus