Rowan Atkinson yang identik dengan Mr. Bean bagi saya adalah salah satu komedian paling lucu di muka Bumi. Tapi itu ketika dia sedang memerankan Mr. Bean dengan segala kepolosan dan kebodohannya yang menghibur. Saat dia tidak sedang memerankan Mr. Bean seperti pada "Johnny English" yang rilis 8 tahun lalu saya sendiri tidak terlalu suka. Bukan karena tidak lucu, tapi daripada tanggung-tanggung menjadi agen rahasia bloon yang jadinya membuat filmnya terkesan konyol dalam konteks negatif, lebih baik dia jadi Mr. Bean saja yang sebodoh dan sepolos apapun masih bisa ditolerir dan jatuhnya lucu bukan keseringan garing seperti "Johnny English" yang kali ini dibuat sekuelnya ini.
Kali ini Johnny English sedang berada di Tibet dalam pengasingan dan berlatih disana. Hal itu terjadi setelah dalam misi sebelumnya English melakukan kesalahan yang berujung pada gagalnya misi MI7, bahkan gelar "Sir" yang disandangnya kini telah dicabut. Beberapa tahun kemudian English dipanggil kembali untuk menggagalkan rencana pembunuhan terhadap perdana menteri China. Kali ini English tidak sendirian, karena dia dibantu oleh agen junior bernama Tucker (Daniel Kaluuya). Tentu saja walaupun tidak sendirian Johnny English akan selalu menjalankan aksi-aksi konyol yang terjadi akibat kebodohannya.
Memang benar pernyataan bahwa film ini punya tone yang sedikit lebih gelap dibanding film pertamanya. Tidak sampai membuat nuansa konyol hilang, tapi terasa agak lebih serius di beberapa bagian. Hal tersebut penting supaya penonton tidak dibuat jenuh akibat kekonyolan-kekonyolan yang menghiasi film ini. Konflik yang dihadirkan juga lebih kompleks dimana karakter Johnny English disini tidak lagi hanya seorang mata-mata bodoh nan lugu tapi juga sedang mengalami masalah trauma akibat kegagalan misi sebelumnya. Selain itu munculnya karakter Ting Wang, seorang nenek pembunuh dengan ciri khas vacuum celaner miliknya juga menambah ketegangan dan keseruan tersendiri karena jarang-jarang tokoh serius dan menyeramkan begini masuk ke film parodi.
Bagaimana dengan komedinya? Menurut saya komedi dalam film ini ya begitu-begitu saja, dalam artian mudah komedi konyol yang lebih sering miss dan sering berakhir jadi garing. Sayangnya saya lebih sering gagal dibuat tertawa daripada sampai tertawa terbahak-bahak atau minimal tersenyum. Yah, memang selera komedi tiap orang berbeda-beda kan. Tapi bukan berarti saya mengatakan film ini buruk, karena jika anda adalah penggemar komedi macam ini saya jamin "Johnny English Reborn" akan jadi komedi terbaik tahun ini.Untuk Rowan Atkinson sebagai Johnny English, dia memang terlihat sudah jago memerankan karakter ini, dan cukup baik disaat harus konyol ataupun harus serius. Tapi memang faktor naskah yang kuranglah yang menyebabkan kelucuan film ini berkurang.
Tapi untuk saya film ini kurang berhasil dalam membuat saya tertawa dengan segala komedinya walaupun saya tidak sampai merasa bosan dan mengantuk saat menontonnya. Saya rasa lebih baik Rowan Atkinson berperan saja sebagai Mr. Bean karena sebodoh apapun karakter itu orang akan tetap menganggapnya lucu, begitu juga saya yang sangat mencintai Mr. Bean.
RATING:
Kali ini Johnny English sedang berada di Tibet dalam pengasingan dan berlatih disana. Hal itu terjadi setelah dalam misi sebelumnya English melakukan kesalahan yang berujung pada gagalnya misi MI7, bahkan gelar "Sir" yang disandangnya kini telah dicabut. Beberapa tahun kemudian English dipanggil kembali untuk menggagalkan rencana pembunuhan terhadap perdana menteri China. Kali ini English tidak sendirian, karena dia dibantu oleh agen junior bernama Tucker (Daniel Kaluuya). Tentu saja walaupun tidak sendirian Johnny English akan selalu menjalankan aksi-aksi konyol yang terjadi akibat kebodohannya.
Memang benar pernyataan bahwa film ini punya tone yang sedikit lebih gelap dibanding film pertamanya. Tidak sampai membuat nuansa konyol hilang, tapi terasa agak lebih serius di beberapa bagian. Hal tersebut penting supaya penonton tidak dibuat jenuh akibat kekonyolan-kekonyolan yang menghiasi film ini. Konflik yang dihadirkan juga lebih kompleks dimana karakter Johnny English disini tidak lagi hanya seorang mata-mata bodoh nan lugu tapi juga sedang mengalami masalah trauma akibat kegagalan misi sebelumnya. Selain itu munculnya karakter Ting Wang, seorang nenek pembunuh dengan ciri khas vacuum celaner miliknya juga menambah ketegangan dan keseruan tersendiri karena jarang-jarang tokoh serius dan menyeramkan begini masuk ke film parodi.
Tapi untuk saya film ini kurang berhasil dalam membuat saya tertawa dengan segala komedinya walaupun saya tidak sampai merasa bosan dan mengantuk saat menontonnya. Saya rasa lebih baik Rowan Atkinson berperan saja sebagai Mr. Bean karena sebodoh apapun karakter itu orang akan tetap menganggapnya lucu, begitu juga saya yang sangat mencintai Mr. Bean.
RATING:
Tidak ada komentar :
Comment Page:Posting Komentar