15/01/12

DON'T BE AFRAID OF THE DARK (2011)

0 View
Saya hanya pernah mendengar sekilas saja mengenai film televisi berjudul Don't Be Afraid of the Dark yang rilis tahun 1973. Remake terhadap film tersebut juga tidaklah terlalu spesial karena remake film horor klasik Hollywood seperti yang kita tahu lebih sering merusak versi aslinya. Saya juga tidak begitu tertarik dengan cast film ini mulai dari Guy Pearce, Katie Holmes sampai aktris cilik Bailee Madison. Sutradara Troy Nixey yang baru menjalani debutnya lewat film ini setelah sebelumnya adalah seorang "comic book artist" juga jelas bukan jadi magnet yang kuat dari film ini. Jadi apa yang membuat saya tertarik menonton remake ini? Jelas nama Guillermo del Toro alasannya. Saya termasuk orang yang terkesan dengan visi del Toro dalam menciptakan dunia dalam film-filmnya termasuk Pan's Labyrinth yang gothic dan unik tersebut. Jadi meskipun hanya sebagai produser, saya berharap pengaruh del Toro akan terasa kuat seperti pada film-film yang diproduseri Spielberg yang selalu terasa kental ciri khas dari sang produser.

Sally (Bailee Madison) kini harus tinggal bersama sang ayah, Alex (Guy Pearce) setelah sang ibu mengirimnya untuk pindah dan tinggal bersama ayahnya tersebut. Selain bersama sang ayah, Sally juga harus tinggal bersama pacar baru ayahnya, Kim (Katie Holmes) yang tidak terlalu dia sukai. Mereka bertiga lalu tinggal disebuah mansion tua yang cukup megah dimana mansion tersebut sedang direnovasi oleh Alex dan Kim. Pada awalnya, rasa ingin tahu Sally membawanya menemukan sebuah ruang bawah tanah di mansion tersebut. Lalu sejak penemuan ruang tersebut Sally sering mendengar bisikan-bisikan aneh yang memanggil namanya. Awalnya bisikan-bisikan tersebut terasa seperti ajakan pertemanan, tapi sebenarnya itu adalah bisikan mematikan dari para makhluk kecil ganas dan mengerikan yang dahulu pernah meninggalkan kisah horror bagi pemiliknya.
Film ini dibuka dengan cukup meyakinkan dimana adegan yang menampilkan Lord Blackwood mengambil secara paksa gigi pelayannya untuk dipersembahkan kepada para "peri" tersebut dan berlanjut dengan kematiannya sendiri cukup bisa membuat saya yakin bahwa film ini akan jadi horror yang menarik. Lalu dilanjutkan dengan opening credit yang juga tidak kalah unik saya makin yakin kalau nuansa dan ciri khas Guillermo del Toro akan sangat terasa di film ini. Lagipula dia jugalah yang menulis naskahnya. Nuansa gothic yang cukup creepy terasa pada bagian awal film ini. Lalu saat fokus berpindah pada Sally dan keluarganya, daya tarik itu makin menurun. Film makin membosankan, alur makin lambat, pengulangan adegan makin sering terjadi, keklisean makin terasa dan ciri khas Guillermo del Toro makin menghilang. Bagus memang bagi Tory dia tidak terlalu terbawa ciri khas sang produser, tapi jika hasilnya jadi membosankan begini saya rasa lebih baik dia mengikuti gaya del Toro saja, karena pada dasarnya naskah yang ditulis del Toro ini akan sangat pas jika dieksekusi dengan gayanya yang campuran horror dan fantasi.
Setting rumah yang begitu gothic sebenarnya sudah cukup maksimal dan sangat terasa unsur fantasinya dan tidak terasa berlebihan karena penekanannya bukanlah pada sisi fantasinya tapi pada horrornya. Tapi apa yang terjadi justru seolah film ini lebih fokus pada usaha Sally mencari fakta tentang sang "peri gigi" saja dibandingkan mencoba menakuti penonton. Kita akan dibuat bosan terlebih dahulu sebelum akhirnya para monster itu menampakan wujudnya yang harus diakui cukup mengerikan meski aksi mereka tidak sampai membuat film ini menakutkan. Bahkan momen mengagetkan yang biasanya jadi senjata ampuh terakhir saat sebuah film horror sudah kehabisan cara menakuti penontonnya juga tidak terlalu berhasil dan hanya ada satu saja momen mengagetkan tersebut. Nihil momen menyeramkan, film ini justru diisi beberapa momen menyebalkan.

Tentunya kita sudah tahu hal klise menyebalkan apa yang terjadi dalam film horror yang menampilkan seorang anak kecil sebagai tokoh utamanya dan sang anak tinggal bersama orang tuanya. Apalagi kalau bukan momen dimana sang orang tua tidak mempercayai perkataan anaknya bahkan menganggap sanag anak berimajinasi saja. Dalam DBAOTD momen itu juga muncul walaupun tidak terlalu parah tarafnya. Lalu ada juga kemunculan psikolog yang dalam film horror macam ini selalu digambarkan sebagai orang bodoh yang teorinya selalu keliru dengan fakta yang ada. Sebagai mahasiswa psikologi saya tidak suka dengan penggambaran itu. Memang psikolog akan bertindak dan mengambil diagnosa dengan ilmu yang ada tapi saya rasa tidak perlu terlalu dibuat seperti itu juga penggambarannya. Tokoh ayah yang diperankan Guy Pearce jelas jauh dari kata menarik dan aktingnya juga nihil. Katie Holmes juga tidak bagus tapi setidaknya dia masih seorang wanita cantik yang mampu membuat Tom Cruise tergila-gila. Bailee Madison? Yah dia juga cukup baik untuk ukuran aktris cilik bagi saya.

Don't Be Afraid of the Dark yang tidak punya momen menyeramkan justru punya momen yang menegangkan dan cukup mencekam saat film mencapai klimaks dan mendekati akhir. Momen itu adalah momen yang menarik sekaligus menegangkan, apalagi saat saya menantikan endingnya yang mana Guillermo del Toro sudah menjanjikan tidak ada happy ending dalam film ini. Dan saat sudah sampai pada ending saya cukup terpuaskan oleh endingnya. Jadi setidaknya meskipun sejak opening sampai melewati pertengahan film ini membosankan, tapi klimaks hingga ending cukup memuaskan dan menegangkan. Selain itu film ini juga punya desain monster yang bagus, cukup khas del Toro. Ah, memang seharusnya film ini disutradarai Guillermo del Toro saja.


7 komentar :

  1. Anonim10:55 AM

    setuju sekali kalau tidak ada momen menyeramkan melainkan mengagetkan. adegan kim menyelamatkan Sally ketika kaki ny berdarah itu paling menegangkan hahaha.

    BalasHapus
  2. Yap, bagian menjelang film selesai itu emang termasuk menegangkan. Kalo nggak ada bagian itu sih udah ancur aja nih film :p

    BalasHapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  4. saya hampir suka semua part di film ini. desain gothic dgn gementar background sound film ini hampir sempurna. film ini dibawa ringan untuk standar horror, tp mampu membuat mata berhenti berkedip sekejap. SALUT

    BalasHapus
  5. itu akhirnya gmn sih? si kim jadi salah satu peri atau gimana? soalnya pas terakhir denger suara si katie holmes. hehe

    BalasHapus
  6. Yap, jadi semua yang diculik/dibawa sama peri itu akhirnya berubah juga jadi salah satu dari mereka :)

    BalasHapus
  7. hmm.. buat pecinta horor mungkin film ini kurang mengagetkan, atau kurang "meneror" penontonnya, sehingga terasa membosankan. tp buatku sendiri sih film ini cukup menarik dan menyenangkan walau memang seringnya tidak menakutkan. tapi film ini cukup "klasik" untuk saya sukai :)

    BalasHapus