Diangkat dari sebuah sitkom sukses asal British yang ditayangkan dari tahun 2008 - 2010, The Inbetweeners Movie menyodorkan sebuah kisah yang sudah sering muncul dalam sebuah film komedi, yaitu mengenai sekumpulan remaja yang boleh dibilang looser dimana mereka berusaha mendapatkan liburan yang menyenangkan setelah lulus dari SMA. Liburan menyenangkan menurut mereka berempat adalah sebuah liburan untuk bisa sebanyak mungkin berhubungan seks dengan gadis-gadis cantik yang seksi dan mabuk sepuas-puasnya. Saya sendiri sama sekali belum pernah mendengar apalagi menonton sitkomnya, jadi apakah saya akan terpuaskan dengan filmnya?
Pertma amari kita berkenalan dengan keempat jagoan utama kita. Will (Simon Bird) adalah remaja nerd yang selalu diganggu oleh teman-temannya dan dia selalu kesulitan berkomunikasi dengan wanita apalagi sampai berpacaran dan berhubungan seks. Sebelum kelulusan Will dikejutkan oleh sang ayah saat dia memberitahu anaknya bahwa dia telah menikah lagi dengan seorang wanita yang jauh lebih muda. Lalu ada Simon (Joe Thomas) yang baru saja diputuskan oleh Carli (Emily Head). Simon yang masih mencintai Carli jelas sangat sedih dan depresi akan hal tersebut. Lalu ada Jay (James Buckley) yang selama ini belum pernah sekalipun melihat gadis telanjang secara langsung dan hanya bermasturbasi didepan laptopnya. Merasa harus bersenang-senang, mereka lalu merencanakan liburan ke Malia. Neil (Blake Harrison) menjadi orang yang mengurus tempat mereka menginap dan sebagainya. Lalu dimulailah acara liburan mereka berempat yang tentunya tidak berjalan sesenang dan segila yang mereka bayangkan, karena jangankan mengajak kencan, berbicara dengan para gadis saja mereka kesulitan. Dan masih banyak hal-hal konyol lainnya.
Mungkin para penggemar sitkomnya yang akan sangat menyukai film ini dan menganggapnya sebagai film komedi terbaik di 2011. Hal itu karena mereka sudah terikat dengan keempat karakter utama film ini dan mengetahui detil masing-masingnya. Tapi sayangnya bagi saya yang belum pernah menonton versi sitkomnya, kelakuan keempat tokoh utama di film ini jelas bodoh dan terkadang menyebalkan. Hal-hal klise mengenai remaja looser yang mencoba melakukan hal-hal liar dan mendapatkan gadis seksi semuanya terlihat disini. Saya sendiri tidak terlalu menyukai formula komedi seperti itu karena saya selalu gregetan dan sebal melihat tingkah kikuk tokoh-tokoh dalam film bertema semacam itu. Bayangkan, dalam film ini tidak hanya satu remaja melainkan empat! Berkali-kali mereka melakukan hal-hal yang membuat saya sebal.
Sebenarnya bukan keempatnya yang membuat saya sebal. Tokoh Will bisa dibilang adalah tokoh standar. Dia sulit bergaul dengan wanita dan selalu kikuk saat didepannya tapi hal itu tidak dimunculkan secara kelewatan. Hubungan Will dengan Alison (Laura Haddock) adalah hubungan yang paling saya sukai dibandingkan hubungan antar tokoh yang lain. Mengikuti hubungan mereka berdua terasa menyenangkan. Kemudian ada Neil yang sayangnya kurang mendapat porsi lebih walaupun tokohnya bisa dibilang yang paling tidak looser dan yang paling lucu. Tapi tidak ada sedikitpun rasa sebal padanya. Sayang hubungannya dengan Lisa (Jessica Knappett) kurang dieksplorasi. Nah, beda cerita dengan Jay dan Simon. Jay selalu mengucapkan dialog yang menyebalkan dan sok hebat mengenai seks dan gadis seksi padahal prakteknya nol besar. Saya selalu sebal dengan tokoh seperti itu. Sedangkan Simon awalnya mengundang simpati saat dia diputuskan Carli, tapi saat obsesinya terhadap Carli makin besar dan membuatnya makin bodoh dan menutup mata atas kehadiran Lucy (Tamla Kari) yang jelas jauh lebih baik dan cantik, saya makin sebal dengannya.
Momen kelucuan dalam The Inbetweeners Movie buat saya juga tidak terlalu berhasil. Memang ada adegan di kolam renang yang membuat saya ngakak, tapi itu karena timing yang tepat (comdey is all about timing, right?) sedangkan lainnya seringkali garing. Film ini juga bisa menjadi film menyentuh tentang persahabatan khususnya antara Jay dan Simon, tapi berhubung keduanya bodoh dan menyebalkan hal itu jadi tidak terasa. Tapi seperti keempat karakternya yang perlahan mulai sadar akan kebodohan masing-masing dan mulai membaik di akhir, film ini juga sama. Setelah terlihat kurang mengigit dari awal, perlahan film ini mulai membaik dan saat memasuki akhir, film ini mampu terlihat cukup lucu, romnatis dan sedikit menyimpan momen yang agak mengharukan sebenarnya, tapi karena balutan komedinya jadi tidak terasa terlalu mengharukan. Setidaknya sama seperti keempat karakternya yang masing-masing hidup mereka pada akhirnya tidak menjadi menyedihkan, film ini juga tidak berakhir menyedihkan dari segi kualitas walaupun jelas masih jauh dari kata bagus.
RATING:
Tidak ada komentar :
Comment Page:Posting Komentar