Menampilkan Tom Hardy yang tengah mendaki puncak popularitas, Warrior sebenarnya tidak pernah saya perhitungkan pada awalnya. Premisnya sederhana dan sudah sering dipakai pada film bertema turnamen pertarungan yang lain. Bahkan formula mencampurkan konflik yang terjadi dalam keluarga dengan film bertema olahraga juga baru saja dipakai oleh The Fighter yang sukses tahun lalu meskipun saya sendiri tidak terlalu menyukai film itu meskipun harus diakui akting keempat pemeran utamanya sangat bagus. Berbeda dengan The Fighter, film arahan sutradara Gavin O'Connor ini hanya mengetengahkan konflik antara tiga tokohnya dimana kesemuanya adalah laki-laki. Hal itu seolah ingin menunjukkan walaupun film ini memasukkan unsur drama keluarga tapi tetap menjadi film yang jantan.
Tommy (Tom Hardy) dan Brendan (Joel Edgerton) adalah kakak beradik yang telah lama berpisah dan tidak pernah berjumpa selama belasan tahun. Hal itu terjadi setelah Tommy dan ibunya pergi meninggalkan sang ayah (Nick Nolte) yang pemabuk sedangkan Brendan memilih menikahi gadis yang dia cintai, Tess (Jennifer Morrison). Tahun demi tahun berlalu, kini Paddy bukan lagi seorang pemabuk dan menjadi seorang pengantu Kristen dan Tommy kembali datang padanya. Meskipun masih belum bisa memaafkan sang ayah, Tommy meminta supaya dirinya dilatih guna mempersiapkan diri menghadapi sebuah turnamen Mixed Martial Arts bernama "Sparta" yang memberikan hadiah $5 juta bagi juaranya. Tommy sendiri ternyata menyimpan sebuah cerita dari masa lalunya termasuk alasan kenapa dia mengikuti turnamen tersebut. Disisi lain Brendan yang tengah dililit hutang terpaksa kembali bertarung diatas ring dan akhirnya malah turut serta dalam "Sparta". Kini keduanya bertanding dalam sebuah turnamen bersama tapi dalam sisi yang berbeda dan tujuannya masing-masing.
Bagi saya Warrior itu berbeda dengan The Fighter bahkan dari segi pendekatannya sekalipun. Dari kisah dan konfliknya seperti yang sudah saya bilang tadi film ini terasa lebih pas dikatakan sebagai film untuk pria meskipun mengandung beberapa drama dan konflik dalam keluarga. Saya bisa bilang begitu karena pada intinya Warrior adalah mengenai 3 orang pria yang berusaha mencapai tujuan mereka masing-masing lewat dunia pertarungan. Mereka juga mempunyai beban masa lalu yang mereka tanggung di pundak masing-masing. Warrior adalah mengenai bagaimana seorang pria hidup, bagaimana seorang pria mengambil keputusan, bagaimana seorang pria berusaha menebus dosa masa lalunya, dan bagaimana seorang pria bisa berubah menjadi lebih baik.
Departemen akting di Warrior sendiri cukup memuaskan. Tom Hardy adalah favorit saya dari tiga karakter utama film ini. Sosok yang dia perankan terlihat dingin, misterius dan kalau boleh dibilang menyeramkan. Apabila seorang Tommy ada di dunia nyata maka saya tidak akan berani membuat masalah dengannya. Dia adalah seorang mesin petarung yang brutal tapi tidak berdarah dingin. Jauh didalam dirinya dia masih punya hati yang sangat terasa tertutupi oleh sesuatu beban yang dia pikul. Joel Edgerton sendiri punya karakter yang berlawanan dari yang dimainkan Tom Hardy. Dia adalah seorang family man yang karena paksaan ekonomi kembali keatas ring. Kedua karakter ini punya caranya masing-masing untuk bisa membangun ikatan emosional dengan penonton dimana saya sendiri lebih menyukai Tommy yang menurut saya memang keren. Nick Nolte juga tidak mau kalah. Sebagai pria tua yang tersiksa akan kesalahan masa lalu dan berusaha menebusnya di masa sekarang kemungkinan dia adalah karakter yang paling berhasil membuat penontonnya bersimpati.
Warrior memang punya drama yang cukup kuat dan menarik. Hanya saja film ini seharusnya mampu juga menampilkan action sequence yang memacu adrenalin. Tapi sayangnya hal itu tidak berjalan dengan maksimal. Saya lihat yang coba dibangun dari adegan pertarungan yang muncul adalah sosok Tommy itu brutal, lalu Brendan adalah sosok yang tiap adegan pertarungannya coba digunakan untuk membuat penonton mendukungnya. Tapi untuk hal ini Warrior masih kalah dengan Real Steel. Saya tidak merasa seorang Brendan bisa memancing emosi saya untuk mendukungnya dan membuat saya berteriak kegirangan saat dia menang. Sedangkan adegan pertarungan untuk Tom Hardy memang singkat tapi tiap kali kemunculannya diatas ring saya selalu merasa tertarik karena kebrutalannya tadi. Satu lagi karakter yang sia-sia adalah Koba yang diperankanoleh Kurt Angel. Koba tidak sebrutal yang digembar-gemborkan dan sama sekali tidak punya pengembangan karakter yang mencukupi untuk membuat saya merasa tegang menyaksikan Brendan bertarung dengannya yang disebut-sebut tak terkalahkan.
Warrior tidak bisa dipungkiri punya plot yang cukup predictable khususnya mengenai hasil akhir turnamen yang bahkan beberapa materi promosi film ini saja sudah menunjukkan kalau Brendan dan Tommy akan saling bertarung di partai puncak. Hasil akhir partai puncaknya juga agak maksa untuk bisa memenangkan salah seorang dari mereka. Tapi pada dasarnya film ini lebih menekankan pada dramanya yang saya akui bagus dan menarik sekaligus punya dasar yang kuat dan didukung akting mumpuni dari tiap pemainnya. Hal tersebut yang pada akhirnya menutupi kekurangan pada adegan action yang ada meskipun sebenarnya termasuk menyia-nyiakan sebuah potensi karena Warrior yang punya drama yang sangat cowok bisa punya adegan pertarungan yang lebih cowok lagi.
RATING:
Tidak ada komentar :
Comment Page:Posting Komentar