Lagi-lagi sebuah film yang diangkat dari mainan oleh Hollywood? Apakah ini berarti satu lagi tontonan buruk macam Battleship? Mudah saja berasumsi seperti itu, tapi tunggu dulu, karena beda dengan adaptasi mainan lainnya seperti Battleship dan G.I. Joe, The Lego Movie dibuat dalam medium animasi. Lalu kita tengok siapa orang-orang yang berada di balik film ini. Ada duo sutradara Phil Lord dan Christopher Miller yang selama ini telah berhasil menjungkir balikan tanggapan miring akan proyek-proyek mereka seperti Cloudy with a Chance of Meatball dan 21 Jump Street yang awalnya sama-sama diragukan namun pada akhirnya sanggup meraih keberhasilan baik secara finansial maupun kualitas. Kemudian dari jajaran pengisi suaranya, film ini juga diisi oleh nama-nama besar seperti Chris Patt, Will Ferrell, Elizabeth Banks, Liam Neeson, Channing Tatum, Jonah Hill sampai Morgan Freeman. Ya, Morgan Freeman turut menyumbangkan suara "sakti" miliknya dalam film ini. Tentu saja daya tarik dari film ini tidak berhenti sampai disitu. Selain menarik ditunggu akan seperti apa dunia lego dibangun, fakta bahwa banyak karakter-karakter besar yang muncul mulai dari superhero DC seperti Batman, Superman, Wonder Woman dan Green Lantern serta karakter-karakter tenar lainnya macam Gandalf, Abraham Lincoln dan masih banyak lagi jelas menambah daya tarik. Tidak salah jika saya menyebut bahwa The Lego Movie merupakan film dengan jumlah crossover karakter paling besar.
Diceritakan Lord Business berhasil merebut sebuah senjata berkekuatan besar bernama "Kragle" yang selama ini dijaga oleh seorang penyihir bernama Vitruvius. Senjata tersebut akan memberikan efek yang berbahaya jika disalah gunakan. Namun sesaat setelah kegagalannya mempertahankan "Kragle", Vitruvius mengatakan sebuah ramalan tentang kemunculan seseorang yang disebut sebagai "The Special" yang nantinya akan berhasil mendapatkan sebuah artifak yang sanggup menghentikan "Kragle". Delapan setengah tahun berlalu kita diperlihatkan sebuah kota lego yang dipimpin oleh Lord Business. Kehidupan masyarakatnya nampak bahagia dan begitu tertata karena mereka menjalani hidup berdasarkan buku panduan yang ditulis oleh Lord Business. Salah satu warganya adalah Emmet, seorang pekerja bangunan yang sama sekali tidak punya teman dan benar-benar patuh pada buku panduan tersebut. Suatu hari Emmet bertemu dengan seorang wanita misterius bernama Wyldstyle yang sesungguhnya tengah mencari artefak tersembunyi yang sanggup menghentikan "Kragle". Namun setelah terjadi ketidak sengajaan justru Emmet yang menemukan artefak tersebut. Jadilah Emmet yang sama sekali tidak punya kemampuan apapun dianggap sebagai "The Special" yang diharapkan sanggup menghentikan rencana jahat Lord Business untuk menghancurkan dunia dengan memakai "Kragle".
Tentu saja sekilas dilihat alur yang ditawarkan oleh The Lego Movie amat sangat biasa khususnya untuk film dengan genre animasi. Kisah from zero to hero yang dialami oleh seseorang yang jauh dari kata spesial untuk akhirnya menjadi pahlawan sudah ratusan kali dijadikan ide cerita. Tapi percayalah begitu menonton eksekusinya, tidak ada kesan standar disini. Yang ada justru rasa unik dan kreatifitas luar biasa dalam mengemas filmnya. Jalan ceritanya yang standar sanggup ditutupi oleh rangkaian dialog-dialog cerdas yang juga menjadi senjata utama film ini untuk memancing tawa penontonnya. Saya dibuat berulang kali tertawa terbahak-bahak karena rentetan dialog-dialog lucu yang rutin ditebarkan oleh film ini sepanjang durasinya. Begitu banyak kreatifitas yang terasa dalam rangkaian dialog dan humornya. Bahkan bagi saya humor yang ditawarkan film ini akan lebih cocok bagi orang dewasa daripada anak-anak. Saat saya menonton film ini terbukti justru para orang dewasa yang tertawa sedangkan anak-anak kebingungan mencerna humor bahkan plotnya yang nanti akan memberikan sebuah twist tentang universe filmnya. Premisnya yang sederhana juga berhasil disulap dengan begitu kreatif sehingga menghasilkan jalan cerita yang cerdas termasuk keberadaan twist tadi. Kemunculan karakter terkenal yang "tidak pada tempatnya" juga memberikan hiburan dan keunikan tersendiri semisal saat Batman berpacaran dengan Wyldstyle atau saat tiba-tiba Han Solo dkk dari Star Wars mendadak muncul.
Tapi tentu saja sebuah film dengan judul The Lego Movie tidak akan bagus tanpa penampilan dunia serta karakter lego yang mengesankan, dan film ini punya yang lebih dari sekedar mengesankan. Saya begitu suka bagaimana pemandangan kota lego, bagaimana berbagai benda-benda termasuk air ditampilkan dalam bentuk lego, dan saya juga suka melihat balok-balok lego yang terpasang di kota bisa tiba-tiba dicopot untuk disusun ulan menjadi hal lain seperti motor atau pesawat terbang misalnya. Penggunaan teknik slow-motion plus tampilan lego yang tidak biasa memang membuat penonton memerlukan waktu beberapa saat untuk beradaptasi. Saya sendiri masih "kaget" di menit-menit awal sebelum akhirnya mulai terbiasa dan perlahan bisa menikmati bahkan mencintai film ini. Aspek visual dalam The Lego Movie memang membawa semangat dan esensi permainan lego itu sendiri yaitu daya cipta akan sesuatu yang sangat bergantung pada kreatifitas pemainnya. Selain itu potensi dari permainan lego sendiri yang dari kotak demi kotak bisa membentuk banyak benda cukup dieksplorasi meski masih banyak yang bisa dikembangkan. Mungkin di sekuelnya? Kehebatan visualnya yang unik dan penuh kreativitas tersebut juga ditunjang oleh aspek musiknya yang sanggup membangun suasana dengan begitu baik khususnya lewat lagu Everything is Awesome!!! milik Tegan and Sara yang begitu enak didengar bahkan bisa dengan mudah membuat pendengarnya tersenyum dan merasa bahagia.
Jika bicara tentang pesan tentu saja yang paling terasa adalah kisah tentang seorang yang biasa saja untuk menjadi spesial. Sebuah pesan standar dalam film-film animasi memang. Tapi diluar itu film ini juga menampilkan tentang sebuah masyarakat yang dikuasai oleh para kapitalis dan diktator yang mengontrol segala tingkah dan perilaku warganya. Namun yang muncul lebih dari sekedar kediktatoran penuh paksaan biasa namun sudah sampai pada tingkatan brainwashing karena masyarakat melakukan itu semua dengan senang hati, bahagia dan tanpa rasa terpaksa. Sebuah kondisi yang mengingatkan saya akan kondisi yang dialami oleh rakyat-rakyatnya Kim Jong-il. Overall saya begitu menyukai The Lego Movie yang sudah memberikan pengalaman menonton yang super menyenangkan. Rentetan komedi yang cerdas dan begitu lucu, plot yang bergerak cepat dan sanggup terasa unik meski sebenarnya berdasar dari premis yang sederhana, tampilan visual yang begitu menyegarkan dan penuh kreatifitas, serta kemunculan berbagai tokoh-tokoh terkenal yang dihadirkan dengan "seenaknya" dan tidak terduga merupakan aspek-aspek yang sanggup membuat saya mencintai film ini. Ini bukan sekedar adaptasi ringan namun juga penuh dengan esensi dari sumber yang diadaptasi. Andai saja film ini tayang mendekati akhir tahun saya yakin Oscar tahun 2015 untuk Best Animated Feature hampir pasti dalam genggaman. Saya sangat menantikan sekuelnya.
Tidak ada komentar :
Comment Page:Posting Komentar