It buatan Andy Muschietti (Mama) berada di jalan yang tepat untuk merengkuh status "instant classic" berkat keberhasilan menjadi banyak hal positif. Diangkat dari novel berjudul sama karya Stephen King, film ini sanggup memodifikasi tanpa melupakan esensi, dan bila anda telah menonton miniseries 2 episodenya (1990), ada perasaan familiar sekaligus menyegarkan. Mempertahankan inti novel King, It mengandung unsur coming-of-age sebagai sarana menuturkan subteks mengenai proses melawan rasa takut khususnya pada anak. Suatu pembuktian jika horor mainstream tak selamanya lalai mengurusi penceritaan.
Memindahkan setting 1950-an ke 1989, alkisah di Derry, sebuah kota kecil yang diselimuti misteri hilangnya banyak anak-anak. George (Jackson Robert Scott), adik Bill (Jaeden Lieberher) jadi salah satunya. Momen hilangnya George pun merupakan perkenalan kita dengan It/Pennywise (Bill Skarsgard), entitas jahat yang kerap mengambil wujud badut dan beraksi memangsa anak kecil tiap 27 tahun sekali. Penampakan perdana Pennywise bagai pernyataan Muschietti, bahwa berbeda dengan miniseries-nya, versi layar lebar ini bersedia menyentuh ranah lebih gelap, baik di balik ceritanya maupun aspek kasat mata lewat gore penyusun gambaran nasib tragis tokoh bocah.
Naskah tulisan Chase Palmer, Cary Fukunaga, dan Gary Dauberman disusun atas pemahaman kalau keberhasilan memacu intensitas dan kengerian horor tak terlepas dari seberapa jauh penonton terikat dengan jajaran tokoh. Selain fakta mereka masih bocah (we have soft spot for children), masing-masing memiliki faktor pendorong dukungan penonton. Bill berusaha menemukan sang adik, Beverly (Sophia Lillis) dilecehkan ayahnya, Eddie (Jack Dylan Grazer) dikekang oleh ibunya, sementara Mike (Chosen Jacobs) korban rasisme. Dan kesamaan sekaligus penyatu ketujuh karakter utama (dipanggil The Losers Club" yaitu sama-sama di-bully oleh Henry (Nicholas Hamilton). Bahkan Henry bukan semata tokoh jahat dua dimensi. Sikapnya didasari didikan keras berlebihan sang ayah.
Musuh terbesar mereka tak lain rasa takut, yang kemudian Pennywise wujudkan guna menebar teror. Karena ketakutan tiap tokoh berbeda bentuk, jadilah The Losers Club melawan Pennywise lebih dari pertarungan membasmi makhluk jahat, tapi tentang mengalahkan ketakutan. Menghadapi SARA, trauma, fobia, rasa bersalah, penindas, terdapat konteks perjuangan luas sehingga It bekerja secara universal. Makin kuat ikatan penonton dengan The Losers Club berkat performa solid deretan cast. Sophia Lillis dengan kedalaman memainkan gadis "bermasalah" pencari tempat bernaung, Jaeden Lieberher yang berbeda dengan tokoh peranannya, tidak tergagap menghantarkan kerumitan gejolak batin, Finn Wolfhand sebagai Richie jago melempar lelucon nakal penyegar suasana di antara kengerian. Bersama, The Losers Club punya ikatan persahabatan kuat, memberi pondasi emosi penyokong jalan menuju sekuel.
Bill Skarsgard sebagai Pennywise adalah mimpi buruk, bukan saja untuk penderita coulrophobia (fobia badut). Setiap kehadirannya mengguncang, dengan tatapan, senyum, dan tawa yang seolah dapat mencabut nyawa. Muschietti memanfaatkan betul kengerian Skarsgard, menempatkan sang aktor di sudut-sudut yang efektif. Selain selipan gore dan suasana tak nyaman terkait keberanian memperlakukan tokoh anak begitu kejam, Muschietti cukup pandai meramu jump scare. Walau di beberapa kesempatan cenderung menerapkan metode standar di mana kemunculan mendadak jadi andalan, tetapi apa yang Pennywise perbuat meminimalisir kesan predictable. Mudah menduga "kapan", namun tidak dengan "bagaimana".
Musik Benjamin Wallfisch bak merangkum keseluruhan film. Meski menekankan atmosfer mengerikan atau dentuman mengejutkan, sesekali terdengar alunan megah bernuansa old school yang menyimpan harapan dan hati di tengah kepungan ancaman. It bisa menjadi seram pula brutal, namun tak ketinggalan menyimpan kehangatan, sisi manis bahkan emosional. Penonton menghabiskan lebih dari dua jam tersentak, berteriak, terpaku, tidak hanya dipicu ketakutan sendiri, sebab kita tahu begitu film usai kita akan selamat, tapi bagaimana dengan ketujuh tokoh utama? We scream for them and we cheer for their victory. The Losers Club saling peduli satu sama lain, pun demikian kita dengan mereka.
Wah excited bgt buat ntn nih haha. Udah nunggu film ini dr lama soalnya.
BalasHapusAda niat tulis review Petak Umpet Minako nggak bang?
Pasti, tapi agak telat. Jumat baru nonton :)
HapusOke ditunggu bang reviewnya.
HapusBtw, bang Rasyid punya ig ga sih?
Waduh nggak ada, medsos aktif cuma ada twitter
HapusIni alur dan konsep nya sama gak dgn yg versi asli nya ?
BalasHapusAda modifikasi beberapa poin. Pembeda paling kentara yang ini lebih brutal dari miniseries
HapusMiniseri nya yang tahun 90 an itu super duper gaje
BalasHapusGImana sama versi filmnya gan?
Soalnya sempet baca komentar yang sudah nonton, katanya gaje filmnya
Nggak paham sih letak nggak jelasnya di mana. Kekurangan miniserinya paling cuma pace kelambatan & penjelasan tentang Pennywise yang nggak sedalam di novel
HapusKetakutan yang timbul agak mirip sama terornya Freddy ya Bang ? Berawal dari rasa takut karena halusinasi terus menjalar jadi kenyataan.
BalasHapusBtw kok gak ada background si Pennywise-nya ya Bang ? Itu emang sengaja dibikin plot hole atau gimana ?
Bedanya, Pennywise ini selalu "apa yang ditakutkan", Krueger nggak selalu.
HapusLumayan rumit soalnya. Salah eksekusi dikit bisa jadi ngaco dan distraksi cerita utama
Nah iya bener juga ya Bang, Pennywise selalu nyerang fobia dari masing-masing anak. Kalo Freddy mah kan tidur dikit aja jadi nightmare.
HapusApa mungkin penjelasan background Pennywise bakalan ada di chapter 2, Bang ?
Kalau ada paling disederhanakan jadi "entitas misterius yang abadi & sudah ada sejak dahulu kala". Rawan dianggap terlalu rumit & aneh sama banyak penonton
HapusBill Skarsgard is da real mvp menurut gua bang. Dibawah tekanan luar biasa dan juga bayang2 Tim Curry sebagai pendahulunya, muncul pertanyaan bisa ga dia seserem Tim di miniseri dulu.
BalasHapusDan nyatanya malah sereman Bill daripada Tim wkwk
Tim kuat di feel psikopat, kalau Bill murni monster. Balik lagi ke penonton, mana dari 2 itu yang lebih mereka takutin :D
Hapusmantap... sipp gan, jd fix minggu ini ane nonton IT aja..
BalasHapuskemaren jg pas ngintip di imdb sm rottentomatoes ratingnya sdh bagus jd mau nontonlah tp msh agak ragu kalau belum baca reviewny agan.
nice review gan ...
Thanks, have a good movie time :)
HapusPenasaran apakah pennywise kali ini sanggup mengalahkan versi Tim Curry yang "cerewet,lucu,tapi mengintimidasi" tersebut. Entah kenapa tapi dialog singkatnya selalu berhasil menebar terror sbg badut sayko hahaha.
BalasHapusKalau ada yg bilang versi 90nya gaje,menurut ane terletak diendingnya (menurut ane ya) hehe
Sama sih, kalau beneran ketemu Tim atau Bill mending pura-pura mati haha.
HapusKena pengaruh efek yang lemah juga ending-nya. Semoga teknologi zaman sekarang bisa bikin yang lebih oke
Menurutku yang paling wtf itu adegan "layar proyektor"
BalasHapusSementara adegan "anak anak melayang " mengingatkan pada salah satu chapter manga horror karya junji ito
Outta this world!
Oh yeah, sialan itu, intens dan nggak nyangka ditutup kemunculan Pennywise yang bentuknya begitu.
HapusSudah kapok baca Junji Ito, tidur nggak nyaman :D
Kredit lebih buat tim spesial efeknya..CGI nya muluus banget dan ga keliatan konyol..
HapusTapi beneran pas masuk rumah si pennywise atmosfer berubah ke fantasi horror gitu..jadi curiga si cary fukunaga fans nya junji ito haha
Kan Ito versi lebih gila dari King memang :D
HapusSetuju banget. Scene ini bikin gw ngelompat dan ngeluarin umpatan hehe
HapusFYI, di novelnya, ada adegan si Beverly (yang versi anak-anak) berhubungan seks rame-rame (gangbang) dengan semua teman-teman cowonya. Di versi miniseries, adegan itu dihilangkan. Apakah di versi film ini adegan itu juga dihilangkan?
BalasHapusOoooooh jadi film ini cuma menceritakan masa kecilnya aja?
HapusNggak ada, terlalu gila bagian itu, bahkan buat filmnya yang lebih dark dari miniseri.
HapusYap, lanjut di Chapter II
Padahal bisa aja sih dimasukin secara eksplisit. Minimal mendukung cerita di novel lah. Secara kan masuk sarang si penny kan ribet, pasti keluarnya ribet juga harusnya.
HapusSaya liat Bill Skarsgad di Hemlock Grove, sdh ada filling dia adalah salah satu bintang muda berbakat yg mungkin bisa mengalahkan sang kakak, karena dia cocok memerankan karakter yg punya sisi gelap pekat tapi berusaha dibendung dengan tatapan mengerikan dan menggetarkan.
BalasHapusNgomong" sekuelnya katanya loncat ke mereka pas udh gede ya?!
Alex lebih terkenal karena ganteng sih, Bill bisa tuh ikuti jejak bapaknya.
HapusYap, masuk ke reuni The Losers Club
Beda banget sama Dark Tower wkwk
BalasHapusNah kalo yang ini belum "berani nonton haha
HapusShock di scene awal georgie aku bang.. Padahal sempet skeptis sama sutradara mama ini ya? he's nailed it..
BalasHapusWah gila bagian itu, karena ngira bakal setipe sama miniserinya, begitu kejadian langsung refleks ngomong kotor haha
Hapusakhir pekan langsung meluncur, udah keliatan di trailer atmosfer nya pasti edan serem.
BalasHapusSikat! :D
Hapusini film bikin satu studio ketawa bareng jerit bareng tanpa ada yg ngerasa risih karna brisik.
BalasHapussi Eddie ampun dah, bawel banget. kapan yaa, chapter 2 nya?
Belum ada tanggal rilis, pemain juga belum diumumkan. Paling cepat ya 2019
HapusAdegan pas Beverly ninggalin Ben, terus si Ben tereak "Please dont go girl..!" Langsung spontan bikin ngakak sendirian ...pas banget nyambungnya sama NKOTB di walkmannya dia..
BalasHapusWah adegan itu lucu & manis :D
HapusCuma mau nanya bang rasyid kalo diestimasi kira kira udah berapa duit yang keluar buat beli tiket bioskop wkwkw
BalasHapusSebulan max 400, tapi itu juga karena sering nonton berdua :)
HapusAwal sempat mikir nih film bakalan kyk a nightmare on elm street(dan ada posternya loh dfilm ini), jd udah siapin mental lihat darah2. Y gore nya pas diawal aja, sama pas pennywise makan tangan đŸ˜‚ overall, puas. Annabelle jd ciut klo dibandingkan ini(subjektif)
BalasHapusNice review mas
Yap, ada poster Dream Child, pas sama setting tahun filmnya. Wajar, Annabelle itu horror yang "fun", IT lebih gelap, brutal, main-main di rasa takut itu sendiri :)
Hapusadegan proyektor memang kampret banget, semua sudah tau sibadut bakal muncul, tapi yakin tidak ada yang menduga munculnya bakal seperti itu.
BalasHapusfilm mama sendiri menurut saya bagus, banyak adegan tak terduga(seperti pas anak kecil main dengan mama sambil melayang) sedikit tapi cerdas, bukti kejelian sutradara.
hantu pada film ini yang muncul dari lukisan pun mirip mama ya, hehehe, sama sama mukanya lonjong dan jalannya aga miring.
cara pennywise lari pun kampret banget, ngeri.
salah satu pemeran juga yang meranin tokoh anak kecil di stranger thing juga ya, kalau ga salah richie.
sudah nonton kah stranger thing?
Mama itu well-made, sayang kebanyakan CGI di hantu, susah buat takut sama hantu CGI haha.
HapusUdah, love Stranger Things! Sangat Spielberg
iya kekurangan di cgi, cerita sama kemunculan hantu lumayan
HapusKalok secara teknis jelas pennywise 2017 bisa lebih serem untuk beberapa orang soalnya teknologi sudah berkembang.Tapi entah kenapa Pennywise Tim Curry punya sampe sekarang cuman liat aja udah bikin mimpi buruk.Suaranya juga.Overall dibanding Annabelle Creation,lebih bagus mana?
BalasHapuskalau menurut saya sih ada di level berbeda seremnya.
Hapustapi kalau dibandingkan, lebih efektif ini dan lebih menyenangkan ini.
Make-up lumayan pengaruh. Curry lebih plain, Skarsgard banyak tekstur, relatif. Kalau akting sih sama-sama gila.
HapusPilih IT, menang di banyak di naskah & akting
menurut saya sebagai film horror kurang deh bang horror nya, but i like the stranger things/stand by me vibes tho!
BalasHapusLha Stranger Things itu awal pembuatannya kan karena gagal adaptasi novel IT ke tv series, lalu dikembangkan ide baru yang setipe :)
HapusUntuk orang2 yang suka baca Goosebumps waktu SD, pasti bakal suka banget sama film ini, film ini lebih terasa Goosebumps daripada film Goosebumps :D
BalasHapusAh iya, waktu kecil Goosebumps serem karena karakternya sama-sama bocah :D
HapusNonton ini film berasa nonton stranger things, secara ada ritchie. Overall ane suka akting anak2nya, bener2 anak2 haha. Kekurangannya paling beberapa jumpscare lebay dan kurang konsisten ke horor. Emang sih comedy nya enjoyable banget. Horornya pake suasana aneh jd inget game little nightmare, creepy2. Pulang2 masih parno sama tempat gelap
BalasHapusBlend komedi & horor memang perlu sih, tanpa itu karakternya nggak akan segitu likeable, dan mungkin juga Box Office-nya nggak akan segila sekarang
HapusFilm yang memuaskan untuk saya pribadi, dari terrornya, naskahnya, dan jokesnya.
BalasHapusOiya seandainya film Badoet dirilis setelah IT yg ini mungkin penontonya akan banyak, karena penonton horor indonesia skarang menurut saya suka sama yg mirip2 horor hollywood,begitupun sutradaranya suka pake gimmick2 kayak boneka (annabelle/conjuring) :)
Bisa jadi, tahun 2015 lalu horor lokal lagi melempem, kalau rilis sekarang mungkin sampai ratusan ribu penonton
HapusDitambah aktris sama aktor kekinian plus yutuber pasti ramai
HapusPenuh kejutan..
BalasHapusKesuksesan It semakin mempertegas kelihaian muschietti di genre horor.
Tantangannya di Chapter 2, cerita makin kompleks. Kalau bagus juga, layak deh Muschietti dianggap pesaing Wan di horor.
Hapusi just watched it and hell yeah, i floated. agak kaget jugaa sbnrnya waktu liat judul di endingnya, kayak udah mantep ajaa gitu disiapin sek**lnya. btw david f sandberg en fede alvarez punya saingan baru nih bang yee wkwk
BalasHapusUdah pasti sukses sih, dan selain "anak-anak menghadapi ketakutan", esensi cerita IT juga soal PTSD, wajib itu ada sekuel :D
HapusMenariknya, next project Alvarez & Sandberg sama-sama bukan horor, bukan mustahi Muschietti juga sama
Kalo ada yang bilang filmnya ga jelas mgkn belom pernah nonton versi 1990 nya, bener sih versi 90an nya lebih lama dan sempet bosen karena terrornya ga se seram yang 2017...dan yg pada blg IT ini film ga jelas itu karena ga memahami betul IT ini makhluk apa...simple sih, ini entity jahat yang makan anak2 kecil menafaatkan ketakutan2 psikologis mreka yang dateng 27 tahun sekali, pernah nonton Jeeper creepers? Dia juga mahluk ga jelas yg muncul bbrp puluh tahun sekali buat makan orang, tapi ga ada yg blg dia ga jelas? Sama aja dgn IT ini...sejauh ini gw setuju sama semua reviewnya dan gw juga termasuk org yg suka sama filmnya karena all the child actors are so good and bill skarsgard bener2 membangkitkan Pennywise baru yg sama2 bikin ga nyaman!
BalasHapusYa, "evil entity", itu aja yang perlu dipegang. Perkara sekuelnya mau jelasin macroverse, the turtle, etc. macam di novel atau nggak, itu tambahan background
HapusEntah ekspektasi saya yang berlebihan ketika banyak sekali yang me review sangat bagus ni film, tapi ketika menontonnya, saya sperti merasa film ini tidak seram sama sekali, horor nya msi mnding serem annabele creation, dan kadang mrasa sedikit bosan, tapi tidak menampik juga bahwa ini film bagus
HapusSetuju sama Lucas. IT Membosankan, dan alurnya buat bingung gamasuk akal. Otak gua ganyampe nonton nya
BalasHapus