Orang Kaya Baru disutradarai oleh Ody C. Harahap (Kapan Kawin?, Sweet 20, Me vs Mami) yang sekali lagi membuktikan
kapasitasnya menggarap tontonan berdaya hibur tinggi. Tapi sebenarnya film ini
lebih terasa sebagai pengingat tentang betapa bagusnya penulisan komedi seorang
Joko Anwar. Saya tertawa lepas sepanjang durasi, karena selain kreatif,
humornya begitu nyata. Joko merangkai absurditas berdasarkan realita yang
teramat dekat.
Kisahnya menampilkan sebuah
keluarga yang (harus) makan bersama tiap malam demi penghematan. Penghasilan Bapak
(Lukman Sardi) di bengkel tak seberapa, demikian pula hasil dagangan kue Ibu
(Cut Mini). Ketiga anak mereka pun mesti pontang-panting. Tika (Raline Shah)
dituntut mengerjakan tugas kuliah arsitekturnya memakai barang bekas, Duta
(Derby Romero) hanya bisa bermimpi membuat pementasan teater megah, sedangkan si
bungsu Dodi (Fatih Unru) sering jadi bahan olok-olok di sekolah akibat sepatu
bututnya.
Di tengah kondisi ekonomi serba
kekurangan tersebut, mereka justru memperoleh hal yang lebih bernilai ketimbang
uang: kebersamaan dan kehangatan keluarga. Selepas Bapak meninggal, kondisi
berbalik. Rupanya ia berasal dari keluarga kaya yang menyembunyikan hartanya
karena ingin keluarganya menghargai hasil kerja keras. Kini seluruh tabungan
tersebut diwariskan kepada istri serta anak-anaknya.
Seperti jamaknya stereotip orang
kaya baru yang kita kenal, mereka “kaget” dan menghambur-hamburkan uang
tersebut. Secepat kilat mereka mendapatkan apa yang selama ini tak dimiliki,
walau tanpa sadar, di saat bersamaan mereka pun kehilangan hal penting yang
dimiliki. Sekarang mereka sibuk berbelanja sendiri-sendiri, mampu makan di luar
rumah, dan jalan-jalan sesuka hati. Tidak perlu lagi ada penghematan dengan
cara makan bersama.
Joko memposisikan meja makan selaku
hati film ini. Hampir seluruh momen emosional Orang Kaya Baru bertempat di sana, sebutlah “pertemuan keluarga
mendadak” pasca penguburan Bapak, lamunan Dodi kala duduk sendirian merindukan
kehangatan keluarga, hingga saat si bungsu itu menumpahkan segala keluh
kesahnya. Fatih Unru melanjutkan pencapaian gemilangnya di Petualangan Menangkap Petir tahun lalu sebagai salah satu aktor
cilik paling menjanjikan di negeri ini.
Babak kedua film ini sejatinya sebatas kompilasi momen
komedik yang menyoroti kekonyolan perilaku para orang kaya baru. Pilihan ini
berisiko membuat alurnya jalan di tempat dan monoton, tapi beruntung, humor
tulisan Joko selalu segar, timing pengadeganan
Ody sempurna, dan performa jajaran pemain senantiasa menyuntikkan energi,
khususnya kedua pelakon wanita utama. Di luar glamoritas yang membuatnya layak memperoleh
peran di sekuel Crazy Rich Asians,
Raline Shah memamerkan sisi lain sekaligus penampilan terbaik sepanjang karir,
kala mulus melakoni tingkah norak Tika. Begitu pula Cut Mini dengan gaya
histerikal yang tak pernah gagal mengocok perut. Hampir setiap baris kalimat maupun
kelakuan sang aktris berujung momen komedi emas.
Naskahnya memperhatikan
pengembangan cerita serta karakter. Gesekan konfliknya jelas: Walau para orang
kaya baru tahu cara berfoya-foya, mereka belum siap menghadapi hal-hal yang datang
seiring bertambahnya isi tabungan. Tika dan kehidupan sosial ditambah romansanya dengan Banyu (Refal Hady), Duta dengan
tanggung jawab menangani pertunjukan berskala besar, Ibu dengan hal-hal berbau
hukum dan legalitas. Semuanya asing bagi mereka. Alhasil, alasan di balik kesulitan
tokoh-tokohnya bisa dipahami, termasuk saat mereka jatuh ke titik terendah
masing-masing. Orang Kaya Baru punya presentasi
elemen sebab-akibat mumpuni yang mana kerap dilupakan penulis naskah kita.
Sayang, naskahnya sedikit
tersandung di paruh konklusi yang berpotensi membingungkan bagi sebagian
penonton, akibat dituturkan secara terburu-buru, datang dan pergi begitu saja
sehingga melemahkan dampak dramatik yang semestinya muncul guna mengakhiri
cerita. Tapi toh berbekal segala kekuatannya, Orang Kaya Baru bakal berdiri tegak sebagai salah satu hiburan
terkuat tahun ini.
Setuju dgn reviewnya mas Rasyid,Orang Kaya Baru, tontonan seger tapi berisi, pas tutup layar jadi mikir, iya ya, jadi kaya gak jamin kita lebih bahagia juga, kalo harta hampir nyaris bisa bikin rem nya blong, keluar rel.
BalasHapusEditing nya di paruh konklusi terlalu terburu2, berasa film action 🙈
BalasHapus@Okiyadi Bener itu. Pernah ngalamin sendiri, pas lagi banyak duit jumawa. Tahu-tahu miskin haha
BalasHapus@Cesar Sayang banget sih, banyak penonton yang responnya jadi "Hah? Gimana sih? Ada apa?"
Bang saya masih bingung sama endingnya
BalasHapusEndingnya kan Cut Mini pake lagi kalung emasnya, setelah sebelumnya disembunyiin karena takut dihitung utang.
BalasHapusTerus Lukman Sardi bilang divideo terakhir kalo hartanya masih banyak.
Jadi menurut saya Joko Anwar mau bikin twist kalo harta mereka itu tidak terhenti diangka 30M yang telah dihabiskan.
Tapi sengaja waktu 30M itu distop dulu untuk memberikan pelajaran berharga buat keluarganya.