Situasi berulang, obrolan soal
hidup ditemani berbotol-botol soju, kerap mengambil latar cafe, mungkin Crazy Romance adalah jawaban dari
pertanyaan, “Apa jadinya kalau Hong Sang-soo menggarap tontonan arus utama yang
ringan?”. Walau belum sepenuhnya berhasil memenuhi ambisinya dalam bercerita,
sutradara sekaligus penulis naskah Kim Han-gyul melahirkan debut yang paling
tidak dapat mencerahkan hari penontonnya.
Alkisah, Jae-hoon (Kim Rae-won) dan
Sun-young (Kong Hyo-jin) merupakan teman sekantor dengan nasib serupa, yakni
sama-sama baru mengakhiri hubungan cinta. Bedanya, Jae-hoon kesulitan bangkit,
mabuk-mabukkan siang-malam, dan selalu menghubungi mantan tunangannya meski tak
direspon, sedangkan Sun-young mantap melangkah maju setelah kekasihnya
berselingkuh. Kita hafal betul titik destinasi kisah macam ini, namun Crazy Romance melalui perjalanan cukup
panjang nan pelik sebelum mencapai sana.
Gagal move on membuat Jae-hoon ragu menjual apartemen yang sempat ia
tinggali bersama sang mantan. Dia takut menatap realita, sebagaimana
ketakutannya menyambangi daerah kamar, menyiratkan ada peristiwa traumatis
terjadi di situ. Jae-hoon terpaksa tidur di ruang tengah yang berantakan, sama
berantakannya dengan hatinya. Sementara di suatu malam, Sun-young dikejutkan
saat menemukan apartemennya berantakan bak kapal pecah. Mantannya melakukan
itu, seperti halnya si laki-laki berusaha mengobrak-abrik hidup Sun-young.
Di malam yang sama, Jae-hoon
menelepon Sun-young selama dua jam. Masalahnya Jae-hoon selalu tak mampu
mengingat perbuatannya tiap mabuk. Dari situ interaksi Jae-hoon dengan
Sun-young mulai intens, menenggak soju bersama dari cafe ke cafe, pelan-pelan
saling menggoda, hanya untuk melupakan semuanya di pagi hari.
Di bawah pengaruh alkohol,
seseorang cenderung berani bicara jujur. Bukan saja kedua protagonis,
rekan-rekan kantor mereka pun melakukan hal serupa kala bicara blak-blakan
mengkritik si bos tepat di depan wajahnya. Crazy
Romance memang membahas soal kejujuran. Bagaimana hilangnya kejujuran
berujung menyakiti karakternya, mengakibatkan mereka juga kehilangan keberanian
berkata jujur. Kim Han-gyul memaparkan proses dua individu yang sama-sama
belajar menanggalkan kepura-puraan.
Sebagai debutan, keberanian
Han-gyul bermain dengan kesubtilan dalam kisah yang mengandung beberapa layer patut diacungi jempol, walau
sebenarnya, ia tampak masih kerepotan menanganinya. Crazy Romance mengangkat setumpuk tema: alkoholisme, konflik dunia
kerja, kultur bergunjing, usaha move on,
sampai tentang perselingkuhan. Memakai obrolan ke sana kemari karakternya yang
bicara di bawah pengaruh alkohol, Han-gyul tak mampu merangkum semuanya secara
rapi.
Membantu menjelaskan detail
karakterisasi dua tokoh utama, aktivitas tukar pikiran mereka memunculkan tanda
tanya. Apakah obrolan tersebut bertujuan melontarkan isu semata (Hong Sang-soo
dan Richard Linklater gemar menerapkan pendekatan ini) atau berniat menawarkan
solusi? Han-gyul kesulitan menentukan pilihan. Alhasil, acap kali bukannya perenungan,
justru kesan numpang lewat yang muncul. Serupa Jae-hoon, setelah berakhir, kita
akan melupakan esensi pembicaraan itu.
Han-gyul pun belum cukup jeli
merangkai runtutan proses terjalinnya cinta di antara dua tokoh utama. Pilihan
membuat mereka sering menyembunyikan, bahkan berbohong tentang perasaan
masing-masing akhirnya jadi senjata makan tuan. Kurang ada kejelasan tekait
transisi jalinan rasa di antara Jae-hoon dan Sun-young, yang mana penting guna
membuat penonton memedulikan nasib hubungan mereka. Beruntung, Kim Rae-won dan Kong Hyo-jin mampu jadi juru
selamat.
Chemistry mereka cair, sementara secara individu, kepiawaian
menampilkan “dua wajah” menjadi kunci. Rae-won meyakinkan sebagai pria
menyedihkan berhati emas, begitu pula Hyo-jin sebagai sosok tangguh yang
sekilas dingin dan individualis, namun sejatinya tak kalah rapuh dan
membutuhkan orang lain. Menyenangkan melihat mereka duduk bersama. Di luar
kelemahan-kelemahan penuturannya, tak bisa disangkal, Crazy Romance memang menyenangkan. Apalagi humornya memiliki daya
bunuh cukup tinggi. Kim Han-gyul tahu cara memaksimalkan kejenakaan gila yang
berpotensi terjadi kala berbotol-botol soju mengambil alih pikiran seseorang.
Mas rasyid, saya cari review mas soal karya2 hong sang soo yg terbaru kok tidak ada? Sepertinya dulu sempat posting yg right now wrong then dan on a beach at night alone?
BalasHapusSoalnya sekarang cuma review film yang tayang resmi di bioskop/festival sini
Hapus*spoiler
BalasHapusEndingnya itu nanggung. Dua orang duduk berhadapan sambil main tebak kata. Ah, tanggung pokoknya