Setelah menjabat
sebagai asisten sutradara di film-film besar macam Silenced (2011) dan Miss
Granny (2014), Park Jung-bae akhirnya melakoni debut penyutradaraannya.
Menggarap naskah karya Ryu Sun-gyu yang juga baru menjalani debut, Jung-bae membuktikan
lagi kapasitas sineas Korea Selatan melakukan mix and match, guna melahirkan crowd
pleasure blockbuster. Collectors memadukan heist ala Ocean’s 11 dengan
elemen “petualangan berburu artefak” serupa seri Indiana Jones. Bahkan salah satu karakternya dijuluki Indiana
Jones, lengkap dengan aksesoris topi fedora.
Kang Dong-goo (Lee
Je-hoon) merupakan protagonis kita, seorang pencuri jenius yang beraksi
mengandalkan intuisi. Di salah satu misi, guna menemukan pintu masuk makam yang
terkubur, ia mencicipi tanah di area tersebut. Menurutnya, tanah tempat pintu
itu terletak akan terasa seperti mayat manusia. Bakatnya tercium oleh Sang-gil
(Song Young-chang), seorang kolektor artefak curian, yang menyimpan koleksinya
di sebuah brankas super ketat. Melalui asistennya, Yoon Se-hee (Shin Hye-sun),
Sang-gil pun menawari Dong-goo untuk bekerja baginya. Di situlah Dong-goo
melempar rencana pencurian sebuah pedang legendaris yang konon sudah musnah.
Sebagaimana film heist, Dong-goo mulai mengumpulkan
timnya. Bergabunglah Dr. Jones (Jo Woo-jin) si penjarah makam legendaris, dan
Shovel Leg (Im Won-hee), yang bisa ditebak, merupakan ahlinya menggali. Kehebatan
naskah Ryu Sun-gyu adalah keberhasilannya menghindari kesalahan banyak pembuat caper story, yang cenderung berambisi
mengumpulkan karakter sebanyak mungkin dalam tim protagonisnya, namun berujung
menyia-nyiakan potensi mereka.
Tim Dong-goo cuma
terdiri atas tiga orang. Lima kalau menghitung Se-hee yang sesekali mengulurkan
bantuan dan Hye-ri (Park Se-wan), si gadis pemakai drone yang tinggal bersama Dong-goo. Kesemuanya diberi kesempatan
bersinar memamerkan keahlian mengagumkan satu sama lain. Dan tak satu pun dari
mereka punya penokohan membosankan. Masing-masing adalah karakter berwarna,
dengan kekhasan yang acap kali berkontribusi menyegarkan filmnya melalui
komedi. Dong-goo yang penuh percaya diri cenderung sombong, Dr. Jones yang
selalu terbuai tiap kehebatannya disinggung, Shovel Leg yang ingin memiliki
pacar, Hye-ri yang “berisik”, hingga Se-hee selaku penetralisir kekonyolan tim.
Semua saling melengkapi.
Tentu saja
penampilan solid jajaran cast berkontribusi
besar. Shin Hye-sun tampil karismatik sampai membuat saya bisa melupakan bahwa
sebuah twist mengenai Se-hee
sejatinya amat lemah akibat tidak dibarengi motivasi memadai. Sedangkan Lee
Je-hoon mampu membuat sosok pria sombong seperti Dong-goo, alih-alih menyebalkan,
malah keren dan mengagumkan, dan lagi-lagi, membuat saya memaafkan lemahnya
pembangunan latar belakang sang protagonis, yang mengakibatkan dampak emosi
filmnya tak sesuai harapan.
Misi-misi
pencuriannya dipresentasikan secara menghibur berkat pacing cekatan sang sutradara, ditambah eksposisi detail rencana
yang gampang dimengerti, tatkala tidak sedikit film heist terlalu mengedepankan kompleksitas, hingga lupa bahwa selain
karakternya, penonton juga harus memahami rencana yang dijalankan. Sayangnya,
di satu poin penting, Sun-gyu memakai elemen deus-ex-machina berupa sebuah fenomena alam, sebagai jalan keluar
alih-alih kecerdikan karakternya. Tapi itu tidak mengurangi kecintaan saya pada
kelompok pencuri keren ini. Ketika Collectors
menyiratkan adanya sekuel dengan skala lebih besar, saya pun berharap
rencana itu terlaksana.
Tidak ada komentar :
Comment Page:Posting Komentar