REVIEW - DOUBLE PATTY

6 komentar

Di kalangan penonton umum, mungkin Double Patty tidak terlalu familiar. Wajar, sebab karya sutradara/penulis naskah Paek Seung-hwan ini memang bukan judul high profile, bukan pula raksasa box office, dengan total perolehan sekitar 15 ribu penonton (tentu ada pengaruh pandemi), sebelum dirilis ke layanan streaming. Tapi bagi sebagian kalangan (termasuk saya), film ini punya arti lebih, mengingat Bae Joo-hyun alias Irene, leader grup Red Velvet, melakoni debut akting layar lebarnya.

Irene memerankan Hyun-ji, yang di sela-sela perjuangannya menggapai cita-cita sebagai news anchor, bekerja di sebuah restoran burger 24 jam. Sedangkan Woo-ram (Shin Seung-ho) adalah atlet ssireum (gulat tradisional Korea Selatan) yang hidupnya tengah berantakan sepeninggal mentornya. Berhenti menjadi atlet, Woo-ram bekerja serabutan, termasuk sebagai bouncer di kelab malam gay. Hingga suatu malam Woo-ram berkunjung ke restoran Hyun-ji, dan kita tahu bagaimana kelanjutannya.

Saya mengapresiasi bagaimana Seung-hwan mau bersabar meluangkan nyaris sejam pertama untuk membangun latar belakang dua tokoh utama, sebelum mempersatukan mereka. Satu jam yang mengalir dalam tempo medium, minim konflik meletup-letup tanpa harus terkesan datar. Tujuannya tentu memunculkan terlebih dahulu koneksi antara penonton dengan masing-masing karakter, supaya saat akhirnya romansa bersemi, kita turut mengharapkan hasil terbaik bagi keduanya.

Tapi ada satu masalah. Masalah besar. Naskahnya kebingungan harus bagaimana memanfaatkan first act tersebut. Seung-hwan seperti tidak tahu apa saja yang mesti ia paparkan, bak asal menumpuk adegan demi adegan, alhasil, alurnya terkesan tidak mempunyai tujuan pasti. Bayangkan ada seseorang yang mendadak ingin pergi ke pantai, lalu nekat mengajak beberapa teman berangkat bersama tanpa rencana, tanpa tahu seluk-beluk jalan, bahkan belum memutuskan pantai mana tepatnya yang hendak dikunjungi. Jadilah ia berjalan tak tentu arah, berkali-kali tersesat, dan saat akhirnya tiba, mungkin teman-temannya sudah terlalu lelah dan tidak lagi memedulikan pantai tersebut. Kita, selaku penonton, adalah teman-teman itu. 

Terkadang pacing-nya terasa draggy, bertahan terlalu lama di satu titik, tapi di kesempatan lain, terasa buru-buru, di mana berbagai elemen penting selaku pondasi penokohan, sekadar numpang lewat. Berantakan. Satu jam berlalu, dan saya masih merasa asing dengan Hyun-ji dan Woo-ram. Padahal tersimpan potensi menuturkan kisah sarat makna, mengenai wanita yang merasa sendirian dan pria yang kehilangan semangat akibat duka. Keduanya sama-sama mempunyai impian, dan setelah menemukan satu sama lain, hasrat mencapai impian itu kembali mereka dapatkan.

Ada kalanya saat menonton, saya merasa seperti sedang menyaksikan drama 16 episode (alias sekitar 16-24 jam) yang dipangkas habis menjadi 107 menit. Satu-satunya penolong datang dari momen kebersamaan Hyun-ji dan Woo-ram. Kedua pemain tidak diberi bekal karakterisasi memadai, namun bisa menghantarkan chemistry cukup solid, melalui deretan obrolan menyenangkan ditemani botol-botol soju. 

Double Patty mencapai titik terbaiknya, tiap dua tokoh utamanya bersama di satu layar. Sayangnya (di luar dugaan) itu jarang terjadi. Mereka lebih sering terpisah, bahkan hingga konklusi yang mestinya jadi puncak emosi dan romantisme. Benar bahwa menjelang third act, keputusan memisahkan keduanya memiliki tujuan, yakni menunjukkan bagaimana dua individu ini lebih dulu "selesai dengan diri sendiri", sebelum siap untuk saling melengkapi. Tapi poin narasi tersebut baru bisa tercapai bila ikatan di antara mereka sudah terjalin kuat, yang mana tidak demikian, karena praktis saat itu Hyun-ji dan Woo-ram baru melewatkan satu malam bersama. 


Available on VIU

6 komentar :

Comment Page:
wulan mengatakan...

jadi abang suka sama irene ya.saya pikir abang bakal gak objektif ngasih nilainya tapi tetep dikasih kurang ya.makin kagum deh hehehe.
tapi bang bakal review dokumenter pulau plastik gak kan kayaknya abang suka dokumenter

Rasyidharry mengatakan...

Jelas objektif. Fans yang waras harus mau ngakuin kalo ada karya idolanya yang gak oke

Pulau Plastik pasti nonton sih

Unknown mengatakan...

Rurounin kenshin dong bang.

Rasyidharry mengatakan...

Belum rilis resmi

Unknown mengatakan...

Oke bang,ditunggu ulasannya.

Unknown mengatakan...

Bang review film your eyes tell (2020) dong 🙏