REVIEW - RECALLED

8 komentar

Menonton Recalled sama seperti menyusun ribuan keping puzzle kompleks, dengan hanya sedikit petunjuk, tanpa tahu gambar yang akan dihasilkan. Membingungkan, kadang membuat frustrasi, tapi bila anda suka teka-teki, proses memecahkannya terasa mengasyikkan, pula memberi kepuasan tersendiri saat akhirnya berhasil. Dan tentunya, Recalled memiliki apa yang hanya bisa dicapai oleh sineas Korea Selatan, yakni perpaduan solid antara thriller-misteri, dengan drama keluarga menyentuh hati. 

Babak pembukanya mungkin penuh kesan tiba-tiba. Entah perkenalan dengan Soo-jin (Seo Yea-ji) yang kehilangan ingatan pasca kecelakaan, atau paparan soal investigasi dua polisi (diperankan Bae Yoo-ram dan Park Sang-wook) terhadap suatu kasus. Kita langsung masuk ke inti penceritaan, tanpa tahu kecelakaan apa yang menimpa Soo-jin, maupun detail kasus yang tengah diusut kedua polisi. Memancing kebingungan di awal, namun seiring terungkapnya fakta demi fakta, nantinya kita tahu, ketidaktahuan tersebut memang esensial bagi narasinya.

Soo-jin yang mulai pulih, pulang bersama sang suami, Ji-hoon (Kim Kang-woo). Walau memorinya buram, sepertinya Soo-jin memiliki kehidupan bahagia. Ji-hoon adalah suami yang baik, dan mereka bakal segera memulai lembaran baru di Kanada. Hingga Soo-jin mulai mengalami fenomena aneh. Dia bisa melihat masa depan, khususnya yang berkaitan dengan maut. Timbul pertanyaan, apakah Soo-jin memang punya kekuatan, atau itu sekadar halusinasi akibat luka yang belum benar-benar pulih? 

Memiliki protagonis penderita amnesia, tidaklah mengejutkan ketika Recalled menyimpan banyak kejutan. Formulanya pun belum meninggalkan konsep "fakta tidak seperti apa yang terlihat di permukaan". Apabila anda kerap mengonsumsi film bertema serupa, mudah menebak jawaban yang filmnya sembunyikan, berdasarkan deretan petunjuk yang tersebar di sepanjang durasi, baik berupa foto-foto, sampai kilatan-kilatan memori sang protagonis.

Bukan berarti Recalled buruk. Sebaliknya, itu berarti naskah buatan Seo Yoo-min (juga duduk di kursi sutradara), menyajikan misteri tanpa harus menipu penonton. Kita diajak ikut berpikir bersama Soo-jin, dan berkat keberadaan petunjuk tadi, serumit apa pun sebuah pertanyaan, selalu bisa dipecahkan lewat proses analisa. Penulisan Yoo-min termasuk rapi. Biarpun berserakan bak pecahan kaca, naskahnya mampu membuat segala elemen misteri tersaji dengan jelas, gampang dicerna begitu tiap keping telah ditemukan, sembari menyisakan ruang bagi kejutan-kejutan kecil di tiap sudut penceritaan. 

Memang belum sempurna. Naskah masih meninggalkan beberapa lubang, termasuk kesan tidak masuk akal mengenai pihak rumah sakit dan kepolisian yang terlalu mudah ditipu, juga pemakaian unsur kebetulan guna membuyarkan batasan antara realita dan halusinasi. Tidak sampai merusak, berkat solidnya penyutradaraan Seo Yoo-min, yang menggerakkan alur secara cepat, namun cermat. Dinamis, tidak terburu-buru, tidak berantakan, sehingga menjaga antusiasme penonton dalam mengikuti kisahnya. 

Tapi sebagaimana saya singgung di atas, sebagai produk khas Korea Selatan, keunggulan terbesar Recalled terletak pada kepiawaian menyuntikkan drama emosional ke dalam thriller-misteri. Ada kematian, ada pertumpahan darah, namun akhirnya, hati penontonlah yang paling tercabik-cabik. Tanpa mengubah bentuk narasi secara ekstrim (mendadak bertransformasi jadi melodrama misal), third act-nya menyampaikan tentang familial love, serta proses seorang wanita untuk keluar dari hubungan abusive. Last shot-nya membuktikan sensitivitas sineas Korea dalam menyulap peristiwa sederhana, menjadi kehangatan yang mengaduk-aduk rasa. 

Keberhasilan Recalled tentu tak terpisahkan dari penampilan Seo Yea-ji. Baik di film maupun drama, Yea-ji piawai menerjemahkan rasa sakit (fisik juga, tapi khususnya psikis) supaya penonton bisa ikut merasakan yang karakternya rasakan, kemudian bersimpati. Ada kesenduan tersimpan di balik kecantikannya yang menghipnotis dan membuat saya hampir pingsan di bioskop tapi bukan kelemahan, karena kegigihan selalu terpancar mengiringi kesenduan itu. Patut disayangkan, akibat kebiadaban jurnalisme, kultur seksis, ditambah minimnya pehaman tentang mental health di Korea Selatan, mungkin entah kapan kita berkesempatan menyaksikan kehebatannya lagi. 


Note: Kalau tidak berkesempatan menonton Recalled di bioskop gara-gara pandemi, jangan khawatir, sebab di akhir bulan nanti, filmnya akan diputar di Klik Film dan Viu 

8 komentar :

Comment Page:
Anon mengatakan...

Mas, nonton black widow dimana nih? Di bioskop apa Web Dl disney+? Wkwkwk

Unknown mengatakan...

Kenapa ya film² Korea yg Bang Rasyid nonton nilainya kebanyakan "lumayan", ya? Apa karena film-film Korsel sekarang nggak bagus-bagus banget ya, Bang?

Rasyidharry mengatakan...

Lah itu mah udah bagus. Kalo berasa kayak film Hollywood dinilai lebih tinggi, ya murni karena opsinya emang lebih banyak aja

Unknown mengatakan...

Oh, gitu, ya. Ok.

Anonim mengatakan...

For the record, Rasyid Harry already have like five or even six South Korean wives. Just saying.

Rasyidharry mengatakan...

Hooooi 😭

Anonim mengatakan...

Kak, coba nonton K-series yang Save Me dah, Seo Yea Ji juga yang amin, asli bikin pusing. Pusing sama ceritanya dan pusing liat Seo Yea Ji cantik banget

Rasyidharry mengatakan...

Nggak kelar. Nggak kuat. Bikin emosi 😂

Emang dasarnya rada kurang masuk sama drama-drama OCN