30/09/22

REVIEW - CONFIDENTIAL ASSIGNMENT 2: INTERNATIONAL

0 View

Pada tahun 2017 kala Confidential Assignment dirilis, Hyun Bin masih susah payah mengembalikan karirnya selepas wajib militer, sekaligus baru kembali membintangi film layar lebar pasca absen tiga tahun. Kini ia salah satu aktor Korea Selatan paling populer. Yoo Hae-jin yang saat itu dikenal sebagai spesialis peran pendukung (meski mulai naik kelas sejak Luck Key setahun sebelumnya), sudah memantapkan status di jajaran atas. Yoona yang lima tahun lalu baru melakoni debut layar lebar, sekarang termasuk aktris paling bankable. 

Lima tahun dapat mengubah segalanya, tapi Confidential Assignment 2: International masih serupa pendahulunya. Ringan, menghibur, punya semua amunisi untuk menjadi suguhan crowd-pleaser, dan tentunya tampil lebih besar selayaknya sebuah sekuel. Jika film pertama adalah buddy comedy mengenai dua figur dengan kepribadian bertolak belakang yang terpaksa bekerja sama, kali ini ada tiga kepala yang mau tidak mau mengesampingkan perbedaan mereka. 

Konflik dimulai ketika Jang Myung-jun (Jin Seon-kyu dengan rambut plus kumis yang mengingatkan pada Charles Bronson di puncak karirnya), bos organisasi kriminal Korea Utara, kabur dari kejaran FBI ke Seoul. Pihak Korea Utara pun mengirim detektif Im Cheol-ryung (Hyun Bin) ke Selatan, di mana ia mesti bekerja kembali bersama Kang Jin-tae (Yoo Hae-jin). Enggan menyerahkan buruannya, FBI yang diwakili Jack (Daniel Henney) ikut turun tangan. 

Di luar pertambahan jumlah protagonis, alurnya tak membawa perubahan siginifikan dibanding film pertama. Bahkan beberapa adegan tampil bak reka ulang, misal momen saat si antagonis dikhianati rekan bisnisnya. Pun untuk menggerakkan cerita, MacGuffin masih digunakan, bedanya, pelat uang palsu digantikan oleh narkoba. 

Kemiripan di atas bukan masalah. The Roundup yang jadi film Korea paling laris 2022 melakukan hal yang sama, dan kualitasnya justru mengalami peningkatan. Sayang, memindahkan tugas menulis naskah ke tangan Im Sung-soon menghalangi Cofidential Assignment 2: International mencapai prestasi tersebut. Im Sung-soon kepayahan dalam menangani intrik sarat konspirasi, sehingga menghasilkan penceritaan kusut, yang tampil lebih membingungkan dari seharusnya. 

Kursi penyutradaraan juga berpindah ke Lee Suk-hoon. Di atas kertas, ia lebih berpengalaman dari Kim Sung-hoon selaku sutradara film pertama dalam hal menangani blockbuster. The Pirates (2014) dan The Himalayas (2015) jadi bukti. Metode Suk-hoon mengarahkan aksi tak semulus Sung-hoon. Penyuntingan frantic diterapkan, ketimbang pemakaian tata kamera dinamis yang dapat menangkap detail koreografi. 

Beruntung, kelemahan teknis itu mampu ia tutupi, dengan membawa tenaga yang memadai untuk melahirkan blockbuster menghibur. Cepat, tangkas, dinamis. Klimaksnya menyertakan nuansa akrofobik intens, meski belum memenuhi potensi maksimal, akibat tak menyatukan tiga tokoh utamanya dalam satu set piece aksi. 

Tatkala aksinya inkonsisten, Confidential Assignment 2: International melempar dua senjata lain yang tidak kalah ampuh. Pertama, interaksi antar karakter. Pertemuan Cheol-ryung dan Jin-tae terasa lain. Bukan lagi dua pihak berlawanan yang saling bergesakan, tapi bagai reuni dua kawan lama. Cheol-ryung lebih fleksibel dan santai, sedangkan Jin-tae makin berdedikasi dalam bertugas. Hangat. 

Kedua, komedi. Film ini menambah kuantitas humor, yang hebatnya, selalu tepat sasaran. Apalagi running joke soal ambisi Park Min-young (Yoona), adik ipar Jin-tae, untuk merebut hati Cheol-ryung, bukan cuma dilanjutkan, tapi semakin ramai berkat hadirnya Jack. Semua cast-nya tampak menikmati aktivitas melucu. Hyun Bin dengan deadpan khasnya; Daniel Henney yang sok pamer; Jang Young-nam sebagai So-yeon, istri Jin-tae, yang ikut terpikat pesona si pria Amerika tampan; Yoo Hae-jin lewat polah-polah "besar" miliknya; dan tentu saja Yoona yang comic timing-nya makin terasah. 

Penggemar Yoona bisa bergembira, sebab porsinya di sini berlipat ganda. Wajar, sebab seperti sudah disebut sebelumnya, ia bukan lagi aktris pemula, melainkan bintang bonafide bermodalkan box office hit 9 juta penonton di filmografinya. Beberapa keterlibatannya mungkin terkesan dipaksakan, dengan dampak minim pada keseluruhan alur, namun ketika tawa penonton berhasil diledakkan, rasanya kekurangan tersebut tidak perlu diambil pusing. Confidential Assignment 2: International mungkin bukan gelaran aksi sekuat film pertama, tapi melalui komedinya, ini adalah crowd-pleaser yang lebih...well, "pleasing". 

5 komentar :

  1. Anonim5:24 AM

    review Blonde bang

    BalasHapus
  2. UNTIL TOMORROW sama Ticket To Paradise gimana bang?

    BalasHapus
  3. Anonim7:12 PM

    CONFIDENTIAL ASSIGNMENT 2: INTERNATIONAL adalah film bagus namun tidak bertahan lama di layar bioskop...

    BalasHapus
  4. Anonim1:04 AM

    kehadiran Yoona sebagai clubber jdnya ga dioptimalkan y.. blm sempet ngapa2in.. wkwkwk

    BalasHapus
  5. Anonim5:24 AM

    Otw nonton

    BalasHapus