Lima tahun lalu Pengabdi Setan menampar penonton saat menampilkan ustaz yang dikalahkan oleh iblis. Tatanan horor kita yang mengakar pada religiositas dirombaknya. Qodrat sebaliknya. Meski tetap menyimpan kerapuhan, sang ustaz hadir bak superhero yang sesekali menyampaikan pesan keagamaan. Bagi saya kedua film itu tak bertentangan, tapi saling melengkapi. Bahwasanya, mana pun perspektif yang dipakai bukanlah masalah. Film bagus tetaplah bagus.
Di tangan Charles Gozali selaku sutradara, yang turut menulis naskahnya bersama Gea Rexy dan Asaf Antariksa, Qodrat dibawa ke ranah yang jarang dijamah horor Indonesia: sajian laga. Tepatnya martial arts Hong Kong, di mana sang ustaz memanggil sang mentor dengan sebutan "guru" alih-alih "kiai". Pun kadang aroma western menyeruak, tatkala padang tandus membentang, ular melata, sambil diiringi musik khas genre itu. Hanya saja, kuda berubah jadi moge, sedangkan peran pistol digantikan oleh tasbih.
Qodrat (Vino G. Bastian) nama jagoan kita. Seorang ustaz ahli rukiah. Setidaknya dahulu reputasinya mentereng berkat kemampuan itu. Sampai kegagalan merukiah sang putera yang dirasuki setan bernama Assuala, menghancurkan hidupnya. Berharap memulai hidup baru, Qodrat pulang ke pesanten milik Kiai Rochim (Cecep Arif Rahman) tempatnya dahulu menuntut ilmu. Sayangnya pesantren itu tak lagi sama. Demikian pula desa di sekitarnya, yang digelayuti teror gaib.
Salah satu korbannya adalah keluarga Yasmin (Marsha Timothy), yang tinggal bersama kedua anaknya, Alif (Keanu Azka Briansyah) dan Asha (Maudy Effrosina). Alif dirasuki Assuala, mengangkat sebilah parang, lalu menusukkannya ke arah sang ibu sambil berteriak, "TUTUP MULUTMU PEREMPUAN LAKNAT!!!". Di situlah saya yakin Qodrat bukan horor biasa saja.
Sekilas ceritanya sangat sederhana. Proses mempertanyakan keimanan dan menangani duka, ditambah twist yang bakal muda diterka oleh para veteran genrenya. Tapi yang unik adalah soal struktur. Saya sering mengeluhkan bagaimana banyak horor kita tampil bak kompilasi teror (baca: jump scare) semata. Ketimbang menghindari itu, Qodrat malah menantangnya. Golnya adalah, bagaimana membuat horor berisi teror tanpa henti agar tidak terasa repetitif. Hebatnya, ia berhasil.
Kadang ia melempar jump scare. Cukup sering pula darah ditumpahkan. Tapi Qodrat paling memukau tiap menjamah area laga. Aksi rukiah sang ustaz tak ubahnya pertarungan superhero melawan supervillain. Dibantu tata kamera garapan Hani Pradigya, Charles Gozali menyuguhkan laga bertempo tinggi yang tak luput menangkap detail koreografi. Hal ini penting, sebab koreonya mumpuni. Walau bersenjatakan doa dan tasbih, Qodrat bisa beraksi dengan mengayunkan pisau. Pisau yang tidak hanya ada di genggaman tangan, juga mulut.
Sama seperti teknik menerornya, Qodrat pun tampil variatif dalam urusan aksi. Tengok klimaksnya yang menawarkan beragam pilihan shot. Marsha Timothy bersinar di situ. Menampilkan keliaran yang mungkin cuma bisa ditandingi oleh Karina Suwandi dalam Sebelum Iblis Menjemput (2018), totalitasnya tertangkap sempurna pada sebuah momen gerak lambat, yang turut jadi cara Charles mengekspresikan kata "epik". Sedangkan bagi Vino, akhirnya ia menemukan peran yang mengakomodasi warna suara khasnya. Ucapan doa tak pernah terdengar se-badass ini.
Jajaran pemeran pendukung tidak kalah kuat, tapi izinkan saya memberi sorotan untuk penampilan Maudy Effrosina. Di tangan yang salah, sosok Asha bisa jadi karakter menyebalkan, tapi Maudy membuatnya sangat berlawanan dari itu. She's likeable. Ditambah kemampuan menangani momen dramatik, selama cermat memilih peran, namanya bisa menjulang di masa yang akan datang.
Terkait karakter Asha, ada satu poin menarik yang sekilas trivial, tapi jarang ditemui di horor kita. Pernahkah anda bertanya-tanya, kenapa karakter di film horor tahu mesti berjalan ke mana meski berada di ruang gelap tanpa cahaya, apalagi kala ia dihantui rasa takut? Di sebuah momen mati lampu, Asha beberapa kali menabrak perabotan di sekelilingnya. Sekali lagi, trivial, tapi menunjukkan bagaimana perhatian pembuat film ini terhadap detail.
Qodrat tampil brutal, seru, liar, namun jangan lupa, ia merupakan horor bernuansa religi. Pemaknaan terkait religiusitas pun diperlukan. Maka hadirlah perspektif mengenai rukiah. Ketika adegan rukiah di horor kita biasanya ditutup dengan seruan "Allahuakbar!", Qodrat berbeda. Kalimat "Innalilahi wa inna ilaihi rajiun" keluar dari mulut Ustaz Qodrat. Kalimat yang acap kali kita lupa, mempunyai arti "Sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nya lah kami kembali". Karena bagi Qodrat, selain ritual pengusiran setan, rukiah juga pergolakan personal dari seseorang yang berjuang untuk merelakan. Seiring ia merelakan, Qodrat pun menyerukan kebesaran Tuhan.
Kayaknya seru. Jadi pingin nonton.
BalasHapusPenasaran ini.... Maturnuwun sanget reviewnipun mas....
BalasHapusJadi penasaran Keramat 2 kira2 bisa menggeser posisi Kodrat sebagai horror terbaik tahun ini gak yaaa 🤔
BalasHapusVino g bastian banyak banget main film tahun ini , bagus2 semua pula
BalasHapusAssalamualaikum Ustad Qodrat
BalasHapusGak review film The School for good and Evil? Bertabur bintang tuh... Tapi....
BalasHapusAduh kyk gini cranya marsha timothy bisa masuk lagi nih FFI tahun depan. ATAU doble nominasi dipiala maya untuk aktris utama
BalasHapussuperhero indonesia : USTADZ QODRAT
BalasHapusNonton Qodrat lebih hemat!
BalasHapusAda promo Buy 1 Get 1 Free buat kamu nonton bareng teman atau pasangan.
•
Tersedia online di XXI, CGV, dan Cinepolis
•
Untuk CGV dan Cinepolis tersedia offline juga.
•
SEGERA BELI TIKETNYA!
Quota terbatas
Jangan lewatkan scene pertama, di hari pertama, di show pertama
BalasHapus
BalasHapusKABAR GEMBIRA❗
-
Nonton Qodrat lebih hemat, ada promo 25% dan 50% dari BCA.
-
Beli tiket film Qodrat via Fitur Lifestyle BCA Mobile.
Kode Promo : Qodrat25 untuk pengguna lama
Kode Promo : Qodrat50 untuk pengguna baru
-
Ayo beli tiketnya sekarang!
Film Qodrat rilis hari ini, Kamis tanggal 27 Oktober 2022.
BalasHapus●
Bergenre horor, film berdurasi 102 menit dengan kategori penonton dewasa (17+)
dengan bangga Film Indonesia menghadirkan superhero Ustadz Qodrat melawan supervillain Assuala, bangkit kembali berperang melawan iblis
BalasHapusQODRAT WILL RETURN...
BalasHapusSenja datang lagi, bernyanyikan sunyi
BalasHapusTampak di rautmu, terbebani diriku
Bicaralah
Tak dapat kumendengar
Suara hatimu
Atau keluhmu
Sebelum terlalu jauh
•
Senja datang lagi, bernyanyikan sunyi
•
Dingin pun tiba
Lalu nelangsa
Seraya merayu ′tuk terlepas darimu
•
Bicaralah
Tak dapat kumendengar
Suara hatimu
Atau keluhmu
Sebelum terlalu jauh
•
Jangan menepi bicarakan ini
Ku tak mau lagi menjadi bebanmu
•
Ungkapkanlah, jangan bersembunyi
Dari maumu, dari lelahmu
Sebelum terlalu jauh
•
Senja datang lagi, bernyanyikan sunyi
Tampak di rautmu terbebani hadirku
Ku tak mau jadi bebanmu
Jangan tunggu nanti
Ku lelah bila terus begini
Momen saat di padang pasir dan terdengar suara adzan itu terasa menyentuh banget, ga kerasa mataku berkaca-kaca
BalasHapusBaru kali ini tepuk tangan di film horor. Blend yang sempurna antara horor, laga dan nilai islami. Seneng banget film Indonesia khususnya horor makin beragam dan bagus.
BalasHapusFilm Qodrat Part 2 : "Pencarian Azizah"
BalasHapusUst. Qodrat dan Ust. Zafar relate ama kehidupan sehari2, tinggal milih mau milih mana haha
BalasHapusdari awal sampai akhir ini film full action...jangan terlambat masuk ruang bioskop, terlambat percuma nanti wajib nonton ulang lagi ke-2 kali....
BalasHapus7 menit pertama awal film seakan memasuki dunia games 1st shooter.....jangan terlambat masuk ruang bioskop
BalasHapusSetuju dgn review ini, baru kali ini film vino pas dengan suara vino,kelirihan dalam seraknya dapat bgt, disemua film suara vino selalu sama sama meski aktingnya juara,namun film ini pas dengan suara vino plus sound ny kece abis
BalasHapustembus 200an ribu penonton kemarin...mantap
BalasHapus300ribuan penonton telah diruqyah usatadz qodrat
BalasHapus479.796 orang telah menjadi saksi perjuangan Ustadz Qodrat melawan Assuala
BalasHapusadegan slow motion nya nggak kuat nih
BalasHapusegg easter : akhirnya ketahuan nasib tokoh utama pada ending film miracle in cell no.7 versi indonesia, ternyata....tokoh utama film miracle in cell no 7 lanjut ke film qodrat jadi ustadz setelah bebas dari penjara...
BalasHapusTembus 1 Juta Nih Film Di Ruqyah Sapu Jagat, keren
BalasHapus"diam kamu perempuan laknat!"...
BalasHapusAda pertanyaan yang belum terjawab walau sudah dua kali menonton. Jadi sebenarnya, apa alasan Yasmin-Assuala bakar-bakar di gudang?
BalasHapus“Ya elah gelap banget dah. Susah amat ngerasukin manusia, gak bisa liat gelap-gelapan. Udah ini mau ngubur pula. (Melihat teplok yang menyala) Eh ada teplok (teplok diambil) Yaelah redup banget dah. (Melihat minyak gas lalu beralih ke barang random di gudang) Hmmm bakar ini kali ya? (Bakar) Nah gini dong, kan jadi terang. bisa liat sekarang. Mari kita mengubur~”
setan suka api dalam film qodrat...
BalasHapustembus 1 juta penonton...
BalasHapusFilm Qodrat sudah ditonton oleh 1.168.848 orang di Bioskop.
BalasHapusMASIH BERTAHAN DARI SERBUAN WAKANDA FOREVER
BalasHapusSalah satu film nasional terbaik tahun ini.
BalasHapusNoktah Merah Perkawinan
Mencuri Raden Saleh
Qodrat