11/08/23

REVIEW - DEAR JO: ALMOST IS NEVER ENOUGH

0 View

Dear Jo: Almost is Never Enough mengangkat topik ibu pengganti. Bukan sebuah pokok bahasan umum di perfilman tanah air. Selain unik, diskusi dari beragam cabang keilmuan dan sudut pandang pun dapat dicuatkan. Sayang, biarpun solid sebagai drama romansa berurai air mata, diskusi tersebut tak pernah muncul akibat penelusuran dangkal yang cenderung main aman. 

Mengadaptasi novel Almost is Never Enough karya Sefryana Khairil, kisahnya membawa kita terbang jauh ke Azerbaijan. Di sanalah Ella (Anggika Bolsterli), Maura (Salshabilla Adriani), dan Joshua (Jourdy Pranata) menjalin persahabatan. Ketiganya orang Indonesia. Maura dan Joshua menikah melalui perjodohan, sedangkan Ella memiliki seorang puteri hasil pernikahannya dengan pria lokal yang kini telah meninggal dunia.  

Pemandangan Azerbaijan, terutama lanskap Xinaliq selaku kampung halaman mendiang suami Ella, ditangkap dengan apik oleh sang sinematografer, Jimmy Fajar. Cantik, namun sesuai proporsi. Tidak berlebihan dieksploitasi sampai memunculkan kesan bahwa Dear Jo adalah "film jalan-jalan" semata. 

Kemudian timbul dilema. Maura dan Joshua yang tak bisa memiliki anak meminta bantuan Ella untuk menjadi ibu pengganti. Meski sempat ragu, kecintaan terhadap sang sahabat ditambah kebutuhan finansial membuat Ella menyanggupi permintaan tersebut. Hingga kecelakaan merenggut nyawa Maura, dan orang-orang yang ia tinggalkan pun kehilangan arah untuk melangkah. 

Banyak perspektif bisa dijamah guna membangun cerita yang tak cuma efektif menumpahkan air mata penonton, pula memancing banyak perenungan kritis mengenai topiknya. Sebutlah terkait dinamika sosial, psikis, gender (Apakah ketidakmampuan memberi keturunan lantas membuat seorang istri "tidak sempurna"?), parenthood, dan religi. 

Naskah buatan Monty Tiwa (juga menyutradarai bersama Lakonde) dan Nataya Bagya hanya menjadikan berbagai perspektif di atas sebagai pernak-pernik yang penelusurannya berhenti di permukaan. Bahkan pembahasan dari sisi agama terkesan canggung akibat diselipkan secara paksa, bak obrolan numpang lewat yang tak menyatu dengan gambaran besar kisahnya. 

Film ini pun mengambil jalan mudah untuk menutup tema kompleksnya. Jalan yang sejatinya logis, berpotensi memuaskan penonton luas (baca: main aman), namun mengaburkan pesan yang hendak disampaikan. Dear Jo bermodalkan potensi besar berkat tema uniknya berakhir tidak lebih dari kisah percintaan belaka. 

Menariknya, keunggulan Dear Jo justru terletak pada di poin yang lebih mendasar. Di luar suatu montase yang terlalu instan untuk menandai titik balik kehidupan para karakternya, serupa drama-drama hasil tulisan Monty lainnya, Dear Jo tampil dengan penceritaan rapi. Tidak penuh gaya, tanpa modifikasi formula, namun sangat nyaman diikuti. 

Penampilan Anggika Bolsterli turut berjasa menjaga kestabilan film. Nama Anggika kerap dilupakan dalam pembicaraan mengenai aktris kelas satu Indonesia, dan di sini ia membuktikan kepantasannya. Mayoritas kemunculan Anggika menuntutnya menumpahkan tangis, tapi ia mampu menghindari kesan monoton. Anggika tahu bahwa walau sekilas nampak sama, air mata bisa menetes karena alasan yang berbeda-beda, dengan situasi batin yang berlainan pula. Dialah alasan utama mengapa Dear Jo: Almost is Never Enough patut dikunjungi meski filmnya sendiri urung memenuhi potensi. 

22 komentar :

  1. Anonim3:54 AM

    Film drama rasa FTV indosiar

    BalasHapus
    Balasan
    1. Anonim11:15 AM

      Mentang2 sutradaranya ,Lakonde, sutradara FTV lgsg dibilang rasa FTV. Mending Baca Review nya dulu baru komen.

      Hapus
  2. Anonim6:36 AM

    banjir darah dan air mata

    BalasHapus
  3. Anonim6:38 AM

    dinamika dunia pelangi

    BalasHapus
  4. Ga sreg sama aktor/aktris yg namanya dibolak-balik gtu, tadinya udh cukup dikenal dg nama anu, eh tiba2 dibolak balik, yg tadinya nama depan jadi ditaro di belakang. Kyk ga konsisten sama identitasnya.

    BalasHapus
  5. Anonim11:44 AM

    film horror terbaik

    BalasHapus
  6. Anonim4:30 PM

    duh ada yang lebih bagus nggak

    BalasHapus
  7. Anonim6:55 PM

    bagus banget

    BalasHapus
  8. Anonim5:13 AM

    gazebo

    BalasHapus
  9. Anonim1:25 PM

    turun tayang

    BalasHapus
  10. Anonim4:41 PM

    Tunggu di Netflix aja

    BalasHapus
  11. Anonim10:10 PM

    bakar duit bikin film ini

    BalasHapus
  12. Anonim9:00 AM

    lets go to streaming

    BalasHapus
  13. Anonim9:04 AM

    buang waktu aja nonton

    BalasHapus
  14. Anonim12:14 PM

    😍😍😍😍😍

    BalasHapus
  15. Anonim7:25 PM

    Ibu Ibu Banyak Nonton ini film

    BalasHapus
  16. Anonim3:54 AM

    Film apa sih ini

    BalasHapus
  17. Anonim3:55 AM

    Film bawa bawa agama cuy

    BalasHapus
  18. Anonim3:55 AM

    Bagus ini film

    BalasHapus
  19. Anonim3:55 AM

    Great Job

    BalasHapus
  20. Anonim3:56 AM

    Anggika Bolsterli, cantik bingits

    BalasHapus
  21. Anonim3:54 PM

    Harus ada season dua si dear jo ini

    BalasHapus