06/09/23

REVIEW - YOU ARE SO NOT INVITED TO MY BAT MITZVAH

0 View

Sebagaimana disampaikan oleh protagonisnya melalui voice over pada sekuen pembuka, ada berbagai macam ritual untuk merayakan titik seorang anak memasuki usia dewasa, termasuk bat mitzvah bagi orang Yahudi yang jadi sentral film ini. Tapi seperti kerap diserukan, "age is just a number". Pertambahan usia tidak selalu berbanding lurus dengan pendewasaan. 

Stacy (Sunny Sandler) akan segera menghadapi pelajaran di atas. Baginya dan sang sahabat, Lydia (Samantha Lorraine), bat mitzvah adalah soal menggelar pesta paling keren. Anggapannya, semakin meriah pesta, semakin cerah masa depan mereka. Keduanya pun bersemangat melakukan persiapan bat mitzvah bersama. 

Di sisi lain, orang tua Stacy, Danny (Adam Sandler) dan Bree (Idina Menzel), punya perspektif yang lebih konvensional. Bat mitzvah merupakan ritual sakral, di mana tetek bengek kemeriahan bukan kewajiban. Terpenting, Stacy bisa membaca Taurat dengan baik. Itulah pendewasaan sesungguhnya menurut mereka.  

Naskah buatan Alison Peck, yang mengadaptasi novel berjudul sama karya Fiona Rosenbloom, menyoroti sekat antar generasi. Peck bukan menjadikannya benturan, melainkan mengimajinasikan kondisi ideal, di mana perbedaan itu dapat eksis bersama. Danny dan Bree punya sudut pandang lain, berusaha mengajarkannya, namun tak memandang rendah pemikiran sang puteri. Sama halnya ketika mereka masih belum benar-benar memahami "wokeness" milik generasi sekarang. 

You Are So Not Invited to My Bar Mitzvah adalah soal harmoni. Tua-muda mesti saling mengisi, sebagaimana pendewasaan yang harusnya bukan cuma tentang pertambahan umur. Kesiapan Stacy menyongsong usia dewasa diuji kala ia menyukai teman sekelasnya, Andy (Dylan Hoffman), yang menyulut konflik dalam persahabatannya dengan Lydia.

Sejatinya You Are So Not Invited to My Bar Mitzvah masih berjalan di pola penceritaan familiar mengenai coming-of-age dengan segala drama dunia remaja miliknya. Gayanya pun lebih dekat ke sajian arus utama ketimbang coming-of-age alternatif yang belakangan mulai marak digaungkan. Stacy bukan gadis populer, tapi bukan juga siswi terasing yang dicap pecundang. Sedangkan humornya masih menyisakan identitas seorang Adam Sandler, hanya saja dengan tingkat kekonyolan menyebalkan yang diredam, sehingga efektif memancing tawa.

Konklusinya terkesan kurang tulus mengakui kesalahan si tokoh utama (Stacy menganggap Andy adalah sosok paling bertanggung jawab di balik pertengkarannya dengan Lydia, walau Stacy sendiri punya banyak peluang untuk tidak memancing permasalahan), yang mana agak bertentangan dengan pesan bahwa "menjadi dewasa berarti mau mengakui kesalahan", namun pengarahan sang sutradara memudahkan saya memaafkan kekurangan tersebut.

Di tangan Sammi Cohen, You Are So Not Invited to My Bar Mitzvah menjadi tontonan yang likeable. Dibantu gambar-gambar berwarna lembut dari kamera sang sinematografer, Ben Hardwicke, Cohen melukiskan semesta anak muda dengan segala kemurniannya, sambil sesekali menghantarkan pemandangan menyentuh kala dibutuhkan. Film ini tak wajib jadi suguhan paling keren atau unik. Dia hanya perlu memaksimalkan apa yang dimiliki. Ya, sama seperti pendewasaan. 

Adam Sandler memboyong seluruh keluarganya untuk berperan di sini. Persoalan nepotisme yang menyulut kontroversi adalah topik obrolan di lain hari, namun harus diakui Keluarga Sandler bermain baik. Ketika Sunny merupakan teman perjalanan yang menyenangkan, sedangkan Sadie mencuri perhatian sebagai kakak yang menyayangi lewat caranya sendiri, maka Adam Sandler membawa kehangatan selaku ayah, yang harus bersikap tenang meski berat menyaksikan sang puteri menjauh seiring pertambahan usia. Mungkin peran ini pun proses pendewasaan baginya. 

(Netflix)

21 komentar :

  1. Anonim6:04 PM

    netflix, again, please...

    BalasHapus
  2. Anonim7:44 AM

    Adam Sandler melakoni horror genre dalam drama keluarga

    BalasHapus
  3. Anonim11:57 AM

    film nya serem banget

    BalasHapus
  4. Anonim12:42 PM

    Adam Sadler's Family di KKN Desa Penari

    BalasHapus
  5. Anonim3:25 PM

    skip beuh

    BalasHapus
  6. Anonim3:26 PM

    YOU ARE SO NOT INVITED TO MY BAT MITZVAH serem banget mirip karnaval malam

    BalasHapus
  7. Anonim3:40 AM

    unfaedah movie

    BalasHapus
  8. Anonim3:41 AM

    Carut Marut naskah Alison Peck yang mengadaptasi novel karya Fiona Rosenbloom

    BalasHapus
  9. Anonim7:29 AM

    ADa nyelip lez-buong cipokan gak nih?

    BalasHapus
  10. Anonim8:19 AM

    film pelangi terbaik

    BalasHapus
  11. Anonim8:20 AM

    kocak konak ini film

    BalasHapus
  12. Anonim5:18 AM

    buang kuota aja

    BalasHapus
  13. Anonim5:18 AM

    nyesel gue nonton

    BalasHapus
  14. Anonim5:19 AM

    worst movie ever

    BalasHapus
  15. Anonim2:24 PM

    lumayan

    BalasHapus
  16. Anonim2:24 PM

    thanks mas rasyid

    BalasHapus
  17. Anonim2:24 PM

    terimakasih review nya

    BalasHapus
  18. Anonim2:25 PM

    another platform please

    BalasHapus
  19. Anonim6:37 PM

    nggak bagus

    BalasHapus
  20. Anonim6:37 PM

    bad movie

    BalasHapus