13/10/23

REVIEW - PAMALI: DUSUN POCONG

0 View

Mengadaptasi kisah The Tied Corpse dalam permainan Pamali: Indonesian Folklore Horror, sesungguhnya Dusun Pocong menawarkan twist luar biasa menarik, yang selain mengejutkan, pula membawa relevansi terkait keberagaman budaya mistis tanah air. Sayang, pencapaian itu dikacaukan oleh satu hal, apalagi kalau bukan ketidakmampuan filmnya bercerita secara memadai. 

Pasca kemunculan singkat di film pertama tahun lalu, kali ini Cecep (Fajar Nugra) mengemban porsi lebih besar, sebagai tukang gali kubur yang datang bersama rekannya, Deden (Bukie B. Mansyur), ke sebuah desa tempat terjadinya wabah mematikan. Keduanya bertugas mengubur mayat korban wabah tersebut yang jumlahnya terus bertambah tiap hari.

Sedangkan tiga nakes, Mila (Yasamin Jasem), Gendis (Dea Panendra), dan Puput (Arla Ailani), turut dikerahkan untuk merawat mereka yang masih bertahan hidup di tengah penderitaan. Tubuh korban dipenuhi luka busuk yang menjijikkan. Kondisi yang mungkin lebih buruk dari kematian. Tapi apa penyebab wabah tersebut? Apa pula alasan di balik teror segerombolan pocong yang mendadak muncul?

Poin plus bagi naskah buatan Evelyn Afnilia yang tak menyalahartikan "kompilasi jumpscare" sebagai "plot". Penampakannya masih "tahu waktu". Poin minusnya, film ini tidak pernah benar-benar bercerita. Menonton Dusun Pocong bak kegiatan mengobservasi rutinitas harian para individu di desa terkutuk. 

Pendekatan di atas berpotensi menghadirkan warna berbeda dibanding mayoritas horor lokal, andai kita berhasil dibuat memedulikan deretan karakternya. Tetapi tidak. Seluruh penokohan tersaji dangkal, begitu pun dinamika interpersonal di antara mereka. 

Minimal jajaran pemainnya telah bekerja maksimal. Dea Panendra begitu baik sampai memudahkan kita membenci Gendis dengan perangai kerasnya, Yasamin Jasem solid seperti biasa, sementara Fajar Nugra berusaha sebisa mungkin memancing gelak tawa bermodalkan materi humor medioker yang naskahnya sediakan. Menurut film ini, memperdengarkan detail suara kotoran keluar saat seseorang buang air besar adalah bentuk kelucuan. 

Kembali ke pembahasan terkait twist di paragraf pembuka. Melalui twist itu, Dusun Pocong mencuatkan perspektif menarik soal pamali. Sebuah pengingat bahwa sejatinya, pamali yang paling pantang untuk dilanggar adalah bersikap sok tahu dengan melupakan peribahasa "Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung". 

Masalahnya, poin-poin yang jadi pondasi twist tersebut hanya numpang lewat, tanpa mengemasnya sebagai misteri yang mengundang tanda tanya. Sekali lagi, alurnya terasa kosong. Bahkan fenomena mengenai wabah pun luput dijawab. Naskahnya bak keliru mendefinisikan "pertanyaan tak terjawab" sebagai "ambiguitas misteri". Apa pula esensi dari keengganan memberi jawaban tentang hal itu? 

Perihal teror, penyutradaraan Bobby Prasetyo cenderung main aman. Tidak buruk. Penonton kasual bakal terhibur oleh penampakan demi penampakan pocong yang dibarengi efek suara berisik. Satu momen yang cukup menonjol adalah ketika seorang karakter menemui ajal secara brutal. Itulah titik terbaik Pamali: Dusun Pocong, sebelum terjangkit penyakit khas horor medioker, yakni babak final antiklimaks yang berakhir prematur. 

25 komentar :

  1. Anonim5:24 AM

    akhir yang membagongkan : Gendis (Dea Panendra) ditemukan jadi ODGJ di hutan sebuah pulau pamali

    BalasHapus
  2. Anonim5:25 AM

    naskah buatan Evelyn Afnilia dan Lele Laila racikan duo duet maut yang keren dalam film PAMALI 2

    BalasHapus
  3. Anonim5:27 AM

    Cecep (Fajar Nugra) & Mila (Yasamin Jasem) berhasil memerankan tokoh cabul chemistry yang kuat di tengah dusun

    BalasHapus
  4. Anonim7:24 AM

    sound system suara jedar jedor berisik melebihi konser heavy metal

    BalasHapus
  5. Anonim7:36 AM

    film komedi khusus para bocil baru melek nonton di bioskop

    BalasHapus
  6. Anonim5:37 PM

    skip, terlalu porno

    BalasHapus
  7. Anonim5:37 PM

    film komedi terbaik setelah film warkop

    BalasHapus
  8. Anonim5:38 PM

    bakar uang tarik cuan naskah busuk

    BalasHapus
  9. Anonim5:39 PM

    nokia susah sinyal

    BalasHapus
  10. Anonim5:40 PM

    akting Yasamin Jasem bikin ketawa ngakak garing

    BalasHapus
  11. Anonim10:45 PM

    Itu anonim yg slalu nyebut Lele Laila, kenapa ya? Sebegitu ngefans nya kah dgn Lele Laila? Apakah ngocok pun pake foto nya dia? Hadehh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Anonim1:45 AM

      wkwk sangean tuh sama lele laila dia gan

      Hapus
  12. Anonim6:17 AM

    skip, terlalu homo film nya

    BalasHapus
  13. Anonim6:18 AM

    luar biasa ngakak tertawa terpingkal pingkal nonton film ini absurd

    BalasHapus
  14. Anonim6:19 AM

    tembus 1 juta penonton

    BalasHapus
  15. Anonim6:23 AM

    Pamali : The Tied Corpse, gemes games barisan sugus putih imut di kulum berjamaah

    BalasHapus
  16. Anonim8:25 AM

    film romantis bucin di tengah acara nakes di pulau terasing

    BalasHapus
  17. Anonim11:05 AM

    KKN NAKES DI DUSUN POCONG

    BalasHapus
  18. Anonim11:05 AM

    pengen banget mandi di sumur

    BalasHapus
  19. Anonim11:06 AM

    sunda jaksel itu mah

    BalasHapus
  20. Anonim12:55 PM

    adegan sensualitas seksualitas benar benar extra joss greng pisan

    BalasHapus
  21. Anonim12:56 PM

    film khusus dewasa

    BalasHapus
  22. Anonim3:09 AM

    skip, terlalu komedi

    BalasHapus
  23. Anonim3:11 AM

    Cecep (Fajar Nugra) terlalu cute

    BalasHapus
  24. Anonim3:11 AM

    anomali permen sugus

    BalasHapus