REVIEW - THE KILLER
Mengadaptasi komik berjudul sama karya Alexis Nolent, The Killer merupakan eksperimen David Fincher terhadap formula cerita balas dendam, di mana sang sutradara membawa pendekatan lebih artsy, lalu menjadikannya observasi mengenai psikis manusia.
Bukan manusia biasa yang diberi sorotan, melainkan pembunuh bayaran tanpa nama (Michael Fassbender). Si pembunuh sangat berpengalaman dalam profesinya. Modus operandi untuk menyempurnakan tugas telah ia kuasai, yang turut penonton pelajari melalui voice over yang mengisi nyaris sepanjang durasi. Seluruh detail diperhatikan, termasuk detak jantung yang konon tak boleh melebihi 60 kali per menit guna menjaga ketepatan saat menarik pelatuk.
Dia begitu ahli, sampai pekerjaan berbahaya tersebut kini menjadi rutinitas membosankan. Walau demikian, The Killer dengan tempo lambat miliknya jauh dari membosankan. Babak pembuka yang mengambil latar Paris adalah sajian prosedural memikat yang mengajak penonton menyerap kesendirian serta kecemasan karakternya, sebelum nantinya, tanpa disadari ketegangan sudah menaikkan detak jantung kita melebihi angka 60 per menit.
Tapi meski dibekali pengalaman segudang serta persiapan luar biasa teliti, si pembunuh gagal menjalankan tugasnya. Tembakannya meleset. Dia pun kabur dari kejaran polisi, kemudian saat Fincher mengarahkan kamera ke roda motor si protagonis yang bergulir di atas jalanan licin kota Paris, saya bertanya-tanya, "Apa dia akan terpeleset?". Kecemasan karakter utamanya sudah menular.
Pelarian tersebut segera berubah jadi aksi balas dendam sewaktu si pembunuh mendapati kekasihnya, Magdala (Sophie Charlotte) diserang oleh dua pembunuh lain. Terdengar sederhana, namun seiring waktu, naskah buatan Andrew Kevin Walker mulai menyiratkan fakta lain. Benarkah balas dendam dengan cara membunuh para penyerang sang kekasih merupakan tujuan utama si protagonis?
Sekali lagi, tokoh utama The Killer adalah individu yang terjangkit rasa bosan akut. Saking bosannya, ia menarasikan semua hal, yang seolah jadi jalan menghibur diri. Sembari mendengarkan lagu-lagu The Smiths, kalimat "Stick to your plan. Anticipate, don't improvise. Trust no one. Never yield an advantage. Fight only the battle you're paid to fight" berulang kali ia ucapkan dalam hati. Hidupnya berkutat di aturan buatan sendiri tersebut, yang akhirnya membentuk rutinitas monoton.
Selepas kegagalan misi di Paris, kalimat di atas tetap ia gumamkan, namun acap kali muncul tindakan berlawanan. Si pembunuh mulai luput mengantisipasi detail, sesekali berimprovisasi, menaruh kepercayaan pada orang lain, dan pastinya, terlibat pertarungan tanpa bayaran. Apakah itu wujud kecerobohan? Pertemuan dengan karakter yang dipanggil The Expert (Tilda Swinton) menggoyahkan anggapan itu.
Di satu titik terjadi perkelahian antara si pembunuh melawan sosok bernama The Brute (Sala Barker). Fincher memamerkan kebolehan menangani baku hantam hard-hitting yang begitu brutal hingga mengobrak-abrik seisi rumah. Ada banyak cara yang protagonis kita dapat tempuh untuk melangsungkan eksekusi, tanpa harus beradu fisik dengan pria yang jauh lebih besar darinya.
Mungkinkah pilihan di atas merupakan kesengajaan yang diambil demi injeksi adrenalin penghilang kebosanan? The Killer bukan kisah balas dendam biasa, melainkan proses mengamati benturan antara "should" dan "want" dalam batin individu. Rasa bosan memang berbahaya.
(Netflix)
25 komentar :
Comment Page:film perhomoan selalu menarik untuk di tonton
Michael Fassbender nude itu nggak mengherankan
skip, over trigger
horror, please
slowburn lgbt+ plot twist
ok bang homo
nggak kuat banget jantung
streaming kuota, skip
too good too sexy
wtf hell this movie, good film
biasa aja, nothing special
bule selalu kehabisan ide cerita, tengok horror kosmik realita indonesia, gali ide dari situ aja
komik karya Alexis Nolent, The Killer lebih asyik daripada film~nya
Screenplay by Andrew Kevin Walker nggak lebih bagus daripada maha karya Lele Laila
OMG,,Netflix...again
Ketika mayoritas anggota grup Cinemagz menganggap ini adalah film terlemah David Fincher 😅
ancur ini film, sangean blas good
film bagus, gratisan
ayo coba liat ulasan lainnya di https://blogmovie98.blogspot.com
Bener kata bang Aria film David Fincher banget, bikin penasaran
skor 6/10, film keren
film banyolan
stop kekerasan
film konak kocak
konak parah beuh
Posting Komentar