16/11/23

REVIEW - PAST LIVES

0 View

Past Lives membawa pengalaman sinematik yang begitu nyata, hingga ia mampu memunculkan tanya, "Apa yang akan dilakukan bila ada di posisi karakternya?". Lewat debutnya selaku sutradara sekaligus penulis naskah, Celine Song mampu menipiskan sekat pemisah antara karya dengan penikmatnya. 

Kesederhanaan gaya tutur ditambah kepekaan sang pembuat terhadap manusia jadi kunci kuatnya realisme Past Lives. Dia enggan meledak-ledak bahkan di saat perjalanan hidup tokohnya cukup dramatis. Nora (Greta Lee) adalah imigran yang di umur 12 tahun pindah dari Seoul ke Toronto, dan kini menetap di New York bersama suaminya, Arthur (John Magaro). Suatu ketika, pasca puluhan tahun berpisah, Nora bertemu lagi dengan Hae Sung (Teo Yoo), sahabat lama pula cinta monyetnya semasa kecil.

Ketimbang mengikuti pakem romansa segitiga atau kisah CLBK, Celine Song memanfaatkan formula genrenya untuk membentuk proses observasi terhadap beragam kondisi manusia. Misal terkait Nora. Kegundahannya bukan sekadar didasari kembalinya cinta masa lalu. Sebagai imigran, Nora terjebak di tengah dua dunia: Hae Sung selaku personifikasi rumah yang ia rindukan beserta kenangan yang terlalu indah untuk dilupakan, dan Arthur yang mewakili realita masa kini juga langkah awal menuju masa depan. 

Kisah Nora bakal terasa relatable bagi para perantau yang dihadang dilema serupa, sebagaimana cinta tak terjamah Hae Sung maupun keresahan Arthur terkait isi hati sang istri bakal mengenai "targetnya" masing-masing. Kedekatan tersebut, yang seolah mengeliminasi batasan antara film dan penonton, dapat dicapai berkat pilihan gaya Celine Song.

Pengadeganannya tak diisi letupan. Sederhana. Alih-alih diledakkan, emosi dibiarkan merasuk dengan sendirinya, tatkala tanpa sadar penonton mengamini betapa nyata Past Lives memotret realita. Sebuah realita berisi karakter-karakter yang tiada beda dengan manusia biasa seperti kita, mengunjungi tempat-tempat yang wajar dikunjungi manusia biasa seperti kita, kemudian mengalami situasi yang pernah dialami manusia biasa seperti kita.

Departemen akting pun berjasa memanusiakan jajaran karakternya. Greta Lee melalui kesubtilan memainkan gesekan batin Nora; Teo Yoo meleburkan kebahagiaan dan kegetiran pria yang mendambakan cinta; John Magaro mencurahkan dilema seorang suami yang sekuat tenaga coba berlapang dada demi membahagiakan sang istri, walau secara alamiah merasa terganggu atas kedatangan "pesaing". Tidak ada antagonis di Past Lives. Tidak ada "pengganggu" maupun "cinta yang dicuri". Hanya ada gambaran wajah realita yang penuh tanda tanya.

Segala pencapaian di atas mencapai puncaknya di ending yang niscaya bakal mengendap di hati, jauh setelah kredit bergulir. Sekali lagi Celine Song jeli menyalurkan emosi, kali ini lewat keheningan yang membuat dunia seolah membeku beberapa saat. Karena pada akhirnya memang tidak ada lagi yang karakternya dapat ucapkan maupun lakukan. Mereka hanya bisa menggenggam erat masa lalu sebagai kenangan, berjalan mengarungi masa kini, sembari berharap masa depan bersikap lebih ramah. 

35 komentar :

  1. Anonim4:03 AM

    naskah buatan lele laila yang paling ambyar

    BalasHapus
  2. Anonim4:03 AM

    film realita horror terhorror sesungguhnya di bioskop

    BalasHapus
  3. Anonim8:03 AM

    Teo Yoo lebih maho macho

    BalasHapus
  4. Anonim8:04 AM

    sutradara sekaligus penulis naskah, Celine Song di bantu lele laila sukses membuat drama horror plot twist slowburn

    BalasHapus
  5. Anonim8:04 AM

    skip, over air mata

    BalasHapus
  6. Anonim3:43 PM

    Arthur (John Magaro) sebagai sugar daddy top keren benar

    BalasHapus
  7. Anonim3:44 PM

    menceritakan sisi gelap Nora (Greta Lee) yang labil

    BalasHapus
  8. Anonim3:45 PM

    halalnya perselingkuhan dijabarkan secara kejam

    BalasHapus
  9. Anonim3:46 PM

    OMG !!!

    BalasHapus
  10. Anonim3:46 PM

    nggak dulu, jelek banget, ngantuk

    BalasHapus
  11. Anonim7:02 PM

    Skip, terkontaminasi sampah plastik

    BalasHapus
  12. Anonim7:38 PM

    In Yun

    BalasHapus
  13. Anonim7:39 PM

    umur 12 berpisah...korea kanada

    12 tahun bertemu via zoom macbook air

    12 tahun bertemu di USA, sudah menikah

    BalasHapus
  14. Anonim7:40 PM

    film A24 emang horror psikologi gebleg

    BalasHapus
  15. Anonim7:41 PM

    meledaklah tangis di akhir cerita di peluk suaminya,,,so idiot,,,

    BalasHapus
  16. Anonim9:23 PM

    film apa an nih...wtf full

    BalasHapus
  17. Anonim9:23 PM

    so crazy this movie

    BalasHapus
  18. Anonim9:24 PM

    hmmmm stupid

    BalasHapus
  19. Anonim9:24 PM

    ketika 2 hati laki laki dipermainkan perempuan labil

    BalasHapus
  20. Anonim9:24 PM

    depresi film

    BalasHapus
  21. Anonim6:41 AM

    anjirrrrr horror gila banget

    BalasHapus
  22. Anonim11:36 AM

    lagi-lagi.. reviewnya udah bagus banget, isi komennya banyak orang gak berpendidikan

    BalasHapus
  23. Anonim2:53 PM

    film nggak ada akhlak

    BalasHapus
  24. Anonim2:53 PM

    bundir ini film

    BalasHapus
  25. Anonim2:53 PM

    cukup sudah, bagus

    BalasHapus
  26. Anonim1:47 AM

    Ini film bagus banget, ngingetin aku film eternal sunshine of the spotless mind, la la land, sama anime 5 cm per second.

    BalasHapus
  27. Anonim8:10 PM

    kisah tragis

    BalasHapus
  28. Anonim8:10 PM

    non perselingkuhan itu bisa

    BalasHapus
  29. Anonim8:10 PM

    mas rasyid, thanks

    BalasHapus
  30. Anonim8:11 PM

    tak pernah lupa cinta pertama

    BalasHapus
  31. Anonim5:09 PM

    🤩

    BalasHapus
  32. Anonim12:00 PM

    Nggak Ada Akhlak

    BalasHapus
  33. Anonim12:00 PM

    Film Sakit Jiwa

    BalasHapus
  34. Anonim12:00 PM

    romantisme selingkuhan

    BalasHapus
  35. Anonim12:01 PM

    Ngomong AKU CINTA ELO aja sulit sampai sakit bathin

    BalasHapus