REVIEW - ALIENOID: RETURN TO THE FUTURE

25 komentar

Choi Dong-hoon selaku sutradara menyebut bahwa ada 50 versi berbeda dari Alienoid: Return to the Future di ruang penyuntingan. Mungkin ia sendiri kelabakan menata narasi ambisius dalam naskah buatannya (yang bahkan sudah disederhanakan dibanding draft awal) supaya tersaji rapi. 

Jangan berani-berani menjajal Return to the Future tanpa menonton film pertamanya yang rilis dua tahun lalu. Rekap di beberapa menit awal tak seberapa membantu karena: 1) Hanya mencakup sekelumit informasi, 2) Disusun secara acak-acakan. 

Saking ambisiusnya penceritaan film ini, mereka yang sudah menonton film pertama pun bukan tidak mungkin bakal tersesat di beberapa titik. Masih membahas perihal perjalanan waktu, alurnya kerap bergerak bolak-balik antara latar tahun 1391 dan 2022. Lemahnya penyuntingan kerap menciptakan lompatan kasar pada transisi kedua masa, yang mempersulit upaya penonton mengikuti kisahnya. 

Di tahun 1391, Yi-an (Kim Tae-ri) dan Mureuk (Ryu Jun-yeol) masih terlibat perebutan pedang ilahi, sementara di tahun 2022, Min Gae-in (Lee Hanee) mendapati kehancuran Bumi makin mendekat akibat ancaman pihak alien. Kedua era tersebut nantinya bakal saling bersinggungan. 

Ambisi terbesar Choi Dong-hoon adalah ketika naskahnya mengajak penonton kembali mengunjungi beberapa peristiwa di film pertama, untuk kemudian mendapatkan perspektif baru dari peristiwa tersebut. Kreativitas gagasannya patut diapresiasi, walau eksekusinya belum mumpuni, terutama soal kerapian bercerita.

Paruh pertama Alienoid: Return to the Future memang cukup kacau sekaligus melelahkan, meski Kim Tae-ri dengan kepiawaiannya melakoni aksi, pula comic timing kepunyaan Jo Woo-jin dan Yum Jung-ah sebagai duo penyihir eksentrik, masih bisa menjaga kestabilan film. 

Barulah di paruh kedua, sewaktu latar beralih ke era modern, segala aspek filmnya mengalami peningkatan drastis. Humor yang tadinya cenderung hit-and-miss mulai konsisten mengenai sasaran, sementara gelaran aksinya mencapai tingkat kreativitas tertinggi. Pengarahan dinamis Choi Dong-hoon mampu menerjemahkan gagasan baku hantam liar miliknya. Tatkala lagu In Dreams kepunyaan Roy Orbison (secara tak terduga) menutup filmnya, kelemahan-kelemahan Alienoid: Return to the Future pun layak dimaafkan. 

25 komentar :

Comment Page:
Anonim mengatakan...

B Movie

Anonim mengatakan...

Film Homo

Anonim mengatakan...

film gajebo dah

Anonim mengatakan...

bocil puber ini film

Mariah Carey mengatakan...

Si ANONIM ini pengen dimutilasi deh keknya 🤬

Anonim mengatakan...

konak kocak

Anonim mengatakan...

skor film : 9/10

Anonim mengatakan...

jelek banget ini film

Anonim mengatakan...

film hoax

Anonim mengatakan...

nyesel gue nonton ini film murahan

Anonim mengatakan...

komedi nggak jelas

Anonim mengatakan...

film keren

Anonim mengatakan...

netflix aja deh

Anonim mengatakan...

tunggu online aja

Anonim mengatakan...

seru bagus

Anonim mengatakan...

lucu membagongkan

Anonim mengatakan...

mirip film kartun anak anak

Anonim mengatakan...

bagus banget

Anonim mengatakan...

asli jelek, bagus yang pertama

Anonim mengatakan...

bersambung...plot twist anjrit

Anonim mengatakan...

badly movie

Anonim mengatakan...

filmnya jelek

Anonim mengatakan...

lagunya keren bo

Anonim mengatakan...

wow mantap

Anonim mengatakan...

lucu