26/01/24

REVIEW - NOT FRIENDS

0 View

Mendefinisikan "teman" memang gampang-gampang susah. Apakah "teman sekelas" bisa disebut "teman" meski jarang bertegur sapa? Ataukah perlu diciptakan tingkatan-tingkatan untuk mengategorikan ragam bentuk hubungan? Not Friends yang jadi perwakilan Thailand di Academy Awards 2024 coba memecahkan tanda tanya tersebut, dengan cara menyoroti proses terbentuknya sebuah pertemanan. 

Pae (Anthony Buisseret) adalah murid baru yang memilih mengasingkan diri sendiri. Bahkan keramahan rekan sebangkunya, Joe (Pisitpol Ekaphongpisit), ia tolak mentah-mentah. Sampai terjadilah tragedi. Joe meninggal akibat tertabrak mobil. Tapi ketika tersiar kabar soal peluang diterima di universitas melalui lomba film pendek (tanpa ujian tertulis), tragedi itu berubah jadi peluang bagi Pae. 

Pae memutuskan membuat film pendek tentang Joe, dengan kedok memberi penghormatan. Bokeh (Thitiya Jirapornsilp), teman sebangku Joe semasa SMP, awalnya menolak rencana itu. Baginya Pae bukan teman sungguhan bagi Joe. 

Siapa dari keduanya yang pantas disebut "teman Joe"? Pertanyaan itu kelak bakal menemukan jawabannya, tapi tidak sebelum Pae dan Bokeh mengesampingkan perseteruan mereka, kemudian bersama-sama memproduksi film pendek mengenai Joe. 

Dari situlah Not Friends turut melempar surat cinta bagi film, atau lebih tepatnya, proses pembuatan film. Beberapa judul populer diparodikan, yang niscaya jadi hiburan tersendiri untuk pecinta film. Bukan berarti alurnya keluar jalur, sebab proses itu jadi cara naskahnya menjelaskan lahirnya pertemanan. 

Produksi yang dijalani Pae dan kawan-kawan sangat sederhana. Tapi kesederhanaan itu, yang membawa semangat "do it yourself", justru memunculkan kebersamaan yang menyatukan. Tanpa sadar mulai terjalin ikatan emosi di hati mereka, walau tadinya tak saling kenal, atau malah saling benci layaknya Pae dan Bokeh. Pertemanan memang tercipta secara alami. Tidak bisa dipaksa, mustahil dipalsukan. 

Penonton bakal mudah merasakan koneksi antar karakter berkat permainan gemilang jajaran pelakon mudanya, yang di satu sisi piawai mengolah emosi secara natural, namun di sisi lain tidak kagok melakoni deretan momen komedik absurd. Berkat performa mereka, visi Atta Hemwadee selaku sutradara sekaligus penulis naskah pun terealisasi.

Naskah buatan Hemwadee begitu imajinatif. Bukan cuma di humor yang kerap hadir dalam bentuk tak terduga, momen dramatiknya pun demikian. Diiringi musik mendayu yang efektif menusuk hati garapan Vichaya Vatanasapt, Hemwadee mampu memunculkan dampak emosi lewat hal-hal yang mungkin takkan tercetus di benak banyak sineas. 

Puncaknya tentu di adegan "Power Point" yang menghadirkan surat cinta luar biasa indah, bukan hanya bagi hubungan pertemanan atau proses produksi film, namun sesuatu yang lebih luas: kehidupan. Meski setelah itu filmnya terkesan terlalu lama mengakhiri penceritaan akibat keharusan "menjawab" twist besar di pertengahan durasi yang sejatinya tidak diperlukan, momen itu tetap tak kehilangan dampaknya.

Jadi siapakah sebenarnya "teman" itu? Rasanya tidak keliru bila mengartikannya sebagai seseorang yang jadi tempat kita berbagi. Berbagi rasa, berbagi cerita, berbagi rahasia, dan tentunya berbagi kehidupan. 

35 komentar :

  1. Anonim5:46 PM

    Naskah buatan Hemwadee kerjasama dengan lele laila top banget

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pemberantasan Anonim Caper2:03 PM

      Anonim caper seperti kamu lebih baik mati aja

      Hapus
    2. Anonim7:38 PM

      Bacot

      Hapus
  2. Anonim5:46 PM

    film yang mengharu biru

    BalasHapus
  3. Anonim5:46 PM

    saya sampai tutup mata nonton film ini

    BalasHapus
  4. Anonim5:47 PM

    romantika yang berkelas

    BalasHapus
  5. Anonim5:48 PM

    nggak sia sia buang cuan untuk nonton di bioskop

    BalasHapus
  6. Anonim5:48 PM

    dimensi karakter yang berkembang tumbuh

    BalasHapus
  7. Anonim5:49 PM

    lupakan logat dialek yang aneh, nikmati alur cerita

    BalasHapus
  8. Anonim5:49 PM

    sentimentil parody horror

    BalasHapus
  9. Anonim5:49 PM

    plastik mirip minyak

    BalasHapus
  10. Anonim5:49 PM

    fenomena homophobia

    BalasHapus
  11. Anonim5:50 PM

    skor film ini cukup 7.5/10

    BalasHapus
  12. Anonim6:05 PM

    Barusan nonton, film pertama di 2024 yang bikin nangis karena saking bagusnya

    BalasHapus
  13. Anonim6:26 AM

    TTM Teman Tapi Mesra

    BalasHapus
  14. Anonim6:27 AM

    cute boys

    BalasHapus
  15. Anonim6:27 AM

    film horror banget ini

    BalasHapus
  16. Anonim6:37 AM

    masih bertahan di bioskop

    BalasHapus
  17. Anonim6:37 AM

    film bocil ABG

    BalasHapus
  18. Anonim6:38 AM

    junkfood movie

    BalasHapus
  19. Anonim6:38 AM

    jelek banget film nya mirip popcorn nano nano

    BalasHapus
  20. Anonim6:39 AM

    tunggu di streaming aja

    BalasHapus
  21. Anonim6:39 AM

    film 21 tahun ke atas

    BalasHapus
  22. Anonim5:17 PM

    thanks mas rasyid atas ulasannya

    BalasHapus
  23. Anonim5:18 PM

    kolom komentar positif, cool

    BalasHapus
  24. Anonim5:18 PM

    film boboan

    BalasHapus
  25. Anonim4:53 AM

    homo banget

    BalasHapus
  26. Anonim4:53 AM

    dunia pelangi negara tetangga, bebas cuy

    BalasHapus
    Balasan
    1. Belajar menormalisasi persahabatan cowok yuk tong. Emg klo cowo sama cowo temenannya harus selalu dg hal2 berbau kasar, brutalkah? Otak lu aja x yang busuk, jd nyimpulinnya ke situ mulu

      Hapus
  27. Anonim4:53 AM

    film gajebo blas

    BalasHapus
  28. Anonim4:54 AM

    gue suka neh ini film

    BalasHapus
  29. Anonim8:17 PM

    gilane ini film

    BalasHapus
  30. Anonim8:18 PM

    film tong sampah

    BalasHapus
  31. Anonim8:18 PM

    perotongan film

    BalasHapus
  32. Anonim8:19 PM

    otong anyut film

    BalasHapus