REVIEW - ESCAPE

2 komentar

Escape mengambil formula film-film tentang upaya kabur dari penjara, lalu memberi twist menarik: Apa jadinya kalau penjara yang dimaksud bukan sebuah bangunan berterali besi melainkan sebuah negara, di mana kepercayaan terhadap "takdir" menumbuhkan tembok-tembok tebal tak kasat mata? 

Setelah 10 tahun menjalani wajib militer sebagai prajurit Korea Utara, Lim Gyu-nam (Le Je-hoon) akhirnya akan segera bebas. Tapi kebebasan itu tak terasa membebaskan akibat sistem ketat di Korea Utara yang mengatur masa depan warganya. Si miskin tetaplah miskin, si kaya semakin kaya. Gyu-nam yang enggan menyerah pada takdir pun memutuskan membelot ke Korea Selatan. 

Setiap malam selepas semua orang di markas terlelap, Gyu-nam mempersiapkan pelariannya. Jarak tempuh diukur, lokasi ranjau dekat garis perbatasan ditandai, peta pun dibuatnya. Tapi sebagaimana film-film bertema "prison break" lain, persiapan matang tersebut bakal diganggu oleh hal-hal di luar perkiraan. 

Naskah buatan Kwon Seong-hwi dan Kim Woo-geun cerdik menyediakan rintangan bagi sang protagonis, sehingga membuat Escape memiliki konflik yang padat selama 94 menit durasinya. Situasi bertambah rumit, skala cerita pun membesar hingga tak lagi cuma berkutat pada upaya Gyu-nam kabur dari markasnya yang terletak dekat perbatasan dua negara. 

Salah satu batu sandungan yang harus dilewati Gyu-nam adalah Mayor Lee Hyun-sang (Koo Kyo-hwan) yang bertugas untuk memburunya. Jika Lee Je-hoon mampu mewakili semangat manusia yang memperjuangkan kebebasan melalui aktingnya, maka Koo Kyo-hwan, seperti sudah sering ia lakukan, tampil layaknya magnet yang begitu kuat menarik atensi penonton. Sang aktor membawakan sosok Lee Hyun-sang secara eksentrik dan menarik, mengingatkan pada Christoph Waltz sebagai Hans Landa di Inglourious Basterds (2009). 

Dinamika Gyu-nam dan Hyun-sang menghadirkan gesekan dua kutub berlawanan. Gyu-nam mewakili sisi yang mendambakan kebebasan dan bersedia mengalami kegagalan selama melangkah di jalannya sendiri, sedangkan Hyun-sang percaya pada suratan takdir, meski itu memaksanya menanggalkan jati diri (di sinilah penampilan spesial dari Song Kang berperan). 

Narasi Escape tidak selalu sempurna. Pertemuan Gyu-nam dengan sekelompok nomad menjanjikan subplot penyelamatan seru yang tak pernah terealisasi, sehingga pertemuan itu seolah hanya dipakai untuk memfasilitasi kemunculan berbagai cameo (Esom, Lee Ho-jung, Hyun Ji Shin). Cukup disayangkan pula, setelah mengisi alur dengan berbagai adu taktik menarik, Escape beralih memakai "leap of faith" yang terkesan malas di babak puncak, tatkala mengharuskan Gyu-nam melintasi ladang ranjau. 

Untungnya pengarahan Lee Jong-pil (Born to Sing, Samjin Company English Class) sanggup menjaga intensitas yang memudahkan penonton memaafkan beberapa kelemahan di atas. Berjalan cepat, padat, akhirnya menutup penceritaan dengan lembut nan hangat, membuat Escape mampu berdiri tegak di tengah banyaknya suguhan bertema konflik Utara dan Selatan. 

2 komentar :

Comment Page: