07/03/12

FOOTLOOSE (2011)

0 View
Saya belum menonton versi tahun 1984 yang dibintangi Kevin Bacon, tapi saya sangat menyukai soundtrack-nya yang dinyanyikan oleh Kenny Loggins. Sebuah lagu dengan nada yang mudah dinikmati meskipun liriknya sangat cheesy tapi dengan kesederhanaan itu lagu Footloose adalah sebuah lagu yang bisa dengan mudah dinikmati dan membuat orang yang mendengarkannya jadi ingin bergoyang mengikuti iramanya. Untuk film versi aslinya sendiri cukup sukses dengan berhasil mendapatkan penghasilan diatas $80 juta. Dimata kritikus sendiri film tersebut tidak buruk-buruk amat meskipun juga bukan termasuk film dance yang kualitasnya amat bagus. Jadi apakah sutradara Craig Bewer dan aktor Kenny Wormald bisa menciptakan remake yang setidaknya bisa menandingi semangat film aslinya?

Kisahnya masih tidak berbeda dengan film aslinya dimana Ren McCormack (Kenny Wormald) adalah seorang pemuda dari Boston yang baru saja pindah ke sebuah kota kecil bernama Bomont setelah sang ibu meninggal dunia. Bomont adalah sebuah kota kecil yang punya hukum amat ketat dimana para remaja dibatasi oleh jam malam, tidak boleh menyetel musik terlalu keras, bahkan tidak boleh menari. Peraturan ekstrem tersebut diciptakan oleh seorang Pendeta bernama Shaw Moore (Dennis Quaid) yang tiga tahun sebelumnya telah kehilangan puteranya dalam sebuah kecelakaan bersama empat orang remaja Bomont lainnya sepulangnya mereka dari pesta. McCormack yang mencintai tarian jelas tidak bisa menerima peraturan ini dan berusaha melakukan perlawanan. Disisi lain dia juga menyukai puteri sang pendeta, Ariel (Julianne Hough) yang juga punya jiwa pemberontak terhadap segala peraturan ketat sang ayah.
Film ini dibuka dengan penuh energi dalam sebuah adegan dance yang diiringi lagu original Footloose. Sebuah pembuka yang menyenangkan dan penuh semangat sehingga saat adegan kecelakaan yang tragis itu muncul mendadak, dinamika emosi yang dirasakan penonton menjadi begitu menarik dimana kesenangan tiba-tiba berubah menjadi tragedi. Hingga saat itu saya masih optimis film ini akan memuaskan, tapi begitu saya disuguhkan dengan berbagai hukum konyol di Bomont yang diutarakan oleh sang Pendeta, saya mulai menjadi kecewa karena bagi saya hukum yang diterapkan tersebut terasa begitu dipaksakan. Jam malam masih sedikit bisa ditolerir, tapi tidak boleh menari? Apakah sang Pendeta dan para dewan kota itu tidak punya masa muda? Saya rasa inisiatif penerapan hukum tersebut di jaman seperti ini sudah tidak relevan lagi dan terasa dipaksakan untuk bisa mengikuti jalan cerita film aslinya. Beberapa letupan konflik kecil lain dan penyelesaiannya juga ada yang masih terasa terlalu dipaksakan.
Tapi biarlah, toh yang saya harapkan dari Footloose bukanlah cerita berbobot tapi adegan dance yang memikat. Cerita cheesy akan bisa dimaafkan andaikan adegan tariannya bagus. Saya pribadi suka dengan penggunaaan musiknya yang tidak mengikuti tren musik yang sering dipakai dalam film-film dance zaman sekarang. Musiknya bukan musik dance-electro-pop tapi tetap musik-musik yang asyik untuk bergoyang sehingga saat menonton film ini saya tidak merasakan bosan karena alunan musik-musiknya yang begitu menyenangkan. Gerakan dance dalam film ini sendiri tidak terlalu banyak dan itu sangat disayangkan karena sekalinya keluar meski tidak dengan koreografi yang unik seperti dalam Step Up tapi saya tetap merasakan energi dari tarian-tarian yang ada. Tapi memang pada akhirnya tarian dalam film ini hanya sebagai "aksesoris" bagi dramanya saja. 

Drama dalam film ini memang cheesy tapi tidak buruk-buruk amat diluar berbagai konflik yang agak dipaksakan. Tidak ada kisah tentang "ikut kompetisi tari" seperti yang umum ditemukan dalam film dance lainnya. Drama dalam Footloose adalah tentang sebuah perlawanan dan keberanian untuk melakukan dobrakan. Dan pesan itu bisa sampai dengan mudah karena penyajiannya yang sederhana meskipun efeknya sendiri tidak terlalu menggugah bagi saya. Jajaran pemainnya tidak mengecewakan juga. Kenny Wormald memang tidak berakting dengan baik tapi dia jelas menari dengan hebat. Hal yang sama juga terjadi pada Julianne Hough. Dia sendiri memang tidak terlalu cantik tapi kesan hot dan seksi jelas terpancar dari dirinya dan itu adalah hal yang penting untuk seorang aktris yang bermain dalam tipikal film seperti ini setidaknya bagi saya. Secara keseluruhan tanpa membandingkan dengan versi aslinya, Footloose versi 2011 ini bukanlah film dance yang buruk meskipun terasa kurang banyak porsi tariannya dan porsi dramanya terasa agak maksa di beberapa bagian. Tapi masih sebuah film yang penuh semangat.

RATING:

Tidak ada komentar :

Comment Page:

Posting Komentar